Jumat, 17 Maret 2017

IRI HATI MENDORONG PERBUATAN JAHAT












Jumat, 17 Maret 2017 

A. BACAAN PERTAMA 
KEJADIAN 37:3-4,12-13,17-28 

Yakub lebih mengasihi Yusuf sehingga saudaranya yang lain iri hati kepadanya bahkan membuangnya ke sumur dan akhirnya Yusuf dijual ke Mesir. 

B. MAZMUR TANGGAPAN 
MAZMUR 105:16-21 

Malapetaka dialami Yusuf dijual oleh saudaranya dan dijadikan budak ternyata mendatangkan berkat bagi keluarganya ketika kelaparan melanda Kanaan. 

Yusuf diangkat menjadi penguasa oleh Raja untuk mengelola istananya dan segala harta kepunyaannya. 

C. BACAAN INJIL 
MATIUS 21:33-43,45-46 

Yesus berkata perumpamaan tentang penggarap yang disewa oleh seorang tuan pemilik kebun anggur. 

Penggarap sewaan tersebut berlaku kejam membunuh hamba-hamba dan akan membunuh anak dari tuan pemilik kebun anggur. 

Imam kepala dan orang farisi tahu bahwa perumpamaan Yesus tersebut ditujukan kepada diri mereka. 

RENUNGAN HARI INI 

Ada orang berpandangan bahwa iri hati tidak selalu negatif tetapi yang positif berguna untuk memotivasi seseorang meningkatkan kemampuannya. 

Itu pendapat orang dunia sebab dalam pandangan rohani, iri hati itu justru mendorong orang berbuat jahat. 

Iri hati timbul dari kedalaman hati seseorang yang tidak suka melihat keadaan orang lain lebih baik dari dirinya atau melebihi keadaan dirinya

Saudara Yusuf tidak suka melihat ayah mereka lebih sayang kepada Yusuf dan puncaknya ketika Yusuf diberikan jubah maha indah oleh ayahnya, Yakub. 

Kita lihat perasaan iri hati timbul karena mereka ingin diberi juga sebuah jubah maha indah dan meskipun tidak ditulis namun bisa menduga bahwa mereka merasa lebih layak menerimanya dari pada adik mereka karena lebih senior atau lebih tua atau bisa juga merasa lebih hebat dari Yusuf. 

Salah satu ciri khusus orang yang irihati adalah merasa dirinya lebih hebat dari orang lain yang membuatnya iri hati

Orang farisi, ahli taurat, imam kepala merasa diri lebih layak dari Yesus sebab mereka adalah pemuka agama bahkan mereka merasa lebih hebat, lebih rohani dari Yesus, yang sering melanggar hari sabat dan melanggar peraturan taurat. 

Ciri lainnya adalah ia ingin menguasai bidang tertentu tetapi didahului orang lain sehingga ia kesal dan berusaha merebutnya karena iri hati orang lain mendapatkan apa yang ia inginkan. 

Orang iri hati ada dua keadaan, yaitu

Pertama 
Ia hanya bisa iri hati tetapi tidak bisa berbuat apa-apa 

Kedua 
Iri hati dan bertindak untuk melemahkan bahkan menghancurkan orang lain yang membuat dirinya iri hati 

Bagaimana mengatasi hati agar tidak iri hati melihat kesuksesan orang lain: 

Pertama 
Tidak membanding-bandingkan keadaan diri dengan keadaan orang lain 

Matius 25:16 
Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. 
(baca Matius 25:14-30) 

Kita masing-masing diberi kemampuan (=talenta) oleh Tuhan dan kita harus berdayakan agar menghasilkan optimal. 

Tidak perlu kecewa jika hasil yang kita peroleh tidak sebesar/sehebat orang lain namun sesuai dengan kemampuan kita. 

Jika bagian kita adalah dua talenta dan bagian orang lain lima talenta yang Tuhan berikan dan masing2 bekerja keras dan tentu saja hasilnya berbeda. 

Mengapa harus iri hati? 
Yang penting kita sudah maximal kerja dan menerima hasilnya dengan ucapan syukur dan bukan komplain ke Tuhan. 

Kedua 
Tidak berambisi melebihi kemampuan 

Roma 12:3 
Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing. 

Berbeda dengan prinsip dunia : 
Tentukan cita-citamu setinggi langit sebab jika tidak tercapai maka paling tidak sebagian bisa memperolehnya. 

Tetapi menimbulkan stress karena didorong oleh keinginan mencapai cita-cita setinggi langit tersebut. 

Seringkali demi mencapai tujuan maka biasanya menggunakan segala cara yaitu kompromi dengan dosa. 

Ketiga 
Mengucap syukurlah senantiasa dalam segala keadaan hidup 

1 Tesalonika 5:18 
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. 

Tidak mudah mengucap syukur jika hati dipenuhi keinginan kedagingan sebab biasanya selalu saja tidak puas dan terus menuntut kepada Tuhan. 

J A D I 

Hendaknya kita mawas diri menjaga sikap hati dan perbuatan kita sehari-hari sebab dunia ini memang kejam dan tidak mengenal belas kasihan dan selalu mau menjadi nomor satu menguasai segala bidang kehidupan. 

Kita umat kristiani hendaknya fokus berada di Jalan Tuhan dan tidak tergoda mengikuti jalan dunia. 

Benahi sifat, karakter, sikap, perbuatan kita yang belum sesuai dengan yang dikehendaki Tuhan. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com