Jumat, 10 Juni 2016

KENDALIKAN DAN KUASAI DIRIMU









Jumat, 10 Juni 2016 

Jika matamu dan tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.  
               (Matius 5:29-30)

Hari ini kita menyimak pengajaran Yesus berikutnya tentang pengendalian diri atas hawa nafsu berzinah, terutama ditujukan kepada pria atau para suami yang menceraikan isterinya. 

Peringatan Yesus tentang berzinah ini sepertinya tidak ditanggapi serius sebab sampai saat ini perbuatan berzinah terus terjadi dan menjurus perzinahan berupa pemerkosaan terhadap perempuan tanpa pandang usia, bahkan kepada anak perempuan balita sekalipun. 

Yesus mencelikkan mata orang tentang berzinah; semula dikira bila melakukan perbuatan maka dikatakan berzinah, tetapi ternyata membayangkan dan mengingini perempuan sudah termasuk berzinah meskipun belum berbuat zinah. 

Matius 5:27-28 
Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah tetapi Aku berkata kepadamu: setiap orang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. 

Ada nasehat sedikit menggelikan : 
wahai kaum pria, ketika engkau melihat dan memandang paras cantik wanita, hendaknya engkau mencontoh burung elang yang menengok hanya kekiri dan kekanan saja seperti menggelengkan kepalanya dan janganlah seperti burung perkutut / burung dara yang mengejar kemana saja sesuatu yang dilihatnya untuk dimakan. 

artinya : bila laki-laki memandang wanita cantik, lebih baik sekilas saja dan jangan terus memandangnya sebab akan timbul hawa nafsu dan seterusnya berbahaya!! 
haaaa....haaaa.....haaaaaa. 

Akhir-akhir ini masalah perceraian akibat perselingkuhan seringkali terjadi karena tidak mampu mengendalikan diri dari hawa nafsu sex dimana sejak dahulu kala manusia jatuh akibat nafsu sex. 

Kejadian 6:1-2,5 
Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka
Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata. 

Perbuatan dosa akibat hawa nafsu sex merupakan salah satu penyakit rohani yang menjangkiti kaum pria umumnya dan kaum perempuan tak luput juga. 

Rasul Paulus memberikan peringatan keras akan bahaya hawa nafsu sex yang tak terkendalikan dengan baik. 

Roma 1:26-27 
Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka. 

Kita diingatkan bahwa tubuh jasmani ini jagalah kesuciannya dan jangan lalai memeliharanya agar sehat walfiat dan jauh dari pemuasan hawa nafsu. 

Roma 6:12-13 
Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran

1 Korintus 3:16 
Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? 

Itu sebabnya Yesus mengatakan bahwa lebih baik matamu dicungkil saja atau tanganmu dipenggal saja atau anggota tubuh yang lain dipenggal juga daripada menyesatkan dirimu untuk melakukan perbuatan dosa (ayat 29-30). 

Selanjutnya, 

Dalam bacaan pertama mengenai nabi Elia yang mengalami stress dan depresi akibat tidak mampu mengendalikan diri. 

Padahal baru saja menang melawan 450 nabi baal dan sungguh mengherankan karena ancaman akan dibunuh oleh isteri raja Ahab yakni Izebel membuat Elia jadi ketakutan ...wow, mengapa demikian? 

Aneh tapi nyata, 
ancaman dari Izebel disampaikan melalui orang suruhannya dan Elia keder alias ketakutan, bahkan berkata kepada Allah bahwa ia mau mati saja? 

Allah itu baik dan mengerti keadaan diri Elia yang lagi stress dan depresi. 
Allah menyuruh malaikatNya memberi makanan pada Elia dan membangunkan semangat Elia. 

Setelah itu Allah mengingatkan Elia akan tugas-tugas yang harus dilakukannya dengan menanyakan apa yang sedang Elia lakukan saat itu. 

Kita lihat jawab Elia yang membela diri dengan beralasan bahwa ia bekerja giat melaksanakan tugas dan menonjolkan jasa-jasanya dengan mengatakan bahwa hanya tinggal dia seorang yang tersisa masih hidup dan menyembah Allah. 

1 Raja 19:10 
Jawabnya: "Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjianMu, meruntuhkan mezbah-mezbahMu dan membunuh nabi-nabiMu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku." 

Padahal faktanya masih ada 7000 orang di Israel yang tidak menyembah Baal dan Allah mengingatkan Elia bahwa ia tidak sendirian. 

1 Raja 19:18 
Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia. 

Seperti itulah keadaan orang stress atau depresi dimana seringkali membesar-besarkan masalah atau menonjolkan diri untuk menutupi kelemahan dirinya 

Kita tidak tahu persis apa penyebabnya sehingga Elia terlihat stress/depresi namun bila kita membaca keseluruhan pasal 19 dan tidak hanya sebatas bacaan pertama saja dari ayat 9-16 maka ada tiga hal penyebabnya, yaitu : 

Pertama 
Elia fokus pada perasaannya sendiri dan tidak fokus pada realita / kenyataan

Sepertinya semua orang memusuhinya padahal cuman seorang Izebel yang mau membunuhnya, dengan mengatakan : 
.... hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku. (ayat 10b). 

Suatu pelajaran buat direnungkan bahwa hendaknya tidak fokus pada keadaan diri sendiri saja tetapi sebaiknya hati dan pikiran tertuju pada Allah sebab DIAlah yang memberikan kita kekuatan agar mampu mengatasi segala persoalan. 

Filipi 4:13 
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. 

Kedua 
Elia menyalahkan dirinya tidak mampu mencegah orang Israel tetap setia pada Allah dan tidak menyembah baal. 

Ia merasa sudah bekerja dengan giat, ternyata orang Israel membunuh para nabi dan berpaling dari Allah. 

ayat 14a 
Jawabnya: Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjianMu, meruntuhkan mezbah-mezbahMu dan membunuh nabi-nabiMu dengan pedang; 

sampai dua kali mengatakan hal ini di ayat 10 dan ayat 14; dan terlihat Elia merasa dirinya tidak berguna... yach perasaan orang yang depresi memang seperti itu. 

Ketiga 
Elia membandingkan dirinya dengan nenek moyang yang lebih baik darinya. 

kata Elia: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." (1Raja19:4). 

Bukankah kita juga demikian, 
seringkali membanding-bandingkan diri kita dengan keadaan orang lain padahal belum tentu kita lebih jelek daripada orang lain, itu mah perasaan saja. 

Andaikata betul faktanya orang lain lebih banyak keberhasilannya daripada kita namun percayalah bahwa orang lain itu pasti ada kekurangan/kelemahannya dan justru kelemahan orang lain itu adalah kelebihan/kekuatan diri kita

Jadi buat apa kita stress apalagi depresi karena membandingkan diri kita dengan orang lain... ini mental pecundang. 
Kita ini harus miliki mental pemenang asal jangan takabur tetapi tidak boleh nyalinya kecil dan minder. 

Bukankah Elia luar biasa dipakai Allah dengan mengalahkan 450 nabi baal dan 400 nabi asyera (1 Raja 18:19). 
Elia juga diberi kuasa oleh Allah, hujan tidak turun selama 3,5 tahun? 
(1 Raja 17:1 dan Raja 18:1). 

lalu mengapa membandingkan dirinya dengan nenek moyang?? 
istilahnya : memandang rumput tetangga lebih hijau dari rumput di rumahnya. 

2 Korintus 10:12 
Memang kami tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka! 

REFLEKSI DIRI 

Apakah aku siap dan waspada mengendalikan diriku senantiasa agar mampu mengatasi segala persoalan hidup? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

============= ☆☆☆ ============

Kalender Liturgi Katolik 
Hari Biasa 
Warna Liturgi : Hijau 

1 Raja 19:9a,11-16 
Mazmur 27:7-9,13-14 
Matius 5:27-32 
BcO : Filipi 3:17-4:9 

============= ☆☆☆ ============

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com