Kamis, 02 Juni 2016

KEBANGKITAN ORANG MATI










Rabu, 1 Juni 2016 

Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. 
                (Markus 12:18) 

Bacaan Injil hari ini mengenai orang Saduki tidak percaya ada kebangkitan, selain itu mereka menolak kekekalan jiwa dan menolak takdir tetapi menerima adanya kehendak bebas. 

Kita coba cari referensi buku literatur rohani untuk mengetahui latar belakang orang Saduki. 

Mereka berasal dari keturunan imam Zadok di masa pemerintahan raja Daud sebagai imam agung. 
(baca 1 Raja-raja pasal 1 dan 2). 

Orang Saduki pada umumnya adalah imam-imam bertanggung jawab terhadap ibadah di Bait Suci dan memegang jabatan imam kepala tetapi sebagian dari mereka adalah orang awam biasa dan tidak menjabat sebagai imam. 

Orang Saduki hanya percaya kepada lima kitab Musa (Pentateukh) dan memegang teguh hukum taurat Musa. 

Dalam suatu kesempatan, 
mereka menentang ajaran Yesus tentang kebangkitan badan dengan mengajukan pertanyaan kepada Yesus : 

Markus 12:23 
Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia. 

Mereka mengutip ajaran Musa tentang kawin dengan isteri saudara yang telah mati. 

Ulangan 25:5 
Apabila orang-orang yang bersaudara tinggal bersama-sama dan seorang dari pada mereka mati dengan tidak meninggalkan anak laki-laki, maka janganlah isteri orang yang mati itu kawin dengan orang di luar lingkungan keluarganya; saudara suaminya haruslah menghampiri dia dan mengambil dia menjadi isterinya dan dengan demikian melakukan kewajiban perkawinan ipar. 

Yesus tahu orang Saduki ini menguji dirinya melalui kisah yang di rekayasa dengan menceritakan tujuh bersaudara yang mengawini seorang perempuan karena satu persatu ke7 saudara ini mati. (baca Markus 12:20-22). 

Yesus menegur mereka dan mengatakan mereka sesat karena tidak mengerti kitabsuci dan kuasa Allah meskipun mereka mentaati kelima kitab Musa. 

Markus 12:24-25 
Jawab Yesus kepada mereka: "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah. 
Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. 

Mengapa teguran Yesus sangat tajam dan mengatakan orang Saduki sesat? 

Bila seseorang membaca kitabsuci, lalu menafsirkan semaunya saja maka hal ini akan menyesatkan sebab berdasarkan keinginan sendiri seperti orang Saduki. 

Kita tahu bahwa tidak boleh menambahi atau mengurangi ayat firman Tuhan dan menafsirkan sembarangan sebab akan menyesatkan diri kita dan orang lain. 

Amsal 30:5-6 
Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung padaNya. Jangan menambahi firmanNya, supaya engkau tidak ditegurNya dan dianggap pendusta. 

Ulangan 4:2 
Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu. 

Bukankah orang Saduki hanya mengakui ke5 kitab Musa : Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan, tetapi tidak percaya pada kebangkitan orang mati dan Yesus mengingatkan mereka tentang kisah Musa dan semak duri di kitab Keluaran pasal 3. 

Seharusnya mereka percaya bahwa Allah sanggup membangkitkan orang mati sebab Allah itu bukan Allah orang mati melainkan Allah orang hidup. 

Markus 12:26-27 
Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? 
Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup
Kamu benar-benar sesat! 

Demikian pula hendaknya kita harus memahami betul maksud dari ayat firman Tuhan dan kita beruntung di Katolik ada Magisterium sebagai pedoman kebenaran firman Tuhan. 

Jika tidak, maka kita terpecah-belah mengklaim penafsiran masing-masing; Firman Tuhan tidak boleh ditafsirkan dan dimanipulasi berdasarkan keinginan atau kepentingan sendiri. 

Kebangkitan orang mati atau kebangkitan badan memang tidak mudah dipahami. 
bapa-bapa gereja mengakuinya melalui Iman rasuli dan melalui kredo yang sampai sekarang ini kita umat katolik mendaraskannya setiap kali di dalam misa ekaristi. 

Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika menyinggung soal kebangkitan badan pada saat rapture atau pengangkatan di akhir jaman ketika kedatangan Yesus kedua kalinya. 

1 Tesalonika 4:14, 16-17 
Jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. 

Itu sebabnya Yesus mengatakan orang Saduki sesat karena tidak mengerti kebenaran firman Tuhan di kitab suci. 

Mengikuti pemahaman orang Saduki tidak percaya adanya kebangkitan orang mati, apakah berarti mereka tidak akan bangkit dan terangkat ke Surga bersama Yesus. 

Pemikiran atau penafsiran orang Saduki masih lumayan banyak orang beriman kristiani yang tidak mengerti hal ini dan dikiranya kalau sudah mati yah sudah dikuburkan selamanya di bumi seperti halnya binatang mati dan ditelan bumi. 

Padahal kematian di dunia ini bukanlah akhir segalanya sebab kebenarannya adalah kematian itu berarti awal dari kehidupan baru yang kekal selamanya. 
(baca kitab Wahyu pasal 21). 

Kita tidak boleh takut menghadapi kematian di dunia meskipun realitanya banyak orang takut menjelang detik2 terakhir menghembuskan nafas terakhir. 

Sebab kita harus percaya kepada Allah yang memberikan kita kekuatan untuk menjalani kehidupan di dunia sesuai dengan kehendakNya supaya kelak kemudian hari setelah menyelesaikan tugas perutusan maka kita mengalami kehidupan baru di Surga. 

2 Timotius 1:7 
Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. 

REFLEKSI DIRI 

Apakah aku sungguh percaya dan mengimani iman rasuli tentang adanya kebangkitan badan bersama Yesus yang menjemputku di akhir jaman nanti? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

============= ☆☆☆ ============

Kalender Liturgi Katolik 
PW St Yustinus 
Warna Liturgi : Merah 

2 Timotius 1:1-3,6-12 
Mazmur 123:1-2 
Markus 12:18-27
BcO : Galatia 3:15-4:7 

============= ☆☆☆ ============

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com