Jumat, 21 Juni 2019

DOA BAPA KAMI


Kamis, 20 Juni 2019

2 KORINTUS 11:1-11
MAZMUR 111:1-4,7-8 
MATIUS 6:7-15 

Bacaan Injil Matius hari ini, Yesus mengajarkan doa, dikenal sebagai 
doa bapa kami. 

Dari perikop ini sesungguhnya kita mengetahui bahwa Bapa di Sorga senantiasa mengetahui apa yang kita butuhkan, sebelum kita berdoa. 

Matius 6:8b 
.Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan sebelum kamu minta kepadaNya 

Pertanyaannya adalah : apakah kita puas menerima pemberian Bapa? 
Jawabannya beraneka-ragam tergantung masing-masing pribadi. 

Gambaran umumnya, sebagian orang "tidak puas" sebab seringkali permintaan kita lebih banyak dari yang diberi oleh Bapa Sorgawi. 

Kita cenderung menginginkan ini dan itu dan ternyata hanya sebagian dari yang kita minta dikabulkan, kemudian kita tetap ngotot dan berusaha meraih semua keinginan kita. 

Sedikit orang mengerti dan memahami hati Bapa Sorgawi dan bisa menerima pemberian Bapa dengan penuh ucapan syukur meskipun tidak seperti yang diinginkan. 

Itu sebabnya Yesus mengajarkan kita berdoa yang keluar dari hati yang tulus dan berserah kepada Bapa, yaitu doa bapa kami. 

Jika kita dalami satu-persatu kata yang terkandung dalam doa bapa kami 
sudah sangat sempurna. 

Matius 6:9-13 
Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami
dari pada yang jahat. (karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.Amin) 

Doa bapa kami sudah sangat jelas dan tidak perlu penjelasan detail sebab kita semua pasti sudah mengerti makna dari kata demi kata dalam doa ini. 

Yang terpenting adalah bagaimana kita mempraktekkan doa bapa kami di kehidupan kita sehari-hari. 

Selanjutnya, 
Yesus menjelaskan hal pengampunan, dimana kita diminta untuk mengampuni kesalahan orang lain, seperti diri kita sudah diampuni Bapa. 

Matius 6:14--15 
Jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan 
mengampuni kamu juga tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu. 

Dari pengalaman melakukan tugas pelayanan dan tugas konseling maka seringkali seseorang bersikukuh tidak mau kesalahan orang lain, apalagi kesalahan orang terdekatnya. 

Mereka menyimpan kesalahan orang lain bertahun-tahun bahkan bisa puluhan tahun masih mengingat perbuatan orang lain yang melukai hati dan merugikan dirinya. 

Sayang sekali, hati ini berubah fungsi menjadi seperti gudang sampah yang menyimpan segala kekotoran, kebusukan, perilaku orang lain. 

Bukankah lebih baik ika hati dibersihkan dari segala hal yang membuat diri kita tertekan oleh benci dan dendam, dengan cara kita mau memaafkan, mengampuni kesalahan orang lain. 

Ini bukan teori tapi kenyataan. 
seseorang yang masih menyimpan kesalahan orang lain, biasanya hidupnya tidak gembira, hati dan pikirannya ingat terus kepada orang itu sedang orang yang bersangkutan sudah melupakan apa yang sudah ia perbuat melukai hati orang lain. 

Hendaknya kita bawa ketidak-mampuan kita memaafkan dan mengampuni orang lain dan memohon diberi kekuatan serta kemampuan dari Roh Kudus, kemudian kita harus yakin bisa mengampuni. 

Dengan mengampuni kesalahan orang lain berarti kita sudah melakukan seperti bagian doa bapa kami. 

Seringkali berkat dari Bapa Sorgawi menjadi tertunda dan terhalang oleh 
sikap seseorang yang yang tidak mau mengampuni kesalahan orang lain. 
(baca perikop tentang pengampunan Matius 18:21-33). 

Doa bapa kami hendaknya tidak sekedar hafal didaraskan setiap hari melainkan kita memaknai doa bapa kami dengan melakukannya. 

Akan terlihat jelas

Yang telah memahami dan melakukan doa bapa kami maka jiwanya damai dan pikirannya tenang sebab ia percaya dan yakin Bapa Surgawi mengasihinya dan memelihara hidupnya. 

Yang belum memahami dan belum mau melakukan doa bapa kami maka dirinya gelisah dan cemas akan hidupnya sebab ia ragu bahkan ada yang tidak yakin Bapa Surgawi mengasihi dirinya karena fokus pada masalah hidupnya. 

Firman Tuhan itu kita baca tetapi harus kita temukan maknanya supaya kita yakin dan mau melakukanNya. 

Membaca dan merenungkan Firman Tuhan itu untuk menumbuhkan iman kita (Roma 10:17), lalu setelah kita yakin dan percaya KebenaranNya maka kita mau melakukanNya (Yakobus 2:14-26). 

Dengan demikian, tidak sulit bagi kita menghidupkan doa bapa kami di dalam hidup kita dan juga melakukan hal-hal lain dari Firman Tuhan. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com