Kamis, 28 Juni 2018

MILIKILAH IMAN YANG TEGUH







Kamis, 28 Juni 2018 

2 RAJA 24:8-17
MAZMUR 79:1-5,8-9 
MATIUS 7:21-29 

Matius 7:24-25 
Setiap orang yang mendengar perkataanKu ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. 

Kita mesti memiliki iman yang kokoh dan teguh agar tidak mudah tergoyahkan oleh tekanan masalah hidup. 

Bagaimana caranya memiliki dasar iman yang teguh, yaitu : 

1. Melalui Firman Tuhan 

Roma 10:17 
Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. 

Yesaya 50:4-5 
Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. 

2. Melalui doa, saat teduh, penyembahan 

Markus 14:38 
Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah.

Mazmur 63:2 
Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepadaMu, tubuhku rindu kepadaMu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. 

Mazmur 95:6 
Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita 

3. Melalui pertolongan Tuhan 

Mazmur 18:7 
Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari baitNya, teriakku minta tolong kepadaNya sampai ke telingaNya

Mazmur 118:5 
Dalam kesesakan aku telah berseru kepada Tuhan. Tuhan telah menjawab aku dengan memberi kelegaan. 

Orang yang memiliki dasar iman teguh, menyadari dirinya tidak dapat hidup tanpa bimbingan Roh Kudus yang menunjukkan jalan yang harus ditempuh agar mencapai tujuan dikehendaki Tuhan

Mazmur 37:23-24 
Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak sebab Tuhan menopang tangannya. 

Selanjutnya, 

Yesus memperingatkan kita harus hidup di dalam kebenaran Tuhan, melakukan kehendak Bapa di Sorga, meskipun kita sudah melakukan tugas pelayanan namun jika masih saja tersembunyi 
kepentingan diri sendiri maka tiada berguna sebab hal tersebut merupakan kejahatan di mata Allah dan tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 

Matius 7:21 
Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. 

Imam Eli, seorang Imam yang seharusnya menjadi teladan namun membiarkan kedua anaknya berbuat mesum dan mencuri daging korban persembahan, bahkan Imam Eli turut menikmati daging kurban tersebut. 

1 Samuel 2:22, 24, 29
Eli telah sangat tua, apabila didengarnya segala sesuatu yang dilakukan anak-anaknya terhadap semua orang Israel dan bahwa mereka tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan, berkatalah ia kepada mereka: "mengapa kamu melakukan
hal-hal yang begitu, sehingga kudengar dari segenap bangsa ini tentang  perbuatan-perbuatanmu yang jahat itu? 

mengapa engkau memandang dengan loba kepada korban sembelihan-Ku dan korban sajianKu yang telah Kuperintahkan dan mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku, sambil kamu menggemukkan dirimu dengan bagian yang terbaik dari setiap korban sajian umat-Ku Israel? 
Imam Eli melayani Bait Allah, juga kedua anaknya Hofni dan Pineas namun mereka melayani dengan motivasi kepentingan diri sendiri bahkan melakukan kejahatan di Bait Allah maka apa yang terjadi pada 
diri mereka bertiga, berikut ini : 
1 Samuel 4:17-18
jawab pembawa kabar itu: "orang Israel melarikan diri dari hadapan orang Filistin; kekalahan yang besar telah diderita oleh rakyat; lagipula kedua anakmu, Hofni dan Pinehas telah tewas dan tabut Allah sudah dirampas."  ketika disebutnya tabut Allah itu, jatuhlah Eli telentang dari kursi di sebelah pintu gerbang, batang lehernya patah dan ia mati. sebab telah tua dan gemuk orangnya. Empat puluh tahun lamanya ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel.

(baca 1 Samuel 2:11 sd pasal 4) 
Bagaimana dengan kita ? 
Kisah Imam Eli dan kedua anaknya menjadi pelajaran berharga bagi kita 
bahwa ketika kita melaksanakan tugas pelayanan dan tugas perutusan, jangan sampai ada tujuan mencari keuntungan diri sendiri sebab yang kita kerjakan itu tugas mulia dan Tuhan Allah tahu segala maksud tersembunyi di dalam hati kita ketika melakukan tugas pelayanan. 

jangan ngeyel dan tidak segera bertobat jika masih menyimpan motivasi untuk kepentingan pribadi ketika melakukan tugas pelayanan sebab percuma dan sia-sia bila tetap saja membohongi Tuhan Allah dan bila tiba harinya penghakiman terakhir maka jangan sampai hal ini 
terjadi pada diri anda. 

Matius 7:2-23
pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukanlah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!  

JADI 

Jika seseorang dasar imannya belum teguh, apalagi masih dangkal tetapi coba terlibat dalam pelayanan rohani karena ada motivasi tertentu untuk kepentingan diri sendiri maka akan mencelakakan dirinya sendiri. 

Segeralah beralih seluruh fokus hidup kita hanya pada Tuhan maka hidup kita akan menuju kepada kekekalan hidup di Sorga. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com