Selasa, 26 Juni 2018

JALAN YANG BENAR YANG MENYELAMATKAN







Selasa, 26 Juni 2018 

2 RAJA 19:9-11,14-21,31-36
MAZMUR 48:2-4,10-11 
MATIUS 7:6,12-14 

Matius 7:13a,14 
Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya. 

Ada banyak jalan yang benar menurut pendapat masing-masing orang yang diyakininya adalah kebenaran yang dapat membahagiakan hidupnya. 

Begitu juga keyakinan iman seseorang mempercayai jalan yang benar yang bisa membawa dirinya pada keselamatan. 

Seringkali terjadi, 
Jalan yang benar menurut apa yang diyakininya menyelamatkan dirinya ternyata tidak sejalan dengan jalan yang benar yang menyelamatkan menurut Tuhan. 

Jalan yang benar yang menyelamatkan adalah sesuai dengan kehendak Tuhan dan itu yang menyelamatkan seseorang

Firman Tuhan tertulis di kitabsuci adalah Sabda Tuhan yang merupakan kehendak Tuhan yang dinyatakan dan memberikan petunjuk tentang jalan yang benar yang menyelamatkan bagi seseorang bila ia mengikuti jalan tersebut dengan setia hingga sampai akhir hayatnya. 

Bacaan Injil hari ini menjelaskan tentang jalan yang benar yang menyelamatkan pada ayat Firman Tuhan Matius 7:13-14, dikatakan bahwa jalan yang benar melalui pintu yang sesak. 

Pertanyaannya : 
Mengapa melalui pintu yang sesak akan membawa kita kepada keselamatan? 

Lukas 13:23-24 
Ada seorang yang berkata kepada Yesus: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. 

Secara logika, banyak orang memilih masuk melalui pintu lebar dan sedikit sekali yang memilih masuk melalui pintu kecil dan sesak. 

Dalam hal iman, banyak orang mau hidupnya diberkati Tuhan tetapi tidak mau menuruti jalan kebenaran dan hidup yang Yesus katakan (Yohanes 14:6). 

Bagi orang yang mengerti kebenaran Firman Tuhan memilih untuk masuk melalui pintu yang sempit sebab tidak banyak orang melaluinya sehingga dapat berjumpa dengan Yesus yang membawa menuju keselamatan, kedamaian sejati. 

Yohanes 10:9 
Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. 

Untuk melalui pintu yang kecil, memang ada harga yang mesti dibayar yaitu : menyangkal diri, memikul salib, dan mengikuti Yesus (Matius 16:24). 

Sedangkan melalui pintu yang lebar, tidak perlu penyangkalan diri atau memanggul salib melainkan memperoleh kesenangan duniawi asalkan mau tunduk dan menyembah kepada Iblis. 

Matius 4:8-9 
Iblis membawaNya ke atas gunung sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya dan berkata kepada-Nya: "semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." 
Orang atheis dan orang beriman tertentu, akan protes bila ia dikatakan mengikuti Iblis sebab menurutnya : hasil yang diperolehnya adalah berdasarkan kepintarannya, bukan menuruti petunjuk Iblis dan ia merasa Tuhan tidak turut serta membantu dirinya. 

Ia tidak yakin bahwa Tuhan itu ada sebab jika Tuhan itu ada berarti di dunia ini tidak akan ada kemiskinan dan kelaparan, tidak ada bencana alam dan semuanya pasti Tuhan segera menolong. 
Ada orang beriman yang setuju pendapat dari orang atheis tersebut sebab ia sendiri juga merasa Tuhan itu hanya bekerjapada saat dunia dan alam semesta diciptakan dan setelah itu Tuhan berisitirahat. 

Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah manusia sendiri yang menentukan, apakah ia mau hidup senang atau hidup menderita. 

orang ini tentu memilih pintu yang lebar sebab dalam pikirannya tentu melalui pintu ini lebih mudah untuk mencapai segala keinginannya sebab melalui pintu kecil yang sesak itu ada syaratnya yaitu harus turut mengikuti jalan salib seperti Yesus alami. 

Selanjutnya, 

Yesus menjelaskan sikap hidup orang yang melalui pintu yang sesak yang akan menyelamatkan dirinya, yaitu : 

Hal Pertama 
Berbuatlah kebaikan kepada orang lain supaya kamu menerima kebaikan. 

Matius 7:12 
Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. 

Jika kita mau orang lain memperhatikan diri kita maka sebelumnya kita terlebih dahulu memperhatikan orang lain. 

Namun jangan sampai bersikap begini : 
jika orang lain tidak berbuat baik kepada kita maka kita juga tidak akan berbuat baik kepada orang lain. 

Ingat apa kata Yesus berikut ini: 

Matius 5:46-47 
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? 

Jika kita berbuat kebaikan dilandasi oleh kasih, maka kita menerima kebaikan dari orang lain, yang bukan dari orang yang kita tolong. 

Kecuali pada saat saat kita sedang diuji oleh Tuhan, terkadang kita sudah berbuat baik tetapi yang kita terima justru sebaliknya, malah akibatnya kita difitnah, dilecehkan, dan diperlakukan tidak adil. 

Namun kita tidak perlu berkecil-hati sebab pada saat kita mau menerima kenyataan demikian yang menyakitkan hati berarti Tuhan tahu dan jika kita tetap setia maka ujian seperti ini akan segera berakhir. 

Ibrani 12:6-7,11
Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. 
Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. 

Seperti dialami Abraham, sudah berbuat baik pada Lot  keponakannya, eh malah Abraham terpaksa memberikan tanah subur pada Lot, demi untuk menghindari perpecahan diantara mereka. 

Allah tahu dan memberkati Abraham sedangkan Lot, aemula mendapatkan tanah subur di Sodom Gomora ternyata kemudian hari menjadi tempat terkutuk dan akhirnya dimusnahkan Allah. 
(baca Kejadian pasal 13 dan pasal 19). 

Hal Kedua 
Jangan memberikan barang yang kudus, dengan sembarangan; demikian juga hendaknya kita menjaga diri kita kudus. 

Matius 7:6 
"Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu." 

Babi makanannya segala sayur-sayuran yang sudah busuk dan menyenangi tempat / kubangan yang kotor. 

Anjing adalah hewan yang suka menjilat makanan yang ia makan dan anjing akan setia pada orang yang memberi makanan 
kepadanya, tanpa peduli : apakah orang tersebut orang baik atau jahat. 
Ayat Firman Tuhan ini menasehati kita agar menghargai sesuatu yang kudus yang bernilai seperti mutiara, yang Tuhan berikan kepada kita manusia. 

Jangan sampai kita manusia bertindak seperti perilaku babi dan anjing, tetapi hendaknya di dalam mengarungi hidup ini, kita tidak bersikap penjilat 
(=seperti anjing) dan tidak hidup dalam kebusukan dunia (=seperti babi) melainkan kita hidup di dalam Tuhan dengan cara mempersembahkan 
tubuh kita untuk melakukan perbuatan yang berkenan bagi Tuhan. 

Roma 6:13 
Janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. 

Tubuh kita ini seharusnya kudus dan melalui tubuh ini kita persembahkan pada Tuhan untuk ha2 kebenaran hidup. 

1 Korintus 6:19-20 
Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! 

KESIMPULAN 

Semoga renungan ini menyadarkan kita tentang betapa pentingnya mengetahui jalan yang benar menurut Tuhan supaya sampai menuju ke rumah Bapa di Sorga. 

Dengan mengetahui jalan kebenaran Tuhan maka kita akan hati-hati dan tidak semaunya saja menyerahkan kendali hidup kita kepada duniawi yang seringkali menyesatkan jalan orang dan akibatnya menuju kebinasaan. 

Amsal 14:12 
Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com