Minggu, 14 Juni 2015

RENUNGAN HARIAN 8-13 JUNI 2015















RENUNGAN HARIAN SENIN 8 JUNI 2015

2 Korintus 1:1-7
Matius 5:1-12
Mazmur 34:2-9
Bacaan Injil Matius hari ini mengenai pengajaran Yesus tentang bahagia,
yang merupakan bagian awal dari kotbah Yesus di bukit (pasal 5 sd 7).
Pengajaran Yesus dimulai dengan kata : "berbahagialah ........"
apa yang dimaksud "berbahagialah ...." menurut kacamata Yesus?
apakah "berbahagialah ..." mengenai perasaan bahagia, situasi tertentu,
ataukah mengenai sikap hati, yang berbahagia?
masing-masing orang mempunyai konsep mengenai bahagia,
tetapi yang mau kita renungkan hari ini adalah mengenai ucapan Yesus
tentang "berbahagialah ..." , artinya kita diminta untuk berbahagia atau
bersukacita dalam menjalani hidup ini.
Pertama : (ayat 3)
Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena
merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
miskin di hadapan Allah berarti :
mengakui bahwa dirinya lemah dan mudah rapuh sehingga sangat
membutuhkan Allah.

ada dua hal yang membuat seseorang merasa dirinya lemah dan rapuh,
1. miskin harta yang membuat hidup menjadi sulit

tidak semua orang mau mengakui dirinya lemah, terutama bagi orang
yang mengalami kesuksesan karier atau bisnisnya.
orang ini tidak membutuhkan Allah karena ia merasa tanpa Allah, toch ia
meraih kesuksesan dalam hidupnya.
sebaliknya
ada orang yang tahu dirinya lemah namun karena kecewa kepada Allah
dia tak mau meminta tolong karena ia pikir Allah tidak mau menolongnya.
kebenarannya adalah :
kita sangat membutuhkan Allah, karena kita sadar bahwa hanya Allah
yang sanggup membawa diri kita kepada jalan kebenaran dan hidup.

1 Petrus 5:6
rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat supaya
kamu ditinggikanNya pada waktunya.
2. mengakui dirinya berdosa
biasanya orang yang membutuhkan Allah adalah orang yang merasa
dirinya berdosa, seperti
si anak bungsu yang telah menghabiskan harta ayahnya (Lukas 15:18-19)
dan tentang si pemungut cukai.
Lukas 18:13
Pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani
menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata:
Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
disebut empunya kerajaan Sorga,
orang yang mengakui dirinya berdosa menyadari dirinya tidak berdaya
dan sangat bergantung pada Allah sehingga ia mau diatur dan dipimpin
oleh Allah di sepanjang hidupnya.
Kedua : (ayat 4)
Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur
yang dimaksud orang yang berdukacita disini adalah orang yang berduka
menyesali perbuatan dosanya dan ia memohon pengampunan Allah.
Daud sangat menyesali perbuatan dosanya yang telah berzinah dengan
Batsyeba dan membunuh suaminya, Uria. (baca 2 Samuel pasal 11).
di kitab Mazmur pasal 51, doa Daud kepada Allah mengakui dosanya.
disebut mereka akan dihibur,
sebab orang yang telah diampuni dosanya oleh Allah, ia akan bersukacita.
Mazmur 32:1-2a
Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya,
yang dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia, yang kesalahannya
tidak diperhitungkan Tuhan.
Ketiga : (ayat 5)
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena
mereka akan memiliki bumi.

orang yang lemah lembut berarti ia memliki hati yang lembut.
contohnya : Musa dan Yesus sendiri.
Bilangan 12:3
adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya,
lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi.
seseorang lembut hatinya tidak mudah di provokasi dengan kata-kata
sindiran atau kata-kata yang tajam sebab ia lebih memilih diam atau
jika ia memberi jawaban dengan kata-kata lembut, tidak kasar.
selain itu ia juga seorang yang mau mengampuni kesalahan orang
terhadap dirinya.
Amsal 15:1
jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman tetapi
perkataan yang pedas membangkitkan marah.
disebut mereka akan memiliki bumi,
sebab mereka diberkati Allah.
Mazmur 37:29
orang-orang benar akan mewarisi negeri dan tinggal di sana senantiasa.
Ke-empat : (ayat 6)
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena
mereka akan dipuaskan.
orang yang lapar dan haus akan kebenaran memiliki hati yang terbuka
yang mau menerima Firman/Sabda Tuhan dan melakukannya sebab
dengan demikian hatinya disucikan oleh kebenaran Tuhan dari segala hal
keduniawian membelenggu hatinya sebelum mengenal kebenaran Tuhan.
Yohanes 8:32
kamu akan mengetahui kebenaran dan
kebenaran itu akan memerdekakan kamu.
Yesaya 32:17
dimana ada kebenaran, disitu akan tumbuh damai sejahtera dan
akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketentraman untuk selamanya.
dikatakan mereka akan dipuaskan,
hati mereka disucikan oleh kebenaran Firman/Sabda Allah
karena mereka mau menuruti dan melakukannya.
Kelima : (ayat 7)
Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena
mereka akan beroleh kemurahan.

semula seseorang menyadari dan mengakui akan dosa-dosanya (ayat 3),
menyesali dan bersedih atas dosa-dosanya (ayat 4) atau
semula seseorang menyadari dirinya lemah dan rapuh sehingga ia akan
sangat membutuhkan Allah (ayat 3), biasanya ia peduli dan menolong
orang lain yang lemah dan rapuh seperti dirinya (ayat 4).
selanjutnya orang tersebut mengalami perubahan dimana hatinya kian
lembut hati (ayat 5) dan mau dibentuk oleh kebenaran Firman/Sabda Allah
(ayat 6), setelah itu hatinya dipenuhi oleh belas kasihan dan mau memberi
kepada orang lain karena kemurahan hatinya (ayat 7).
jadi untuk sampai ke tahap murah hati, harus melalui proses seperti
yang dijelaskan diatas (mulai ayat 3 sd ayat 6).
itu sebabnya, tidak semua orang memiliki kemurahan hati dan jika sampai
pada titik dimana hatinya dipenuhi oleh belas-kasihan maka pasti orang itu
murah hatinya.
dikatakan mereka akan beroleh kemurahan,
orang yang mau memberi menunjukkan kemurahan hatinya
maka Allah akan membalas kemurahan hati dengan memberikan
kemurahan yaitu melimpahkan berkat kepadanya.
Amsal 11:25
siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan
siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.

orang yang mau mengampuni menunjukkan kerelaan hatinya
maka Allah akan membalas kemurahan hati dengan memberikan
kemurahan yaitu mengampuni dosanya.
Matius 6:14
jikalau kamu mengampuni kesalahan orang,
Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.


Ke-enam: (ayat 8)
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena
mereka akan melihat Allah.
wow sampai tahapan disini, seseorang dapat menyucikan hatinya
dari segala "kekotoran hawa nafsu duniawi" di dalam dirinya karena
ia sudah melewati proses pemurnian sifat dan sikap/karakter dirinya.
1 Petrus 1:15-16
hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu
sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

dikatakan mereka akan melihat Allah,
sebab dengan kesucian hatinya dan kekudusan dirinya maka
orang tersebut dapat bersekutu dengan Allah dan dapat melihat Allah
seperti yang dialami Musa.
Bilangan 12:8a
berhadap-hadapan Aku berbicara dengan dia, terus terang,
bukan dengan teka-teki, dan ia memandang rupa Tuhan.


Ketujuh : (ayat 9)
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena
mereka akan disebut anak-anak Allah.
membawa damai berarti juga membawa kasih.
orang yang membawa damai berarti ia sudah sampai tahap menjadi
serupa dengan Kristus, artinya ia sudah mencontoh perbuatan kasih
yang ditunjukkan Yesus sewaktu berkarya di dunia ini.
seringkali melakukan perbuatan kasih yang mendatangkan kedamaian
memerlukan suatu pengorbanan dari diri kita; entah itu dalam bentuk
kerelaan hati yang mau bermurah hati memberi maupun dalam bentuk
penyangkalan diri dari ego diri atau kepentingan diri sendiri.
apa yang telah dilakukan oleh Bunda Teresa dari Kalkuta dan juga oleh
Santo Fransiskus dari Asisi menjadi model atau contoh bagi kita.

Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai,
bila terjadi kebencian,
jadikanlah aku pembawa cinta kasih,
bila terjadi penghinaan,
jadikanlah aku pembawa pengampunan,
bila terjadi perselisihan,
jadikanlah aku pembawa kerukunan,
bila terjadi kebimbangan,
jadikanlah aku pembawa kepastian,
bila terjadi kesesatan,
jadikanlah aku pembawa kebenaran,
bila terjadi kecemasan,
jadikanlah aku pembawa harapan,
bila terjadi kesedihan,
jadikanlah aku sumber kegembiraan,
bila terjadi kegelapan,
jadikanlah aku pembawa terang,

Tuhan semoga aku ingin menghibur dari pada dihibur,
memahami dari pada dipahami, mencintai dari pada dicintai,
sebab
dengan memberi aku menerima,
dengan mengampuni aku diampuni,
dengan mati suci aku bangkit lagi,
untuk hidup selama-lamanya. Amin.
dikatakan mereka akan disebut anak-anak Allah
sebab memang demikianlah sifat dan sikap sebagai anak-anak Allah
(baca 1 Yohanes 3:1-10),  selain pembawa damai, juga membagikan
kasih kepada orang lain.
1 Yohanes 3:9-10
inilah tandanya anak-anak Allah:
setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi;
sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa,
karena ia lahir dari Allah.

Kedelapan : (ayat 10-12)
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena
merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu di fitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu. 
seseorang menjadi pembawa damai (ayat 9), terkadang mengakibatkan 
datangnya aniaya terhadap dirinya.

Yohanes 15:18-20
jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu
membenci Aku dari pada kamu, sekiranya kamu dari dunia,
tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya tetapi karena
kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia,
sebab itulah dunia membenci kamu.
Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu:
seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya.
jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka akan menganiaya kamu;
jika mereka telah menuruti firmanKu, mereka akan menuruti perkataanmu.

namun kita tidak perlu gentar dan takut menghadapinya sebab
Tuhan berjanji menyertai dan melindungi dirinya (baca Matius 28:18-20),
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.


RENUNGAN HARIAN SELASA 9 JUNI 2015


2 Korintus 1:19-22
Matius 5:13-16
Mazmur 119:129-135
Bacaan Injil Matius hari ini mengenai pengajaran Yesus tentang
garam dunia dan terang dunia, setelah pengajaran tentang bagaimana
seseorang memiliki karakter Ilahi melalui ucapan 8 Sabda Bahagia.
(baca renungan kemarin Senin 8 Juni 2015).
Garam Dunia (ayat 13)
kamu adalah garam dunia. jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah
ia diasinkan? tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
sifat garam adalah asin. masakan tanpa garam terasa hambar.
biasanya orang yang mau diet atau ada penyakit tertentu,
terpaksa tidak mau makanan yang dimakannya itu ada garam sebab
dapat menyebabkan mengganggu penyakitnya.
selain alasan diet dan penyakit tertentu, garam sangat dibutuhkan.
coba saja makan yang tidak ada garamnya, weleh ga enak rasanya.
Yesus memakai perumpamaan garam dunia untuk mengatakan bahwa
hendaknya sikap dan perbuatan kita berdampak baik terhadap orang lain.
ibarat masakan dengan garam menjadi enak dan dapat dimakan orang.
selain sebagai penyedap masakan, garam juga berfungsi untuk
mengawetkan makanan supaya tidak cepat rusak.
ini sesuai dengan karakter orang yang berfungsi sebagai
pembawa damai bagi orang lain.
(baca doa Santo Fransiskus Asisi - doa "jadikanlah aku pembawa damai").
Terang Dunia (ayat 14a,16)
kamu adalah terang dunia.
hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat
perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
Terang itu menyinarkan kemilaunya di tempat yang gelap sedangkan
di tempat yang sudah terang, maka sinar terangnya kurang bercahaya.
Yesus memakai perumpamaan terang dunia untuk mengatakan bahwa
hendaknya kita mengerjakan perbuatan baik supaya orang lain melihat
dan menyadari betapa Tuhan itu sangat baik melalui tangan kita sehingga
mereka tertarik untuk mengalami kasih Tuhan di dalam hidupnya.
Efesus 5:8
memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah
terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,
karena terang hanya berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran.
Apa yang bisa kita pelajari dari perumpamaan garam & terang dunia.
Yesus sudah mengajarkan kepada kita tentang bagaimana memiliki
delapan (8) sikap dan karakter Ilahi pada Matius 5:1-12.

Jika kita tidak memiliki standard karakter Ilahi, hanya disebut sebagai
umat Katolik saja maka bagi orang yang belum percaya kepada Yesus
akan berkata begini :

"apa bedanya kamu percaya kepada Yesus, jika sikap kamu sama saja
seperti dulu; menyebalkan dan menjadi trouble maker, gampang emosi,
bicara kasar, dendam dan tidak mau mengampuni, iri hati, pembohong,
egois kebangetan, suka mabok, suka menyuap, cari duit pakai cara kotor,
dan masih banyak lainnya melakukan cara hidup lama yang sama sekali
tidak mencerminkan sebagai orang beriman kepada Yesus.
kita harus tampil beda sesuai dengan perbuatan kita yang mencerminkan
bahwa kita ini orang Katolik, orang beriman kepada Yesus.
Kualifikasi kita mesti serupa dengan Yesus, yang sangat terkenal dengan
perbuatan KasihNya selama berkarya di dunia ini.
sesungguhnya kita ini menjadi panutan bagi orang lain.
untuk itu kita harus menjadi garam dan terang bagi orang disekitar kita.
dunia sekarang ini berada dalam kegelapan; banyak perbuatan jahat
dan kuasa kegelapan menguasai hampir sebagian manusia.
tidak heran, disana-sini di segala pelosok dunia ini terdengar sana-sini
kemelaratan, kerusakan lingkungan alam dan kerusakan moral manusia.
di negeri kita saja, setiap hari ada berita tentang narkoba, kejahatan,
dan degradasi moral, entah itu pejabat pemerintah, maupun masyarakat.
sebentar saja duduk melihat televisi, mendengar siaran berita ...
waduh membuat orang menjadi takut, ngeri, dan cemas-khawatir.
dunia saat ini membutuhkan "angin segar", membutuhkan seseorang
yang membawa sukacita, seorang penolong,, butuh kabar baik yang
menyejukan hati yang memberi dorongan semangat untuk hidup.
siapa lagi kalau bukan kita, yang katanya percaya kepada Yesus ...
seharusnya menjadi penerus karya Yesus yang menyebarkan kasih
kepada dunia ini ...
atau
paling sedikitnya perbuatan kita sebagai orang Katolik yang baik
yang tidak tercemar.
dengan demikian perkataan Yesus pada ayat 16 terjadi pada kita,
.... supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan
memuliakan Bapamu yang di sorga.
sudah waktunya kita bertindak, bukan hanya bicara saja
sudah waktunya kita berkarya, bukan hanya belajar terus
sudah waktunya kita berbuat sesuatu, bukan hanya menuntut saja.
sudah waktunya musim menabur dan menanam benih kebaikan ...
bukan hanya mengumpulkan harta duniawi belaka.

sudah waktunya kita menjadi garam dan terang dunia.
apa jawabanmu ketika Yesus bertanya :
sudahkah engkau menjadi garam dan terang dunia?


RENUNGAN HARIAN RABU 10 JUNI 2015

2 Korintus 3:4-11
Matius 5:17-19
Mazmur 99:5-9
Bacaan Injil Matius hari ini, Yesus mengatakan bahwa hukum taurat
tetap berlaku dan tidak ditiadakan melainkan digenapi.

ayat 17
janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan
hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya.
sampai sekarang, masih ada pendapat orang beriman yang
berpandangan bahwa hukum kasih menggantikan hukum taurat.

perkataan Yesus tentang hukum taurat ini menjawab pertanyaan orang
bahwa hukum taurat tetap berlaku sampai selamanya.
ayat  18
Aku berkata kepadamu: sesungguhnya selama belum lenyap langit
dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan
dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
rupanya sejak jaman Yesus, permasalahan apakah hukum taurat ditiadakan atau tidak sudah ada.dan di jaman kita sekarang ini juga masih hangat diperbincangkan,
hukum taurat tidak relevan lagi dibahas dibandingkan perbuatan Yesus
yang sarat dengan kasih dan belas kasih lebih menyentuh banyak orang.
terkadang juga ada yang berpandangan lebih baik menekuni kitab-kitab
di Perjanjian Baru daripada kitab-kitab di Perjanjian Lama.
hukum taurat sepertinya mewakili Perjanjian Lama,
ketentuan dan peraturan yang ditetapkan dalam hukum taurat
sepertinya mulai ditinggalkan padahal sesungguhnya saling berhubungan
dengan kitab-kitab di Perjanjian Baru.
satu contoh menarik tentang peraturan / ketentuan hukum taurat
terjadi perbedaan penafsiran diantara kalangan katolik dengan kristen
non katolik mengenai persembahan persepuluhan;
apakah wajib atau tidak wajib dilakukan oleh umat?
menurut hukum taurat (=kejadian,keluaran,imamat,bilangan,ulangan),
bahwa setiap orang menyisihkan sepersepuluh bagian dari penghasilan
ke 11 suku bangsa Israel kepada suku lewi yang mendapat tugas sebagai
imam untuk mengurusi rumah Tuhan atau istilah sekarang disebut gereja.
dan semakin seru penafsiran orang tentang persepuluhan terutama
di kalangan Kristen non Katolik, yang mengatakan bahwa : wajib dilakukan
sebab bagian sepersepuluh bagian itu adalah milik Tuhan.
Imamat 27:30
segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih
di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik Tuhan;
itulah persembahan kudus bagi Tuhan.
diluar kitab taurat dan ada di Perjanjian Lama, mengatakan demikian :
Maleakhi 3:10 
bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah
perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan
ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan
bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu
sampai berkelimpahan.

selanjutnya di dalam perjanjian baru,
Ibrani 7:5 
mereka dari anak-anak Lewi, yang menerima jabatan imam, mendapat
tugas, menurut hukum Taurat, untuk memungut persepuluhan dari umat
Israel, yaitu dari saudara-saudara mereka, sekalipun mereka ini juga
adalah keturunan Abraham.


dari kalangan Katolik mengatakan,
mosok milik Tuhan cuman sepersepuluh bagian, padahal semua itu
milik Tuhan dan jika mau memberi tidak harus sepersepuluh bahkan
bisa lebih dari itu sebab yang terpenting adalah kerelaan hati memberi.

2 Korintus 9:7
hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya,
jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi
orang yang memberi dengan sukacita.
daripada berdebat, lebih baik kita dengarkan perkataan Yesus,
dari bacaan Injil Matius hari ini,
ayat 19
siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang
paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan
menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi
siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum
Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
memberi itu harus didasari oleh kemurahan hati, bukan karena dipaksa
sebab dengan memberi, mencerminkan sikap hati seseorang.

sudah dibahas di renungan kemarin bahwa tidak banyak orang yang
memiliki kemurahan hati yang dilandasi oleh hati yang penuh belas-kasih
sebab ada proses yang harus dilewati hingga menjadi murah hati.
bahkan ahli taurat dan orang farisi yang terkenal sebagai golongan yang
berkuasa yang menetapkan banyak peraturan, termasuk sepersepuluhan
ternyata belum sepenuhnya memiliki kemurahan hati.

Matius 23:23 
celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.
Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaika
n.
ada yang mengatakan bahwa hukum taurat sulit dilaksanakan sebab
sangat berat dan sepertinya mustahil dapat dilakukan maka dari itu
lebih baik berpegang pada hukum kasih.
siapa yang berani mengatakan bahwa hukum kasih
lebih dapat dilakukan daripada hukum taurat ?
menurut saya,
justru hukum kasih lebih menuntut kesucian hati agar bisa melakukannya
sebab bicara mengenai kasih itu berarti hati kita sudah diubahkan
menjadi hati yang penuh belas-kasih dan sudah menyerupai kasih Yesus.
tanpa kemurnian dan kesucian hati, maka tidak dapat berbuat kasih
yang sesungguhnya dan berkenan bagi Tuhan.
kita tahu, sifat manusia cenderung mau menerima daripada memberi.
hayo, kita tanya pada diri kita masing-masing ...
dari penghasilan kita, seberapa banyak kita memberi dengan rela?
sedangkan hukum taurat mengatakan berilah sepersepuluh bagian
dari penghasilanmu;
pertanyaannya : rela engga memberi sepersepuluh bagian dari gajimu,
dari omzet penjualanmu; dari hasil netto setelah dipotong biaya saja
kayaknya masih "agak berat sih memberi" ...
itu hanya sebagian kecil dari hukum taurat yang populer diperdebatkan.
sedangkan bagian terpenting dari hukum taurat seharusnya menjadi
fokus perhatian utama dilakukan.
kita ga bisa mau menuruti hukum taurat (juga hukum kasih) sesuai yang
kita mau lakukan untuk kepentingan diri sendiri.
itu sebabnya Yesus mengatakan dalam Matius 23:23 alinea bawah :
... yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
sesungguhnya kita menuruti dan mentaati Tuhan didasarkan atas
ungkapan syukur kita kepada Tuhan yang telah memelihara dan berkati
hidup kita dengan KasihNya yang Mulia yakni Kasih Agape.

sudah seharusnya, kita mau menyenangkan hati Tuhan yaitu
dengan berbuat kebaikan kepada orang lain dengan kasih juga.

kita tidak terpaku, apakah ini hukum taurat atau bukan,
yang penting kita berbuat kasih karena kita memiliki kemurahan hati
dan karena kita mau menyucikan hati kita dari segala "kotoran duniawi"
supaya hati kita bersih dan perbuatan kita menyenangkan hati Tuhan.
kita tidak membahas lebih dalam mengenai hukum taurat namun
jika mau mempelajari hukum taurat itu menarik sebab kita ditantang
merenungkan dan memposisikan diri kita pada situasi di jaman itu,
bukan situasi di jaman kita sekarang ini.
banyak peraturan dan ketentuan di kitab imamat, terkadang sulit kita
bayangkan koq bisa yach seperti demikian ditetapkannya.
tulisan-tulisan dari Rasul Paulus tentang hukum taurat, terutama di kitab
Roma ( terutama pasal 7 ) dan kitab Galatia.
jika kita belum membaca dan memahami bacaan dari ke 5 kitab taurat
maka sepertinya pandangan bahwa hukum taurat sudah tidak berlaku
setelah Kristus datang membagikan Kasih Agape.
misalnya :
Galatia 3:24-25
hukum taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang supaya
kita dibenarkan karena iman dan sekarang iman itu telah datang, 
karena itu kita tidak berada lagi dibawah pengawasan penuntun (=taurat).
dalam bacaan Injil hari ini, kita diajak untuk mentaati segala ketetapan,
peraturan, perintah Allah, baik di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru
segala sesuatu yang tertulis di Alkitab, pasti ada maksud dan tujuannya
untuk kebaikan kita.
benarlah apa yang dikatakan Yesus, bahwa hukum taurat tidak dapat
ditiadakan atau diabaikan sebab justru melalui hukum taurat maka
disempurnakan oleh hukum kasih.
Yesus berkata pada ayat 17b : ... Aku datang bukan untukmeniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya.


RENUNGAN HARIAN KAMIS 11 JUNI 2015


Kisah 11:21b-26, 13:1-3
Matius 10:7-13
Mazmur 98:2-6
Hari ini kita memperingati Santo Barnabas, rekan sekerja Paulus
dan bacaan Injil Matius hari ini mengenai Yesus mengutus ke 12 rasul.

Ada beberapa hal yang patut kita renungkan dan lakukan :

Hal Pertama
Perintah Yesus kepada 12 murid utama (=para rasul) untuk pergi
melakukan tugas perutusan dan tugas pelayanan.

Matius 10:7
Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.
sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati;
tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan.....

memberitakan Kerajaan Sorga sudah dekat merupakan tugas perutusan
yang Yesus perintahkan kepada ke 12 murid utama (=para rasul) dan
juga diperintahkan melakukan tugas pelayanan untuk menjadi saluran
Berkat Allah bagi orang lain yang membutuhkan kesembuhan
sakit fisik dan sakit rohani serta mengusir setan-setan.
​para rasul meneruskan ajaran Yesus kepada murid-murid dan 
kepada banyak orang percaya kepada Yesus, kemudian murid-murid
meneruskan ajaran para rasul hingga ke generasi kita sekarang dan
sampai seterusnya, kitapun meneruskan ajaran para rasul kepada
generasi berikutnya dan seterusnya.
inilah dasar iman katolik meneruskan pengajaran iman rasuli.

Yesus menjelaskan Kerajaan Sorga melalui perumpamaan supaya orang
lebih mudah mengerti sebab Yesus selalu memberitahukan apa maksud
dan makna dari setiap perumpamaan yang Ia sampaikan.
kita juga harus mengerti dan memahami apa yang harus diwartakan
atau diberitakan tentang Kerajaan Sorga atau Kerajaan Allah.

Injil Matius menggunakan kata Kerajaan Sorga karena orang Yahudi
sangat menghormati Allah (=Yahwe), dan sang penulis Matius
menggantikan kata Kerajaan Allah menjadi Kerajaan Sorga.
(Injil Sinoptik lainnya menggunakan kata Kerajaan Allah).
pewartaan / pemberitaan yang kita sampaikan kepada orang lain,
sepenuhnya dan seluruhnya mengenai cinta kasih Allah
yang sangat mengasihi manusia supaya manusia mengalami hidup
bersama dengan Allah.

hanya ini satu-satunya yang kita ceritakan, kita beritakan, kita bagikan,
supaya orang yang mendengar pemberitaan / pewartaan kita,
mau mengambil keputusan untuk meninggalkan cara hidup duniawi
dan mengikuti dan memasuki cara hidup bersama dengan Allah.

kita jelaskan kepada orang lain, alasan mengapa kita mau hidup
bersama dengan Allah sebab kita sudah mengalaminya dan menikmati
pemberian Allah secara gratis, yach gratis alias cuma-cuma, dan
karena itu kita juga membagikan secara gratis supaya orang lain juga
mengalami hidup bersama dengan Allah.
Matius 10:8b
....kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu
berikanlah pula dengan cuma-cuma.
Hal Kedua
Perintah Yesus supaya tidak membawa bekal barang berharga
ketika melakukan tugas perutusan.
Matius 10:9-10
janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat
pinggangmu dan janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan,
janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab
seorang pekerja patut mendapat upahnya.
sepertinya Yesus berbicara mengenai soal harta duniawi,
padahal bukan itu yang dimaksud.
jika kita cermati dan renungkan secara mendalam, maka kita akan
menemukan maksud Yesus sesungguhnya.

sedikitnya dua hal yang bisa menjadi tuntunan bagi kita ketika hendak
melakukan tugas perutusan dan tugas pelayanan, yaitu :
1. Yesus menghendaki para rasul untuk tidak mengandalkan harta dunia
     ketika melakukan tugas perutusan dan tugas pelayanan.
2. Yesus menghendaki para rasul untuk memurnikan motivasi mereka
     melakukan tugas perutusan dan tugas pelayanan.
seringkali orang meributkan soal duit, atau biaya yang diperlukan untuk
melakukan tugas-tugas perutusan dan tugas-tugas pelayanan.
duit memang dibutuhkan tetapi bukan menjadi hal utama, apalagi menjadi
penghalang atau penghambat untuk melakukan tugas pelayanan.
jika tugas tersebut memang diperintahkan Allah untuk kita kerjakan maka
kebutuhan biaya-biaya pasti dicukupkan oleh Allah.
banyak kesaksian dari orang-orang yang sudah menyaksikan betapa
Allah melimpahkan berkatNya untuk tugas-tugas yang Allah perintahkan
bagi dirinya untuk melaksanakannya, asalkan orang tersebut telah
memurnikan motivasinya hanya semata-mata untuk menyenangkan Allah.
selain biaya persiapan tugas perutusan dan pelayanan,
orang ragu-ragu mau turut ambil bagian dalam tugas tersebut karena
memikirkan bagaimana biaya hidupnya.
jika memang membutuhkan duit untuk kebutuhan hidupmu,
silahkan diterima pemberian stipendium yang diberikan orang lain
sebagai bentuk terima-kasih mereka karena engkau sudah melayani.
1 Korintus 9:13-14
tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus
mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka
yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu?
demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang
memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.
Yesus sudah mengatakan hal demikian yaitu,
Matius 10:10b
... seorang pekerja patut mendapat upahnya.

akan tetapi, upah itu tidak harus diartikan duit / uang ....
ada sukacita dan damai sejahtera setelah engkau selesai melakukan
tugas-tugas dari Allah.
yach, upah itu bisa berbentuk duit dan sukacita-damai sejahtera.
itu sebabnya Yesus mengatakan kepada para rasul supaya tidak bawa
bekal apapun supaya mereka fokus pada tugasnya sedangkan segala
keperluan lainnya dicukupi melalui tangan-tangan orang lain yang sudah
ditetapkan Allah untuk diberikan kepada kita.
Matius 10:11
apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak
dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat.
Rasul Paulus menasehati muridnya yaitu Timotius, seperti Yesus yang
menasehati 12 muridNya dalam Injil Matius hari ini, yaitu :
2 Timotius 2:4
seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya
dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian
ia berkenan kepada komandannya.
Hal Ketiga
Perintah Yesus kepada ke 12 muridNya (=para rasul) supaya
mereka bersungguh-sungguh melaksanakan tugas dariNya.
Matius 10:12-13
apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka.
jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya,
jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.
berilah salam maksudnya adalah kita memberikan yang terbaik
kepada orang yang kita layani.
persoalan apakah mereka menerima pewartaan/pemberitaan dan
pelayanan yang kita lakukan, itu adalah urusan mereka sendiri sebab
jika mereka menolak berarti Berkat Allah yang seharusnya mereka terima
akan diberikan kepada kita.
masih ingat ya tentang perumpamaan talenta ( Matius 25:14-30),
bagaimana sikap orang yang diberikan satu talenta dan menolak untuk
mengelolanya maka bagian darinya diberikan kepada orang lain yang
menerima 10 talenta.

Matius 25:28
sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan
berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
saat kita mengerjakan tugas-tugas dari Allah, hendaknya sikap kita
adalah serius dan sungguh-sungguh, tidak perlu memusingkan apakah
orang lain mau menerima keberadaan kita atau tidak,
bahkan terkadang cercaan, sindiran, perlakuan kasar, dicuekin, adalah bagian yang kita terima setelah melakukan tugas tersebut.
kita melakukan tugas dari Allah, bukan melakukan tugas dari manusia
oleh sebab itu kita tidak perlu tersinggung atau merasa tidak dihargai
bila menerima perlakuan demikian.

perlu kita waspadai adalah : apakah kita menjalankan tugas dari Allah ?
ketika kita mau melakukan tugas-tugas pelayanan, terkadang terselip
kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok di balik tugas tugas
pelayanan tersebut.
untuk itu, kita harus discerment atau sedikitnya kita berdoa dulu
sebelum melakukan tugas-tugas tersebut supaya kita mengerjakannya
sesuai dengan yang Allah inginkan untuk kita kerjakan.


RENUNGAN HARIAN JUMAT 12 JUNI 2015


Hosea 11:1,304,8c-9
Yesaya 11:2-6
Yohanes 19:31-37
Efesus 3:8-12, 14-19
Hari ini hari raya Hati Yesus yang Maha Kudus dan bacaan Injil hari ini
dari kitab Yohanes mengenai perikop tentang lambung Yesus ditikam.
Yesus selalu iba hatinya melihat banyak orang mengalami penderitaan,
dimanapun Ia berada, hatinya senantiasa penuh belas-kasihan dan segera
menolong; menyembuhkan orang sakit, memberi makan kepada orang
yang kelaparan, mengusir setan yang merasuki dan membelenggu orang,
pokok e hati Yesus amat sangat lembut dan baik hati.
Tidak salah bila gereja katolik menetapkan hari jumat pertama setelah
hari raya Tubuh dan Darah Kristus sebagai hari raya Hati Yesus yang
Maha Kudus dan biasanya sehari setelahnya ditetapkan juga peringatan
Hati Tersuci Santa Perawan Maria.
Hati Yesus yang Maha Kudus dilukai oleh mahkota duri dan lambungNya
ditikam oleh tombak sedangkan Hati Maria ditusuk oleh pedang.
sebagian umat katolik berdevosi kepada Hati Yesus yang Maha Kudus,
dengan melakukan doa novena sebanyak 9 kali berturut-turut setiap hari
pada jam yang sama, dengan maksud sebagai silih dosa-dosa kita yang
seringkali tidak menghormati Yesus yang Maha Kudus, yang selalu mau
menolong kita karena hatiNya penuh belas kasihan.
Matius 11:28-29
marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat,
Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan
belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan
jiwamu akan mendapat ketenangan.
dunia sangat membutuhkan hati-hati yang mau berbelas-kasihan karena
semakin hari dunia ini semakin diliputi oleh kegelapan dimana
banyak hati-hati yang keras, hati-hati yang dingin, hati-hati yang maunya
dihibur dan dikasihi tetapi tidak mau menghibur dan tidak mau mengasihi.
dunia saat ini kekurangan hati-hati yang penuh belas kasihan seperti
yang dimiliki oleh Yesus, dan benarkah sudah semakin langka ditemui
hati-hati yang berbelas-kasih???
apakah hati anda-kah yang tersedia dapat mencurahkan belas-kasihan
terhadap hati-hati yang sedang kekeringan, yang sedang menggelepar
merindukan sentuhan kasih, dan hati-hati yang sudah menunggu lama
untuk dihibur dan dikasihi.
kita tidak membahas bacaan Injil hari ini dari sudut teologi atau dari sudut
pengetahuan kitab suci melainkan kita hendak merenungkan dari sisi
kedalaman hati kita masing-masing supaya semakin hari semakin
menyerupai hati Yesus yang penuh dengan belas kasihan.
coba kita sisihkan waktu sejenak, tengok orang-orang disekitar kita,
apakah itu salah satu anggota keluarga ataukah sanak-famili kita,
bisa juga kita coba peduli kepada teman-teman dan tetangga di sekitar kita
apakah mereka sedang gundah-gulana; mungkin hati mereka sedang
menjerit minta dikasihani, membutuhkan sentuhan kasih dari kita?
memang setiap hari orang disibukkan oleh urusan mencari duit,
apapun alasan dan tujuan mencari duit, janganlah sampai menghalangi
untuk berbagi kepedulian kepada orang lain di sekitar kita,
barangkali mereka sudah diambang batas kesadaran sehingga tergoda
untuk mengakhiri hidup dengan jalan bunuh diri ....
kita sudah baca dan dengar berita tentang seorang ibu yang bunuh diri
dengan jalan menabrakkan dirinya kepada kereta api, ....
dan ramai-ramai orang berkomentar dan bersimpati seraya bergumam :
"mengapa ibu itu menempuh jalan pintas?"
seringkali, orang hanya bersimpati tetapi tidak berbuat sesuatu !
dunia membutuhkan kita, dunia membutuhkan tindakan nyata yang
didasari oleh hati yang penuh belas kasihan.
bukankah Yesus sudah memberi contoh bagaimana berbuat kasih dan
Yesus sudah mengingatkan kita agar berbuat sesuatu :
Matius 25:42-43
ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan;
ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum;
ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan;
ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian;
ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.
Yohanes 15:12-14
Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi,
seperti Aku telah mengasihi kamu.
tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang
memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat
apa yang Kuperintahkan kepadamu.
kita tidak cukup hanya berdoa novena 9x berturu-turut untuk menunjukan
kasih kita kepada Hati Yesus yang Maha Kudus, tetapi Yesus lebih senang
jika kita berbuat sesuatu menghibur hati-hati yang sedang menanti dihibur.
Semoga permenungan kita akan Hati Yesus yang Maha Kudus,
menyentuh hati kita untuk segera mau berbuat sesuatu supaya
banyak hati-hati yang nelangsa, hati-hati yang dahaga, mendapatkan
kesegaran oleh sentuhan hati kita yang penuh dengan belas kasihan.


RENUNGAN HARIAN SABTU 13 JUNI 2015


2 Korintus 5:14-21
Matius 5:33-37
Mazmur 103:1-4, 8-12
Hari ini memperingati hati tersuci Santa Perawan Maria dan
bacaan Injil Matius hari ini, Yesus mengatakan adalah tidak baik bila
seseorang bersumpah demi ... segala sesuatu, untuk meyatakan
bahwa dirinya benar.

Matius 5:37a
jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak,
hendaklah kamu katakan: tidak.


seharusnya memang kita tidak perlu harus bersumpah,
untuk mengatakan sesuatu hal yang sebenarnya.
persoalan orang lain menerima atau tidak, itu mah terserah orang itu,
yang penting yang kita katakan adalah suatu kebenaran.
dalam bacaan surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus,
disebutkan bahwa
2 Korintus 5:17 
siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru:
yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
dari kedua bacaan ini, bisa ditarik benang merahnya bahwa :
kita harus memperbaharui sikap dan cara hidup kita,
kita harus menanggalkan sikap dan cara hidup yang lama,

bisa saja dulu kita masih menganggap kebohongan adalah sesuatu
hal lumrah dan bukan merupakan perbuatan dosa.
sekarang kita hidup di dalam Kristus, yang tidak menghendaki
suatu kebohongan dengan memanipulasi suatu kebenaran dengan
cara bersumpah untuk menutupi kebohongan tersebut.
lihat saja, berita dunia yang kita baca dan kita dengar dan kita lihat,
para politisi memamerkan suatu kebohongan publik, sepintas sepertinya
mereka benar tetapi sekian lama kemudian terkuak bahwa ia berbohong.
biasanya suatu kebohongan akan ditutupi oleh kebohongan berikutnya
dan semakin lama dapat berkembang menjadi suatu konsipirasi untuk
merubah suatu kebohongan menjadi suatu kebenaran.
inilah cara-cara dunia memandang suatu kebenaran dari
sisi kepentingan diri sendiri.
bagaimana dengan diri kita sendiri?
apakah saat ini kita sudah melepaskan suatu kebohongan
dalam segala bentuk apapun juga?
di mata Tuhan,
tidak ada istilah dunia mengatakan :
ini "bohong putih", berbohong demi kebaikan atau
isitilah "bohong hitam", berbohong untuk menutupi kebenaran.
mungkin seseorang berbohong tidak seperti para politisi,
dipikirnya itu sah-sah saja, lumrah...
sering terjadi seseorang meskipun ia tahu itu termasuk kategori berbohong
tetapi berdalih, itu biasalah... banyak orang juga berbuat demikian.
contoh :
menyogok atau menyuap oknum pejabat pajak, oknum bea cukai,
demi kelancaran usahanya/bisnisnya, itu biasa lho, dengan berdalih :
ini bukan perbuatan dosa.
benarkah demikian?
jika menyimak perkataan Yesus,
jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak,
hendaklah kamu katakan: tidak.

apakah masih ngotot dengan berdalih, ini mah beda ...
hal-hal sekuler jangan dicampuri dong oleh hal-hal rohani...
manusia itu memang sejak semula, sudah pandai berdalih dan
tidak mau dipersalahkan, seperti Adam dan Hawa.
Adam menyalahkan Hawa
Kejadian 3:12
manusia itu menjawab: "perempuan yang Kautempatkan di sisiku,
dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.
Hawa tidak mau disalahkan maka ia berdalih :
Kejadian 3:13b
jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku,
maka kumakan."
dan di jaman sekarang ini,
seseorang berdalih untuk menutupi kesalahannya dengan cara
menyalahkan orang lain atau dengan cara berbohong.
seringkali kita meng-iyakan sesuatu karena merasa tidak enak menolak
kita mau kompromi meski harus berbohong demi sesuatu ....
padahal kebohongan itu tidak berkenan bagi Allah.
Semoga kita semakin menyadari bahwa lebih baik kita mengatakan
sesuatu kebenaran daripada harus berbohong.
apapun konsekwensinya, lebih baik kita bersikap jujur ...
ya katakan ya, tidak katakan tidak.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com