Kamis, 09 Juni 2016

MASUK KE DALAM KERAJAAN SORGA









Kamis, 9 Juni 2016 

Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.  
                 (Matius 5:20)

Pengajaran Yesus berlanjut setelah sebelumnya menegaskan bahwa hukum taurat tetap eksis dan Yesus datang untuk menggenapi hukum taurat. 

Ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi memegang teguh tradisi nenek moyang dan menjalankan hukum taurat. 

Mereka percaya kepada Allah yang Esa (monotheism) sedangkan situasi dunia saat itu masih menyembah dewa atau ilah-ilah lain. 

Dari sisi positifnya, hidup keagamaan ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi dijadikan patokan atau barometer bagi masyarakat Yahudi dalam pengetahuan firman Allah dan tradisi Yahudi. 

Memang dari sisi negatifnya, mereka memandang rendah orang lain karena mengklaim diri mereka lebih suci padahal dalam banyak hal, perbuatan mereka tidak sejalan dengan apa yang mereka katakan. 

Yesus mengkritik sikap dan perbuatan mereka dan dikatakan munafik tetapi memuji pengetahuan firman Allah yang mereka kuasai dan iman percaya mereka hanya kepada Allah saja. 

Ada beberapa contoh perbuatan mereka yang dikatakan Yesus mengenai : 

1) jangan membunuh (ayat 21) 
2) jangan marah kepada saudaramu 
     (ayat 22) 
3) berdamailah dengan sesamamu 
     (ayat 23-25) 
4) jangan berhutang (ayat 26) 

Ada yang menarik dari perkataan Yesus pada ayat 20 bahwa untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga bilamana hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari hidup keagamaan ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi !!! 

Sedikitnya ada dua hal yang bisa kita petik dari perkataan Yesus di ayat 20: 

Pertama 
Iman kepercayaan kita kepada Allah haruslah bertumbuh dan teguh 

Roma 10:17 
Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. 

Bicara soal iman itu bukan sekedar kita mengaku percaya kepada Yesus dan pergi ke gereja seminggu sekali serta mengucapkan iman rasuli saja. 

Deklarasi pengakuan iman di mulut dan dibaptis oleh Romo kemudian di legalisir berupa surat baptis dari gereja ternyata kelak kemudian hari ada sebagian yang menganggap dirinya sudah beriman katolik dan merasa sudah cukup dan tidak merasa perlu menumbuhkan iman dengan menekuni pengetahuan firman Tuhan yang tertulis di Alkitab. 

Akibatnya, ia menjalani hidup menurut kebiasaan dan cara-cara dunia atau istilahnya menjalani hidup menurut prinsip-prinsip kebenaran dunia dan bukan menurut prinsip-prinsip kebenaran firman Tuhan. 

Secara lahiriah imannya katolik tetapi sikap dan perbuatannya tidak sesuai dengan iman kekatolikan. 

Maaf, tidak bermaksud menghakimi namun inilah realitanya; salah satu contoh nyata adalah fenomena jumlah umat yang hadir di malam natal dan trisuci hari paskah membludak penuh dan boleh dikatakan dua atau tiga kali lebih banyak dari umat yang hadir di setiap hari minggu. 

Hal ini mirip meski tidak persis sama dengan kebiasaan orang farisi dan ahli taurat yang menjalankan kewajiban keagamaan hanya di permukaan saja supaya dilihat dan dinilai orang. 

Bukankah sebagian umat katolik yang hanya ke gereja setahun dua kali atau yang jarang beribadah ke gereja adalah salah satu contoh dari hidup keagamaan yang tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi. 

Paling tidak orang farisi dan ahli taurta lebih tahu tentang pengetahuan firman Allah meskipun sikap kemunafikannya merusak iman mereka, seperti yang dikatakan Yesus dalam berbagai kesempatan yang kita ketahui dari bacaan Injil. 

Iman kita itu sangat mudah goyah diterjang oleh berbagai masalah hidup terutama masalah keuangan, kesehatan, dan masalah relasi dalan keluarga. 

Lihatlah keadaan keluarga-keluarga orang beriman, dalam hal ini keluarga katolik; ada yang baru menikah sekian bulan atau sekian tahun, mau cerai karena berbagai penyebab yang pada umumnya tidak jauh dari ketiga masalah hidup tersebut, yakni masalah duit atau masalah tidak adanya komunikasi atau masalah mandul belum punya anak. 

Bila saja mereka perhatikan imannya yang seharusnya diberi makanan rohani seperti pergi ke gereja, berdoa bersama, baca dan renungkan firman bersama maka akan terjalin komunikasi sesama anggota keluarga. 

Masalah apapun di dalam keluarga bisa dirembuk bersama dan dengan iman yang semakin hari semakin bertumbuh menjadi lebih teguh ketika menghadapi berbagai masalah hidup. 

Kedua 
Sikap dan Perbuatan kita haruslah sesuai dengan pengetahuan firman Allah yang kita imani 

Yakobus 1:22 dan 2:22 
Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. 
Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna

Pengetahuan akan firman Tuhan harus disertai dengan perbuatan dan hal ini cenderung tidak dilakukan oleh orang farisi dan ahli taurat meskipun tidak semua dari mereka seperti itu, misalnya Nikodemus dan Paulus. 

Yesus mengingatkan akan hal ini dan hendaknya kita menyimak dan menjadi pelajaran bagi kita supaya tidak seperti kemunafikan orang farisi dan ahli taurat. 

Matius 23:2-3 
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 

Bagian terpenting dan terberat adalah menjadi pelaku firman sebab disinilah kualitas iman kita terlihat sampai sejauh mana bobot dan kemurnian iman kita. 

Kita semua setiap hari bergumul dan berjuang meningkatkan kualitas iman kita seperti yang dikatakan Yesus : 

Matius 17:20 
Yesus berkata kepada mereka: 
"Karena kamu kurang percaya." Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu

Seringkali iman kita pasang surut atau up and down, pertumbuhan iman lambat mudah tergerus oleh masalah hidup. 

Demikianlah masalah pertumbuham iman dan perbuatan kita menjadi tolok ukur yang harus kita benahi untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 

REFLEKSI DIRI 

Apakah aku sungguh-sungguh fokus pada pertumbuhan imanku dan menjaga perilaku dan perbuatanku agar semakin hari aku semakin hidup di dalam Kerajaan Sorga dan hanya bersandar kepada Tuhan Allah saja? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

============= ☆☆☆ ============

Kalender Liturgi Katolik 
Efrem 
Warna Liturgi : Hijau 

1 Raja 18:41-46 
Mazmur 65:10-13 
Matius 5:20-26 
BcO : Filipi 3:1-16 

============= ☆☆☆ ============

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com