Jumat, 08 Februari 2019

MENGAPA HERODES MEMBUNUH YOHANES PEMBAPTIS

Jumat, 8 Februari 2019

IBRANI 13:1-8
MAZMUR 27:1,3,5,8-9
MARKUS 6:14-29 

Markus 6:14,16 
Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab namaNya sudah terkenal dan orang mengatakan: "Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia." Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi." 

Dari bacaan Injil hari ini, kita mencoba menyoroti dari sisi raja Herodes karena seringkali banyak orang membahas dari sisi Yohanes Pembaptis. 

Apa yang terlihat dari diri raja Herodes

Pertama 
Ia tahu tentang kebenaran tetapi sebatas pengetahuan saja sebab hatinya bimbang menerima kebenaran tersebut 

Markus 6:20 
Sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila Herodes mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia

Herodes senang mendengar pemberitaan atau pengajaran dari Yohanes Pembaptis tetapi tidak meresap ke dalam hatinya. 

Seperti perumpamaan tentang benih yang ditabur di semak berduri : 

Markus 4:18-19 
Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah

Kita tahu bagaimana kehidupan seorang raja itu penuh dengan kesenangan dunia, salahsatunya adalah soal gairah sex dan raja Heroses terpikat hingga selingkuh dengan isteri saudaranya sendiri. 

Dan juga biasanya seorang raja khawatir terhadap suksesi; khawatir dan takut terancam kedudukannya sebagai raja. 

Kitapun demikian. 
Seringkali kita lebih memilih melanggar kebenaran Tuhan demi jabatan, harta atau hal-hal dunia lainnya

Padahal Firman Tuhan menasehati kita agar mendahulukan kebenaran Tuhan. 

Matius 6:31-33 
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.  Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. 

Kedua 
Sikap hidupnya tidak sesuai dengan pengetahuan kebenaran yang ia dengar 

Markus 6:17 
Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri. 

Mendengar Firman Tuhan membuat kita tahu tentang kebenaran Tuhan sehingga menumbuhkan iman kita. 

Tetapi dengan iman saja tidak cukup, bila tidak disertai dengan perbuatan baik yang sesuai dengan kehendak Tuhan. 

Yakobus 2:20,26 
Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. 

Sejak Hawa dan Adam makan buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat (Kejadian 2:17) maka setiap orang pada dasarnya tahu tentang perbuatan mana tidak boleh dan yang boleh dilakukan tetapi karena desakan keinginan daging tidak bisa dikendalikan, akhirnya melanggar kebenaran Tuhan. 

Ketiga 
Ia dendam kepada Yohanes Pembaptis karena menegor dirinya berselingkuh dengan isteri saudaranya sendiri 

Markus 6:18-19 
Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!" Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat 

Kecenderungan orang berbuat suatu dosa adalah berusaha menutupi dosa dengan berbuat dosa yang berikutnya. 

Herodes ditegor karena berselingkuh dan ia menaruh dendam sehingga ia berbuat dosa berikutnya yakni membunuh meski dengan alasan ia memenuhi sumpahnya kepada anak perempuan Herodias (Markus 6:22-23). 

Begitu juga orang Farisi dan ahli Taurat, selain didorong perasaan iri hati, mereka tidak menerima ditegor oleh Yesus atas kesalahan dan dosa mereka sehingga berusaha menutupi dosanya dengan cara menyingkirkan dan membunuj Yesus. 

Bukankan cara seperti ini, sampai saat ini masih berlangsung terus pada diri orang yang berbuat dosa yang akan menutupi dosanya dengan berbuat dosa berikutnya 

Keempat 
Ia lebih peduli pada pendapat tamunya dan pada sumpahnya daripada menuruti kata hatinya 

Markus 6:26 
Lalu sangat sedihlah hati raja, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolaknya. 

Apa maksudnya hati raja Herodes sedih terpaksa membunuh karena ia tahu Yohanes Pembaptis adalah orang suci tetapi karena ditegor maka ia dendam? 

Rasul Paulus mengatakan bahwa terjadi peperangan di dalam dirinya, antara hati atau batinnya dengan anggota tubuhnya. 

Roma 7:22-23 
Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. 

Pikiran seringkali tidak sejalan dengan hati kita sehingga mempengaruhi sikap dan perbuatan kita. 

Pikiran berisi pengetahuan 
Hati nurani bersemayam Roh Allah 

Yehezkiel 36:27 
RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya. 

Herodes mengandalkan pikirannya yakni bagaimana pendapat tamu-tamunya bila ia melanggar janjinya dan sumpahnya meskipun hatinya digedor oleh Roh Allah menunjukkan kebenaran yang seharusnya ia lakukan. 

Di dalam diri kita akan terus berlangsung peperangan antara pikiran dan hati kita. 
Maka dari itu kita mesti isi pikiran kita dengan prinsip kebenaran Tuhan yang bisa kita peroleh dari Firman Tuhan yang tertulis di Alkitab/Kitabsuci. 

Dengan demikian pikiran kita sejalan dengan keinginan hati kita yang memang menyukai hukum Allah (Roma 7:22). 

Semoga kita tidak mengulangi kesalahan dari raja Herodes dan hendaknya kita mencontoh teladan Yohanes Pembaptis yang rela mati demi menegakan suatu kebenaran Tuhan dan menjalani hidup dengan memberitakan kebenaran Tuhan. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com