Minggu, 16 Juni 2019

KATAKAN SEJUJURNYA


Sabtu, 15 Juni 2019

2 KORINTUS 6=5:14-21   
MAZMUR 103:1-4,8-12 
MATIUS 5:33-37

Matius 5:37a 
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. 

Bacaan Injil Matius hari ini adalah Yesus mengatakan tidak baik bila seseorang bersumpah demi segala sesuatu, untuk meyatakan bahwa dirinya benar. 

Seharusnya memang kita tidak perlu harus bersumpah, untuk mengatakan sesuatu hal sebenarnya sebab persoalan orang lain menerima atau tidak, itu mah terserah orang itu, yang penting yang kita katakan adalah suatu kebenaran. 

Dalam bacaan surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, disebutkan bahwa: 
2 Korintus 5:17 
Siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. 

Dari kedua bacaan ini, bisa ditarik benang merahnya bahwa: 
kita harus memperbaharui sikap dan cara hidup kita, kita harus menanggalkan sikap dan cara hidup yang lama. 

Bisa saja dulu kita masih menganggap kebohongan adalah sesuatu hal lumrah dan bukan merupakan perbuatan dosa tetapi sekarang kita hidup dalam Kristus, yang tidak menghendaki kebohongan dengan memanipulasi suatu kebenaran dengan cara bersumpah untuk menutupi kebohongan tersebut. 

Lihat saja, berita dunia yang kita baca dan kita dengar dan kita lihat, diantaranya adalah para politisi memamerkan suatu kebohongan publik, sepintas sepertinya 
mereka benar, sekian lama kemudian terkuak bahwa ia berbohong. 

Biasanya suatu kebohongan ditutupi oleh kebohongan berikutnya dan semakin lama dapat berkembang menjadi suatu konsipirasi untuk merubah kebohongan menjadi kebenaran. 

Inilah cara-cara dunia memandang suatu kebenaran dari sisi kepentingan diri sendiri. 

Bagaimana dengan diri kita sendiri? 
Apakah saat ini kita sudah melepaskan suatu kebohongan dalam segala bentuk apapun juga? 

Di mata Tuhan, tidak ada istilah dunia mengatakan : 
ini "bohong putih", berbohong demi kebaikan atau isitilah "bohong hitam", berbohong untuk menutupi kebenaran. 

Mungkin seseorang berbohong tidak seperti para politisi, dipikirnya itu sah-sah saja, lumrah... sering terjadi seseorang meskipun ia tahu itu termasuk kategori berbohong tetapi berdalih, itu biasalah... banyak orang juga berbuat demikian. 

contoh: 
menyogok atau menyuap oknum pejabat pajak, oknum bea cukai, demi kelancaran usahanya/bisnisnya, itu biasa lho, dengan berdalih : ini bukan perbuatan dosa. 
benarkah demikian? 

Jika menyimak perkataan Yesus, 
jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. 

apakah masih ngotot dengan berdalih, ini mah beda ...hal-hal sekuler jangan dicampuri dong oleh hal-hal rohani... 

Manusia  memang sejak semula, pandai berdalih dan tidak mau dipersalahkan, seperti Adam dan Hawa dimana Adam menyalahkan Hawa. 

Kejadian 3:12 
Manusia itu menjawab: "perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan. 

Hawa tidak mau disalahkan dan berdalih: 
Kejadian 3:13b 
Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan." 

Dan di jaman sekarang ini, 
seseorang berdalih untuk menutupi kesalahannya dengan cara menyalahkan orang lain atau dengan cara berbohong. 

Seringkali kita meng-iyakan sesuatu karena merasa tidak enak menolak kita mau kompromi meski harus berbohong demi sesuatu padahal kebohongan itu tidak berkenan bagi Allah. 

Semoga kita semakin menyadari bahwa lebih baik kita mengatakan sesuatu kebenaran daripada harus berbohong. 

Apapun konsekwensinya, lebih baik kita bersikap jujur ... ya katakan ya, tidak katakan tidak. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com