Rabu, 18 Januari 2017

PERATURAN VERSUS BELAS KASIHAN












Selasa, 17 Januari 2017 

A. BACAAN PERTAMA 
IBRANI 6:10-20 

Pertama 
Allah setia pada janjiNya sebab Allah bersumpah demi diriNya sendiri 

Ibrani 6:13,17 
Sebab ketika Allah memberikan janjiNya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diriNya sendiri, karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari padaNya, Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusanNya, Allah telah mengikat diriNya dengan sumpah. 

Kedua 
Kita manusia berharaplah terus kepada Tuhan Allah dan jangan pernah meragukan penggenapan janji Allah. 

Ibrani 6:19, 11 
Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir
Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya. 

B. MAZMUR TANGGAPAN 
MAZMUR 111:1-2,4-5,9-10 

Mazmur ini tentang kebajikan Tuhan yang kita syukuri dengan segenap hati sebab Tuhan pengasih dan penyayang. 

Mazmur 111:1-2, 4-5 
Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah. Besar perbuatan-perbuatan Tuhan, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya. Perbuatan-perbuatanNya yang ajaib dijadikanNya peringatan; Tuhan itu pengasih dan penyayang. DiberikanNya rezeki kepada orang-orang yang takut akan Dia
Ia ingat untuk selama-lamanya akan perjanjianNya. 


C. BACAAN INJIL 
MARKUS 2:23-28 

Pertama 
Orang-orang Farisi mempermasalahkan murid-murid Yesus memetik bulir gandum di hari Sabat sebab ketentuan hari Sabat tidak diperbolehkan melakukan kegiatan apapun

Markus 2:23-24 
Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-muridNya memetik bulir gandum. Maka kata orang-orang Farisi kepadaNya: "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" 

Kedua 
Hari Sabat ditetapkan untuk manusia tetapi tidak berarti manusia dijadikan budak hari Sabat

Markus 2:27 
kata Yesus kepada mereka: 
Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat 

Ketiga 
Anak Manusia (=Yesus) lebih besar daripada peraturan Sabat. 

Markus 2:28 
jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat." 

RENUNGAN HARI INI 

Kembali kita diperlihatkan bagaimana sejak dahulu kala manusia tidak mampu mendalami makna terpenting dari suatu ketentuan dan peraturan yang ditetapkan Tuhan Allah sehingga seringkali menjadi bias karena manusia menekankan pada hal-hal kurang penting tetapi sekaligus mengabaikan terpenting dari peraturan/ketentuan tertentu. 

Orang-orang Farisi adalah contoh nyata manusia yang mementingkan tampilan diluar atau dipermukaan saja untuk menunjukkan dirinya atau kelompoknya memiliki kuasa menetapkan peraturan dan menonjolkan diri sebagai pihak yang taat kepada peraturan tetapi motivasinya atau tujuannya hanya untuk kepentingan dirinya atau kelompoknya. 

Masih banyak kita jumpai model begini dan sungguh menyedihkan di dalam hal-hal rohani nampak jelas masih terjadi. 

Peraturan hari Sabat ditetapkan untuk tujuan kebahagiaan manusia dimana Allah menghendaki agar manusia lebih dekat kepadaNya. 

Maka diaturlah pada hari ke-7 manusia beristirahat dan beribadah kepada Allah setelah 6 hari mengurusi hal dunia atau pekerjaan di dunia. 

Keluaran 20:8-10 
Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. 

Tetapi orang-orang farisi dan ahli taurat menambahi peraturan hari Sabat dimana menurut para ahli Alkitab terdapat tanbahan 39 peraturan yang melarang tidak boleh melakukan kegiatan. 

Jika mau konsekwen maka para Imam termasuk melanggar karena melakukan suatu kegiatan yaitu menyembelih hewan korban dan mengangkatnya keatas mezbah dan menyalakan api tetapi tidak termasuk pelanggaran. 

Matius 12:5 
Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? 

Itu sebabnya kenapa Yesus katakan bila diriNya lebih besar dari Bait Allah berhak menentukan peraturan hari Sabat. 

Matius 12:6,8 
Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat. 

Artinya : 
untuk kegiatan yang berhubungan dengan ibadah atau untuk pelayanan maka ketentuan hari Sabat boleh tidak dilakukan seperti Daud yang pernah memberi makan kepada pasukannya yang kelapatan dengan roti sajian yang seharusnya hanya para Imam yang boleh makan (baca 1 Samuel 21:1-6). 

Dengan kata lain, 
kebutuhan hidup harus didahulukan meski terpaksa melanggar peraturan namun tidak berarti semaunya saja kita melanggar peraturan. 

Mengapa demikian? 
mari kita dengar jawaban Yesus. 

Matius 12:7 
Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah. 

Atas dasar belas kasihan karena melihat orang lain kelaparan maka terpaksa melanggar peraturan. 

Memang pernyataan ini mengundang pro-kontra, seperti dialami Yesus dan kitapun akan mengalami hal yang sama bila berbuat seperti ini. 

Orang-orang fundamentalis seringkali terjebak pada satu sisi saja yakni sisi ketaatan secara militan sebab menurut pemahaman mereka hal ini dikehendaki Tuhan Allah tetapi mereka lupa bahwa sifat Tuhan Allah adalah welas asih atau penuh belas kasih. 

Orang berdosa sekalipun, Tuhan Allah kasihan dan mau mengampuni supaya orang berdosa itu mau bertobat dan kembali ke pangkuan Tuhan Allah. 

Lukas 5:32 
Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat. 

Tetapi orang fundamentalis dan juga orang fanatik merasa telah membela Tuhan padahal sebenarnya yang dibela adalah kepentingan nama baik dan reputasi diri mereka sendiri. 

Ini yang dinamakan mencuri kemuliaan Tuhan untuk kemuliaan diri sendiri !! 

Suatu tragedi umat manusia yang tidak mau belajar memperbaiki kesalahan di masa lalu dan menjalani hidup dengan menuruti pemikiran dan keinginan diri sendiri dan lamban memahami firman Tuhan yang memuat kehendak dan perintah Tuhan Allah. 

Tuhan Allah menghendaki kebahagiaan senantiasa ada di dalam hidup kita dan segala peraturan dan perintahNya adalah semata-mata untuk kesejahteraan kita dan inilah keyakinan pengharapan kita yang digenapi Tuhan karena IA telah berjanji demikian

Semoga kita semua memahami dan berpegang teguh pada keyakinan iman kita kepada Tuhan Allah dan kitapun hendaknya dipenuhi oleh belas kasihan kepada sesama supaya kita hidup saling mengasihi, bukan sekedar menjalankan peraturan tapi dari kedalaman hati kita. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com