Senin, 12 Februari 2018

TANDA PERUBAHAN HIDUP










Senin, 12 FEBRUARI 2018 

YAKOBUS 1:1-11 
MAZMUR 119:67,68,71-72,75-76
MARKUS 8:11-13

Mazmur 119:71 
Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapanMu. 

Mazmur ini mengajarkan kepada kita bahwa di balik suatu keadaan yang amat menekan dalam hidup kita, ada hikmat berharga yang mengubah sudut pandang kita menyikapi perubahan yang terjadi di dalam kehidupan kita. 

Perubahan tersebut sangat jelas sekali sebab sebelum tertindas, hidup nya telah menyimpang dari ketetapan Tuhan. 

Mazmur 119:67-68 
Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janjiMu. Engkau baik dan berbuat baik; ajarkanlah ketetapan-ketetapanMu. 

Tidak banyak orang mampu menyikapi di saat keadaan hidupnya tertekan tetapi mampu menemukan makna hidup di balik peristiwa yang menekan hidupnya. 

Biasanya reaksi yang muncul adalah tidak bisa menerima keadaan yang menekan hidupnya dengan menyalahkan orang lain yang menyebabkan hidupnya bermasalah dan kemudian berlanjut menyalahkan Tuhan membiarkan keadaan hidupnya menderita, tidak segera menolongnya. 

Perubahan hidup bukan hanya masalah penderitaan hidup saja meski memang menjadi penyebab utama yang merubah keadaan hidup seseorang. 

Tetapi seringkali orang tidak bisa terima terjadi perubahan bila menyangkut status, kuasa/jabatan, dan harga dirinya. 

Contoh nyata adalah orang Farisi dan ahli Taurat yang tidak bisa terima kenyataan bahwa popularitas, harga diri dan jabatan sebagai pemuka agama Yahudi tersaingi oleh kemunculan Yesus yang menunjukan kuasa dalam pengajaran dan kuasa dalam perbuatan mukjijat. 

Apalagi secara gamblang Yesus berani mengkritik peraturan tentang hari sabat dan melanggar ketentuan hukum Taurat. 

Melihat kenyataan sebagian masyarakat berbondong-bondong mengikuti Yesus dan memuji kehebatan Yesus ternyata sangat mengusik kemapanan mereka sehingga berbagai upaya dilakukan untuk menghalangi Yesus dan menjebak Yesus dalam hal hukum Taurat dan mencoba membenturkan Yesus dengan penguasa Romawi agar dapat menjebloskan Yesus ke penjara dan di hukum mati. 

Seperti yang bisa kita saksikan dari bacaan Injil hari ini dimana orang Farisi mencobai Yesus dengan meminta tanda dari Sorga. 

Markus 8:11 
Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari padaNya suatu tanda dari sorga. 

Yesus tahu maksud dan tujuan mereka supaya ia salah menjawab dan dapat didakwa menista hukum Taurat. 

Markus 8:12 
Maka mengeluhlah Ia dalam hatiNya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda." 

Apa yang terjadi pada orang Farisi dan ahli Taurat, atau para imam dan tua-tua Yahudi adalah suatu ironi dimana mereka tidak mampu menerima perubahan yang terjadi begitu cepat dan dilakukan oleh seorang yang memiliki kharisma dan kuasa Ilahi yakni di dalam diri Yesus. 

Apalagi Yesus dari kalangan rakyat jelata, anak dari Yusuf, tukang kayu dari desa Nazaret yang terpencil saat itu. 

Coba anda bayangkan mereka dari kaum intelektual dan memegang jabatan pemuka agama dan mahkamah agama Yahudi terancam reputasi mereka oleh sepak-terjang Yesus. 

Mereka tidak bisa terima kenyataan ini menghadapi perubahan yang diusung Yesus dengan ajaran cintakasih dan perbuatan ajaib yang dilakukan Yesus. 

JADI, 

Pokok persoalannya adalah tidak bisa menerima perubahan hidup yang memicu timbulnya konflik. 

Kita baru saja membahas 2 hal penyebab terjadi perubahan hidup yakni masalah penderitaan hidup dan perubahan status, kuasa jabatan, dan harga diri seseorang. 

Hal berikut yang krusial adalah mengenai hal kematian dan kehidupan setelah kematian. 

Perubahan hidup itu pasti terjadi pada diri setiap orang; terutama hal kematian atau meninggalkan dunia ini. 

Banyak orang tidak siap memghadapi kematian karena tidak bisa menerima suatu perubahan hidup yang baginya amat tidak menyenangkan dirinya. 

Apalagi bila dirinya sedang nyaman ada dalam kesenangan dunia maka baginya hidup di dunia adalah yang terbaik dan ia tidak bisa menerima perubahan hidup dari dunia menuju kehidupan lain setelah kehidupan di dunia. 

Ketiga perubahan hidup inilah yang harus kita hadapi dan tanda-tanda perubahan tersebut dapat kita rasakan dan kita lihat bila kita mau belajar dari setiap peristiwa hidup yang terjadi dari waktu ke waktu di sepanjang perjalanan hidup di dunia ini

Memang untuk sampai pada pemahaman ini memerlukan ketekunan di dalam menyikapi perubahan keadaan hidup kita. 

Hikmat dan iman bersinergi menghadapi berbagai persoalan hidup yang silih berganti menerjang kehidupan kita dan ketekunan serta kesabaran diperlukan agar kita berhasil melewati segala pencobaan dan ujian iman. 

Yakobus 1:4 
Biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. 

Sudah terbukti ada begitu banyak yang goyah di tengah perjuangan menghadapi pencobaan dan ujian iman sehingga tidak heran timbul kekhawatiran dan ketakutan.

Akibatnya orang tersebut bimbang untuk menentukan kepada siapa, ia andalkan untuk mengatasi keadaan hidupnya yang sedang tertekan. 

Yakobus 1:6,8 
Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. 

Kebimbangan mengandalkan Tuhan atau kemampuan diri sendiri adalah menjadi penyebab utama kegagalan mengatasi persoalan maupun perubahan hidup. 

Sering terjadi ketidak-yakinan pada Tuhan karena kesalahan dan dosa sehingga tidak mampu menerima kenyataan telah terjadi perubahan dalam hidupnya yang semakin menjauhkan dirinya dari Tuhan

Semoga permenungan kita hari ini makin menyadarkan kita bahwa apapun bentuk perubahan hidup yang terjadi pada diri kita hendaklah disingkapi dengan hikmat kebijaksanaan yang ditopang keyakinan iman kepada Tuhan bahwa badai pasti berlalu dan digantikan cahaya terang yang menyinari hidup kita karena Tuhan beserta kita. Imanuel. Amin. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com