Selasa, 12 Februari 2019

PERINTAH ALLAH DAN ADAT ISTIADAT

Selasa, 12 Februari 2019

KEJADIAN 1:20-2:4a 
MAZMUR 8:4-9
MARKUS 7:1-13 

Markus 7:7-8  
Percuma mereka beribadah kepadaKu, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia. 

Masih banyak orang beriman berpegang pada adat istiadat meskipun ia percaya kepada Tuhan Allah, bahkan seringkali lebih menuruti adat istiadat daripada menuruti perintah Allah. 

Yesus mengatakan hal ini ketika orang Farisi dan ahli Taurat mempermasalahkan beberapa murid Yesus makan dengan tidak mencuci tangan. 

Sepintas memang betul, seharusnya cuci tangan terlebih dahulu sebelum makan supaya tidak tercemar kuman dari tangan yang dapat membuat sakit perut. 

Jadi sebetulnya menyangkut masalah kesehatan tetapi orang Farisi dan ahli Taurat mencari alasan menjatuhkan reputasi Yesus dengan mengaitkan ke urusan pelanggaran adat istiadat. 

Bukankah kitapun suka berbuat seperti ini; mempermasalahkan pelanggaran peraturan yang dibuat manusia lebih utama daripada mematuhi perintah Allah 

Yesus memberi contoh 
bagaimana orang Farisi dan ahli Taurat, membiarkan orang yang tidak mengurusi orangtuanya karena sudah mengeluarkan uang untuk korban persembahan kepada Allah (biasanya berupa daging hewan). 

Markus 7:11-12 
Tetapi kamu berkata: Kalau seorang berkata kepada bapanya atau ibunya: Apa yang ada padaku, yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk korban — yaitu persembahan kepada Allah —, maka kamu tidak membiarkannya lagi berbuat sesuatupun untuk bapanya atau ibunya. 

Lebih lanjut Yesus katakan bahwa mereka menyatakan bahwa : 

Markus 7:13 
Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadat yang kamu ikuti itu. Dan banyak hal lain seperti itu yang kamu lakukan. 

Adat istiadat adalah suatu kebiasaan yang dilakukan orangtua-tua atau nenek moyang yang dianggap berguna bagi keluarga atau kelompok suku bangsa sehingga ditetapkanlah sebagai peraturan yang harus dipatuhi dan dilakukan oleh keturunan keluarga berikutnya atau oleh keturunan suku bangsa berikutnya. 

Seringnya adat istiadat ini berupa ritual yang lazim dilakukan pada masa dimana nenek moyang belum mengenal Tuhan atau bisa juga saat itu belum ada aturan resmi yang ditetapkan pemerintah. 

Dari perkataan Yesus (Markus 7:7-8) maka dapat kita simpulkan bahwa : 
Peraturan, ketentuan, perintah Allah harus diutamakan dari segala peraturan yang dibuat manusia. 

Allah menciptakan alam semesta ini dan kita manusia diciptakan Allah menurut gambar dan rupa Allah (baca Kejadian 1:1-31 sd 2:4a) 

Tentu saja kita manusia tunduk dan patuh kepada Allah, artinya kita menempatkan peraturan, ketentuan, perintah Allah di tempat terutama dari segala peraturan, ketentuan, perintah yang dibuat oleh kita manusia; apakah itu dibuat oleh nenek moyang, oleh pemuka adat istiadat, oleh pemerintah atau oleh raja, termasuk yang dibuat oleh pemuka agama sekalipun. 

Repotnya jika pemuka/pemimpin agama membuat peraturan yang mewajibkan umat/jemaat mematuhinya dan ternyata peraturan yang dibuatnya itu tidak lagi mengacu pada kebenaran peraturan, ketentuan, dan perintah Allah. 

Persoalannya menjadi perdebatan tiada habisnya ketika dipertanyakan darimana kita tahu dan kita yakin bahwa peraturan, ketentuan, perintah Allah dinyatakan. 

Kita umat kristiani berpegang pada Alkitab yang terdiri dari Perjanjian Lama, Perjanjian Baru dan Deuterokanonika sebagai Sabda/Firman Allah tertulis. 

Timbul masalah lain diperdebatkan dan dipertentangkan oleh sesama umat kristiani dalam banyak hal tentang peraturan, ketentuan, perintah yang dibuat oleh para Rasul dan oleh Bapa-bapa gereja yang diakui oleh umat Katolik sebagai Tradisi ajaran para Rasul sedangkan umat kristen protestan tidak mengakuinya. 

Wah ramai deh jika anda mengikuti asal muasal perdebatan dan pertentangan di kalangan kristiani, bahkan ada yang bertanya: 
darimana kamu yakin bahwa Alkitab adalah Sabda/Firman Allah tertulis padahal penulisnya adalah manusia. 

Kita tidak membahas lebih lanjut hal-hal ini dan biarlah para ahli teologi atau pihak berwenang dalam gereja yang mengatur dan mengurusinya. 

Yang penting kita imani bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang tertulis dan wahyu Allah yang dinyatakan kepada setiap pribadi yang kita imani adalah pernyataan Allah Roh Kudus kepada kita yang membawa atau menuntun kita kepada suatu kebenaran Allah yang amat berguna bagi perjalanan hidup kita selama masih berada di dalam dunia ini. 

Yohanes 14:26 
tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. 

2 Timotius 3:16 
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. 

Hendaknya kita menempatkan Allah diatas segala-galanya yang ada di bumi ini dan diatas segala peraturan, perintah, ketentuan yang dibuat oleh manusia. 

Kita berpegang pada Sabda/Firman Allah tertulis di Alkitab maupun Sabda Allah melalui Roh Kudus secara lisan di dalam diri kita masing-masing. 

Kita tidak perlu berdebat tetapi kita perlu taat dan hidup di dalam kebenaran Allah melalui iman dan perbuatan kasih. 

Kita jaga kekudusan diri kita masing2 dan menjaga diri kita selama hidup di bumi ini supaya Allah berkenan dan supaya kita sampai di rumah Bapa di Surga. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com