Selasa, 13 Februari 2018

RAGI ORANG FARISI DAN RAGI HERODES









Selasa, 13 FEBRUARI 2018 

YAKOBUS 1:12-18  
MAZMUR 94:12-15,18-19 
MARKUS 8:14-21

Markus 8:15 
Yesus memperingatkan mereka, kataNya: "Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes." 

Yesus memberi peringatan berarti hal yang diperingatkan tersebut berbahaya, dan kali ini mengenai ragi orang Farisi dan ragi Herodes. 

Ragi orang Farisi adalah kepura-puraan dan kemunafikan. 
Mereka sangat menekankan hal lahiriah dan mengabaikan hal rohani yang lebih penting dalam keyakinan kepercayaan kepada Allah. 

Ragi Herodes adalah ambisi duniawi dalam hal politik dan kekuasaan. 
Mereka sangat menekankan kesuksesan hidup melalui kewenangan jabatan dan bersikap arogansi. 

Ragi adalah bahan adonan dicampur ke dalam tepung terigu dan mengembang pada saat dipanggang. 
fungsi ragi disini untuk mengembangkan adonan tepung terigu. 

Dengan katalain, 
Ragi adalah bahan adonan pengembang roti sebab adonan tepung terigu itu akan menjadi roti. 

Orang Yahudi menekankan proses fermentasi dari ragi sebagai suatu proses pengrusakan dan bukan suatu proses pengembangan

Tidak heran bila mereka mengeluarkan ragi dari rumah mereka selama masa paskah, apalagi salahsatu peraturan dalam hukum Taurat melarang korban sajian yang terbuat dari ragi. 

Imamat 2:11 
Suatu korban sajian yang kamu persembahkan kepada Tuhan janganlah diolah beragi, karena dari ragi atau dari madu tidak boleh kamu membakar sesuatupun sebagai korban api-apian bagi Tuhan. 

Pertanyaannya adalah : 

Mengapa Yesus menggunakan ragi untuk memperingatkan akan bahayanya sikap orang Farisi dan sikap Herodes? 

Yesus menggunakan kata ragi dalam perumpamaan ini dari prinsip kerusakan moral tentang ragi Herodes dan ragi Farisi. 

Dilain kesempatan kata ragi digunakan Yesus dari prinsip pengembangan hidup ketika mengatakan tentang hal Kerajaan Surga pada Lukas 13:20-21. 

Jadi ada dua sisi berlawanan dari kata ragi yang digunakan Yesus dalam rangka menjelaskan sesuatu

Dalam hal ragi orang Farisi bermaksud menjelaskan ragi itu adalah suatu ajaran yang dikembangkan orang Farisi untuk tujuan kepentingan golongan/kelompok mereka atau kepentingan diri sendiri. 
Ajaran itu menyebabkan pembusukan moral orang Farisi. 

Sedangkan ragi Herodes menjelaskan ambisi seseorang seperti ambisi raja Herodes yang mementingkan ambisi menggunakan kekuasaan. 
Hal inipun menyebabkan moral orang tersebut terjadi pembusukan sifatnya dan karakternya sehingga perbuatannya juga terpengaruh oleh moral/sifatnya. 

Setelah kita mengerti maksud Yesus tentang ragi orang Farisi/ragi Herodes maka hendaknya kita waspada pada diri kita dari pengaruhi kedua ragi tersebut. 

Kecenderungan kita terkena kedua ragi tersebut cukup besar lho sebab dampak kedua ragi ini bisa berimbas pada kita. 

Bagaimana caranya mewaspadai agar kita tidak terjangkiti ragi orang Farisi dan ragi Herodes? 

Pertama 
Bersikaplah terbuka dan rendah hati 

Mazmur 25:9 
Tuhan membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalanNya kepada orang-orang yang rendah hati. 

Bersikap terbuka menerima sesuatu hal rohani adalah menunjukan kerendahan hati mengakui kekurangan dirinya dan mau belajar mengupgrade diri agar kian bijaksana menyikapi hidup ini. 

Sebaliknya kecongkakan hati dan sikap sombong adalah awal dari kehancuran karena mengklaim dirinya sudah tahu dan sudah rohani sehingga tidak butuh belajar hal-hal baru. 

Orang Farisi mengklaim dirinya paling tahu tentang hukum Taurat dan ketika ada kritikan Yesus serta ada ajaran baru dari Yesus maka mereka menutup hati tidak mau menerimanya. 

Matius 23:13 
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. 

Kedua 
Kejarlah hal-hal rohani dan jauhilah hal-hal duniawi berpotensi merusak rohani 

Matius 6:33 
Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. 

Hal-hal dunia paling berpotensi merusak kerohanian seseorang adalah mengejar dan mengumpulkan harta dunia. 
Padahal Tuhan menghendaki kita agar mengumpulkan harta rohani/sorgawi. 

Matius 6:19-21 
Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. 

Menurut pikiran kita bahwa memiliki harta duniawi yang banyak adalah suatu jaminan hidup bahagia selama hidup di bumi ini dan bila kekurangan harta dunia maka hidup di bumi akan susah. 

Ragi Herodes adalah salahsatu ragi yang membusukan hati seseorang demi mencapai tujuan yang diinginkannya. 

Ketiga 
Bersandarlah kepada Tuhan dan bukan kepada pengertian sendiri 

Amsal 3:5,7a 
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak... 

Kisah tentang Santo Agustinus, seorang pujangga Teolog Katolik ketika beliau terpana mendengar jawaban seorang anak kecil ingin memindahkan air laut ke dalam lubang pasir yang dibuatnya. 

Dari kisah ini, suatu pelajaran berharga bahwa kemampuan intelektual manusia ibaratnya sebesar lubang pasir yang dibuat anak kecil tersebut sedangkan kemampuan Tuhan Allah ibaratnya seluas air laut. 

Kemampuan kita manusia sangat kecil tidak ada artinya dibandingkan dengan kemampuan Tuhan Allah. 

Tetapi seringkali kita manusia ngeyel dan dengan arogan menyatakan suatu kebenaran menurut pendapat kita dan mengabaikan kebenaran menurut Firman Tuhan (=ragi orang Farisi). 

JADI, 

Jelaslah ragi orang Herodes menguasai orang yang berambisi mengejar hal-hal duniawi dan ragi orang Farisi menguasai orang yang mengandalkan pengertian sendiri dan bersikap munafik dalam hal beriman kepada Tuhan Allah. 

Semoga kita semua sadar dan segeralah benahilah diri agar menjauhi kedua ragi ini di dalam kehidupan kita. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

1 komentar:

endangvelitawati mengatakan...

terima kasih Pak Surya Darma. mohon ijin dipergunakan sebagai referensi tulisan saya. tmksh

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com