Sabtu, 02 Februari 2019

PENYERAHAN DIRI KEPADA ALLAH

Sabtu, 2 Februari 2019

IBRANI 2:14-18 
MALEAKHI 3:1-4
MAZMUR 24:7-10
LUKAS 2:22-40

Lukas 2:22-23 
Ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkanNya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah". 

Gereja Katolik menetap hari ini sebagai pesta Yesus dipersembahkan di Bait Allah

Yusuf dan Maria dengan membawa Yesus ke Bait Allah di Yerusalem untuk melakukan kewajiban mentaati hukum Taurat Musa yang menetapkan : 

Pertama 
Anak laki-laki berumur 8 hari disunat 

Imamat 12:2-3 
"Katakanlah kepada orang Israel: Apabila seorang perempuan bersalin dan melahirkan anak laki-laki, maka najislah ia selama tujuh hari. Sama seperti pada hari-hari ia bercemar kain ia najis. Dan pada hari yang kedelapan haruslah dikerat daging kulit khatan anak itu. 

Kedua 
Setelah masa pentahiran, anak laki-laki diserahkan kepada Allah 

Imamat 12:6-7 
Bila sudah genap hari-hari pentahirannya, maka untuk anak laki-laki atau anak perempuan haruslah dibawanya seekor domba berumur setahun sebagai korban bakaran dan seekor anak burung merpati atau burung tekukur sebagai korban penghapus dosa ke pintu Kemah Pertemuan, dengan menyerahkannya kepada imam. Imam itu harus mempersembahkannya ke hadapan Tuhan dan mengadakan pendamaian bagi perempuan itu. Demikianlah perempuan itu ditahirkan dari leleran darahnya. Itulah hukum tentang perempuan yang melahirkan anak laki-laki atau anak perempuan. 

Ketiga 
Setiap anak sulung laki-laki dikuduskan 

Keluaran 13:2 
"Kuduskanlah bagiKu semua anak sulung, semua yang lahir terdahulu dari kandungan pada orang Israel, baik pada manusia maupun pada hewan; Akulah yang empunya mereka."  

Sampai saat ini, penerapan hukum Taurat masih dilakukan di gereja Katolik yakni menyerahkan anak berumur delapan hari untuk dikuduskan oleh Allah atau istilah sekarang dibaptis. 

Banyak suara sumbang dari saudara kita dari gereja Kristen yang tidak setuju anak balita dibaptis dan ada baiknya mereka baca lagi Injil  Lukas 2:22-40 dimana Yesus saja diserahkan ke Gereja (=Bait Allah) untuk dikuduskan. 

Tujuan menyerahkan anak-anak balita adalah untuk dikuduskan dan hal ini adalah perbuatan baik orangtua kepada anak-anaknya. 

Kita tidak membahas hal penyerahan anak-anak balita dikaitkan dengan hal pembaptisan yang menimbulkan banyak perdebatan pro dan kontra. 

Kita mau melihat sisi lain dari peraturan hukum Taurat Musa tentang penyerahan anak balita yang dipatuhi Yusuf dan Maria yang menyerahkan anaknya, Yesus ke Bait Allah untuk dikuduskan. 

Artinya kita mau fokus pada penyerahan diri seseorang kepada Allah (tidak dibatasi berapa usianya) supaya dirinya dikuduskan dan agar dapat menjalani hidup dalam kebenaran sesuai dengan kehendak Allah. 

Mazmur 37:5 
Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak 

Baptisan itu adalah tanda (=sakramen) seseorang menyerahkan dirinya kepada Allah Tritunggal (Bapa, Putra, Roh Kudus) karena imannya percaya kepada Yesus. 

Penyerahan diri kepada Allah itu akan terus berlangsung sepanjang hidup di dunia ini sehingga tidak hanya berhenti sampai di baptis. 

Itu sebabnya banyak umat kristiani atau khususnya umat katolik yang salah kaprah atau salah persepsi/pendapat bahwa penyerahan dirinya/hidupnya sebatas dirinya sudah dibaptis. 

Setelah dibaptis, menjalani hidup menurut kebiasaan dunia, prinsip hidup dunia dan tidak bersandar pada prinsip kebenaran menurut kehendak Allah. 

Contoh yang terjadi adalah tidak mau membaca kitabsuci/Alkitab yang memuat Firman/Sabda Allah tertulis sehingga tidak heran tidak tahu prinsip kebenaran hidup sesuai kehendak Allah. 

Banyak umat kristiani memisahkan hidup secara rohani dengan hidup secara dunia dan itu terlihat dalam kehidupannya sehari-hari. 

Beribadah atau mengikuti misa ekaristi pada hari sabtu sore atau hari minggu le gereja tetapi setelah pulang dari gereja, sikap hidupnya menuruti cara hidup dunia yang sangat jelas banyak bertentangan dengan cara hidup menurut kehendak dan peraturan Tuhan Allah. 

Disinilah terjadi masalah penyerahan diri kepada Allah karena : 
1) salah persepsi/pendapat 
2) tahu tetapi tidak mau menuruti 
3) tujuan dibaptis menxari status saja 

Ada orang mau dibaptis supaya dapat fasilitas kemudahan dari gereja, misalnya supaya biaya anak sekolah di subsidi. 

Ada juga berpendapat agar setelah mati, bisa berkumpul lagi bersama keluarga karena dibaptis sebagai umat kristiani. 

Semua itu adalah salah persepsi dan lebih ironi lagi, sudah dikasih tahu tetapi sengaja tidak mau menuruti karena mengandalkan pemikiran dan pendapat dirinya sendiri. 

Semoga dari bacaan Injil hari ini tentang penyerahan diri Yesus yang saat itu baru berusia delapan hari dapat menjadi suatu pelajaran bagi kita umat kristiani untuk memaknainya sebagai suatu penyerahan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan Allah di sepanjang hidup kita di dunia ini. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com