Jumat, 17 Juni 2016

MENGUMPULKAN HARTA DI SURGA









​Jumat, 17 Juni 2016 

Kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.  
                                  (Matius 6:20)


Pengajaran Yesus berikutnya dari kotbah di bukit adalah mengenai nasehat janganlah mengumpulkan harta di bumi tetapi kumpulkanlah harta di sorga. 

Harta itu apa? 
Menurut kamus bahasa Indonesia, harta di bumi adalah kumpulan benda-benda yang ada di bumi dan bernilai ekonomis. 

Harta di bumi bisa dimiliki oleh setiap orang bila terjadi pertukaran jual-beli yang di meteraikan secara hukum dan menjadi syah kepunyaan seseorang. 
Kumpulan harta kepunyaan seseorang disebut juga harta kekayaan seseorang. 

Yesus melarang mengumpulkan harta di bumi ini ķarena ada ngengat, dan karat yang merusak harta serta ada pencuri yang mencuri harta tersebut. 

Matius 6:19 
Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. 

Yesus menghendaki kita mengumpulkan harta di sorga karena tidak akan ada ngengat, tidak ada karat, tidak ada pencuri ... wow, terjamin aman dong ! 

Namun kenapa kita manusia lebih suka mengumpulkan harta di bumi daripada mengumpulkan harta di sorga. 
wah...kenapa yach?? 

Mungkin ada yang bingung, 
mengumpulkan harta di sorga gimana caranya dan bukti kepemilikannya apakah ada sertifikat atas nama saya? 

Mengumpulkan harta di bumi tidak mutlak harus mengandalkan Tuhan sebab dengan mengandalkan skill dan kemampuan diri bisa memperoleh harta dan mengumpulkan banyak harta. 

Lihat saja orang kaya pada umumnya hebat sekali mampu memiliki harta kekayaan sedangkan orang yang rajin beribadah di gereja pada umumnya 'kalah lihai' dari orang kaya dalam hal mengumpulkan harta dunia. 

Lukas 16:8 
Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. 

anak-anak dunia adalah orang-orang yang memakai prinsip dunia sedangkan anak-anak terang adalah orang-orang. 

Prinsip dunia dalam hal mencari harta lebih menekankan pada hasil (result) dan barangsiapa yang menghasilkan banyak harta dan banyak prestasi maka akan mendapatkan reward berupa pujian, kuasa, jabatan, network, selain harta. 

Sayangnya kecenderungan mengabaikan nilai moral dan spiritual sangat kentara demi mencapai keberhasilan dan tidak segan-segan melakukan intimidasi, fitnah, korupsi, konspirasi jahat, aniaya, penindasan, bahkan membunuh orang secara fisik maupun psikis orang lain yang menghalangi jalannya mencapai target dan segala keinginannya. 

Tidak hanya itu saja tetapi menjauhkan diri orang tersebut dari Tuhan dimana iman kepercayaannya tergerus oleh kepercayaan diri sendiri berlebihan sehingga dia mengklaim keberhasilan yang dicapainya adalah hasil jerih payah dirinya dan tidak mengakui Tuhanlah yang sesungguhnya yang memberikan kemampuan kepadanya menggapai hasil yang diperolehnya. 

Ulangan 8:17-18 
Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkanNya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini

Harta di bumi ini sangat memikat hati manusia sejak Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa dan manusia cenderung mengejar terus harta kekayaan dan dengan sadar meninggalkan Tuhan demi memiliki dan mengumpulkan harta di dunia ini. 

Sudah banyak orang beriman yang jatuh terpikat memiliki dan mengumpulkan harta kekayaan dunia daripada kumpulkan harta di sorga; apalagi orang yang tidak beriman... 

Semula aktif terlibat pelayanan di gereja namun begitu dapat kangtaw atau kerjaan atau royek yang menghasilkan uang banyak maka segera tinggalkan pelayanan dan gereja karena kesibukan urusan bisnis/kerjaan. 

Sulit sekali memilih menolak uang/harta yang sudah pasti diperoleh daripada mendahulukan kepentingan pelayanan di gereja atau di komunitas rohani lainnya. 

Cenderung kompromi dengan alasan, untuk kali ini saja: rejeki ga boleh ditolak lagipula jarang-jarang datang rejeki sedangkan pelayanan, kapan saja masih ada waktu lain dikerjakan. 

Orang seringkali lupa bahwa harta dunia sewaktu-waktu bisa ludes, bisa terbakar, bisa hilang, tiba-tiba tidak ada nilainya. 

Ayub mengalami keterkejutan dalam satu hari kehilangan harta dan anaknya mati karena dirampok oleh gerombolan penjahat (baca Ayub pasal 1). 

Itu sebabnya Yesus bilang ada ngengat ada karat dan ada pencuri yang membuat harta di bumi ini lenyap. 

Mengumpulkan harta di sorga jauh lebih sulit dibandingkan mengumpulkan harta di bumi bila kita tidak mengandalkan Tuhan dan menyerahkan kendali hidup kita diatur oleh Tuhan. 

Sedangkan kecenderungan kita tidak mau terikat dan maunya mengatur diri sendiri.... iya ngga? jujur saja iya sih ! 

Tunduk kepada peraturan manusia saja kagak mau, malah maunya melanggar. 
misal : jalur busway kagak boleh dilewati kendaraan pribadi, eh alasan macet atau lagi buru-buru nih ada urusan bisnis, atau bisa juga alasannya urusan pelayanan. 

Tuhan tahu sifat kita suka ngeyel, 
berapa banyak Tuhan kasih janji jika kita menuruti perintahNya maka dikasih rejeki dan berkat melimpah tetapi masih banyak diantara kita cuekin dan tetap saja lebih memilih kagak mau mengikuti peraturan dan perintah Tuhan. 

Yesaya 48:18 
Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintahKu, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti

Janji Tuhan memberikan damai sejahtera dan kebahagiaan melimpah adalah jauh lebih bernilai dan berguna bagi kita namun anehnya tetap saja banyak orang memilih harta dunia yang terlihat jelas ada barangnya bisa dilihat mata jasmani. 

Mrmang mata jasmani kita itu seringkali dapat menyeret kita berbuat dosa karena mempengaruhi pikiran dan hati kita. 

Matius 6:22-23 
Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu. 

Hawa tergoda karena matanya melihat buah terlarang tersebut sedap dan dari mata turun ke hati dimana hatinya tertarik dan mulutnya kepengen makan buah itu, lalu pikirannya berpikir wah bener juga kata si ular/iblis bahwa jika ia makan buah ini akan memberikan pengertian buat dirinya. 

Kejadian 3:6 
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya. 

Klop sudah semua kondisi terpenuhi dan membutakan mata rohani dan iman kepercayaan kepada Tuhan mulai ragu dan bimbang setelah mendengar dan melihat langsung bahwa buah itu enak dimakan dan tidak akan mati bila dimakan seperti yang dikatakan Tuhan. 

Seperti itu juga alasan orang yang terpikat harta di bumi ini bahwa tidak ada bahaya koq mengumpulkan harta di bumi ini, toch nanti kita sumbangkan buat keperluan gereja. 

Biasanya, saat belum memiliki harta yang banyak, dengan yakin dia katakan tidak akan lupa diri dan akan tetap setia kepada Tuhan tetapi begitu harta dunia mengalir kepadanya sehingga semakin hari semakin kaya raya dirinya maka mulailah dia pura-pura lupa dan mabok kepayang kepada harta dan hatinya terbelenggu oleh harta dunia tersebut. 

Matius 6:21 
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada

Fenomena seperti ini terus berulang terjadi dari satu generasi ke generasi berikutnya dan manusia tetap saja terpikat dan terjatuh dalam perangkap tipu muslihat Iblis, sibuk mengumpulkan harta, bahkan semakin berambisi menimbun harta buat anaknya, lalu buat cucunya dan sampai tujuh keturunan membangun dinasti keluarga. 

Yakobus 5:1-3 
Hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu!  Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat! Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir

Hendaknya kita ikuti nasehat Yesus supaya kita mengumpulkan harta di sorga dan bukan harta di bumi. 

Caranya adalah turuti perintah Yesus

1) saling mengasihi kepada sesam
mari berbagi dalam segala hal kepada sesama kita; bisa berbagi perhatian dan kepedulian akan kesusahan orang lain, bisa membantu dana, memberi bantuan pekerjaan, menasehati lewat konseling, mengInjili orang agar mereka mendekat kepada Tuhan dan masih banyak lagi pelayanan lainnya yabg bisa kita lakukan asalkan didorong hati yang murni. 

2) mengasihi Tuhan 
menjalin hubungan intim dengan Tuhan dan menyembah Tuhan serta berbuat hal-hal yang menyenangkan hati Tuhan dengan melakukan perbuatan baik yang berkenan di mata Tuhan. 

Dengan demikian kita mengumpulkan harta di sorga lewat perbuatan dan sikap hidup kita yang berkenan bagi Tuhan. 

Hasil akhirnya jauh berbeda : 
mengumpulkan harta di bumi akibatnya kita kehilangan harta di bumi sekaligus kita kehilangan harta di sorga. 

mengumpulkan harta di sorga justru sekaligus kita dapat memiliki harta di bumi untuk berbuat banyak kebaikan supaya kita juga memperoleh dan mengumpulkan harta di sorga. 

REFLEKSI DIRI 

Apakah aku telah mengumpulkan harta di sorga dan menggunakan harta di bumi ini untuk melakukan perbuatan baik dan berkenan di mata Tuhan? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

============= ☆☆☆ ============

Kalender Liturgi Katolik 
Pekan Biasa XI 
Warna Liturgi : Hijau 

2 Raja 11:1-4,9-18,20 
Mazmur 132:11-14,17-18 
Matius 6:19-23 
BcO : Zakaria 1:1-21 

============= ☆☆☆ ============

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com