Selasa, 09 Januari 2018

MENGAJAR DENGAN KUASA URAPAN TUHAN











SELASA, 9 JANUARI 2018 

1 SAMUEL 1:9-20 
1 SAMUEL 2:1,4-8  
MARKUS 1:21b-28 

Markus 1:22 
Mereka takjub mendengar pengajaranNya, sebab Yesus mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. 

Mengajar = Kemampuan memberikan suatu pelajaran/ajaran/pengetahuan. 

Banyak orang pintar alias genius tetapi belum tentu mampu mengajar dengan baik dan membuat orang lain mengerti apa yang diajarkan. 

Kita batasi permenungan tentang lingkup mengajar hanya pada hal mengajar dan memberitakan Injil. 

Mengajar dengan kuasa berarti ada otoritas kuasa Tuhan atau Urapan Tuhan pada setiap perkataan saat mengajar dan memberitakan Injil. 

Injil hari ini, Yesus di rumah ibadat di Kapernaum; orang takjub mendengar pengajaranNya penuh kuasa; tidak seperti ahli Taurat mengajar tetapi mereka tidak ada kuasa Urapan Allah. 

Kita bisa belajar dari Yesus sehingga IA diUrapi kuasa Allah, maka dari itu kita dapat menyimpulkan bahwa : 

Ada beberapa kiat mengajar dengan kuasa Urapan Tuhan

Pertama 
Kehidupan rohani dekat dengan Allah 

Mazmur 63:2 
Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepadaMu, tubuhku rindu kepadaMu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. 

Kehidupan rohani menyangkut hal doa, saat teduh, kontemplasi dengan Allah. 

Mazmur 84:3 
Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran Tuhan; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup

Kedua 
Mendalami Sabda Allah dengan tekun 

Yosua 1:8 
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. 

Ketiga 
Kesaksian hidupnya mencerminkan ia seorang saksi Kristus 

Kisah 22:15 
Sebab engkau harus menjadi saksiNya terhadap semua orang tentang apa yang kaulihat dan yang kaudengar. 

Keempat 
Tunduk dan taat kepada Allah 

Filipi 2:8 
Dalam keadaan sebagai manusia, Yesus telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.  

Tanpa kerendahan hati maka tidak akan mau menundukkan diri. 
Tanpa menundukkan diri maka tidak ada ketaatan. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com