Kamis, 11 Agustus 2016

MAUKAH ENGKAU MENJADI "BIJI GANDUM YANG MATI" ?








Rabu, 10 Agustus 2016 

Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. 
                  (Yohanes 12:24) 

Yesus berulangkali memakai proses alamiah dunia flora dan fauna untuk menjelaskan pengajaranNya dan kali ini menggunakan proses pertumbuhan biji gandum yang jatuh ke tanah sebelum menghasilkan buah yang banyak. 

Biji gandum jika tidak jatuh, ia tinggal sebiji saja dan tidak menghasilkan. 
Satu harus mati untuk menghasilkan banyak buah dan ini sudah menjadi hukum alam. 

Prinsip ini bukan hanya terjadi di dunia tumbuh2an (=flora), kita manusia juga berprinsip sama. Pada umumnya kita sebagai orangtua rela berkorban demi anak-anaknya. 

Yesus mau menjelaskan tentang diriNya harus mati, kemudian bangkit kembali. 
Yesus rela mati demi menebus dosa kita manusia untuk menyelamatkan kita. 

Imam Kayafas juga menginginkan Yesus mati untuk menyelamatkan bangsanya sebab Yesus dianggap musuh yang telah menarik banyak masyarakat Yahudi mau mengikutiNya. 

Yohanes 18:14 
Kayafaslah telah menasihatkan orang-orang Yahudi: "Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk seluruh bangsa." 

Rasul Paulus berbicara tentang Yesus kepada umat di Korintus bahwa : 

1 Korintus 15:45-47 
Seperti ada tertulis: "Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir menjadi roh yang menghidupkan. Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah. Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal dari sorga

Pertanyaannya : 
Apakah ada seseorang yang mau mati demi orang banyak? atau 
Adakah seseorang yang mau berkorban untuk kepentingan orang banyak? 

Itu sebabnya Yesus mengatakan : 
Yohanes 12:25 
Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. 

Urusan nyawa adalah hal terberat dan sangat sedikit yang mau mati seperti biji gandum demi orang lain itu hidup. 

Baiklah, kita pending dulu urusan mati demi orang lain. Sekarang kita beralih ke urusan berkorban (bukan nyawa) demi menolong orang lain. 

Pada tahap awal, kita bisa menolong orang lain dengan berbagai cara. 
Pada tahap berikutnya, bersediakah kita berkorban untuk menyelamatkan orang? 
Kita harus melewati kedua proses ini terlebih dahulu, sebelum kita bersedia mati demi orang lain. 

Untuk tahap awal saja biasanya kita melewati proses, dimulai dari menolong orang lain asalkan tidak keluar duit; misalnya : kita mau menyisihkan waktu, tenaga, skill, mendoakan orang tetapi tidak mau bantu bila berurusan duit. 

Kegiatan pelayanan itu memerlukan biaya namun jangan sampai nilai luhur pelayanan menjadi tercemar karena urusan duit. 

Masing-masing pribadi yang terlibat dalam pelayanan hendaklah motivasinya murni tidak terkontaminasi kepentingan diri sendiri dan waspadailah dirimu dari keinginan mencari pujian, ingin ngetop dan ingin diakui kehebatannya. 

Yang paling penting adalah kerelaan kita berkorban dalam segala hal untuk orang lain supaya mereka diselamatkan dan mengalami kasih Tuhan dan mereka mau hidup di dalam kebenaran Tuhan. 

Ada satu hal yang luput dari perhatian orang yang mau terlibat dalam tugas pelayanan yaitu menjadi seperti biji gandum, artinya mau berkorban demi orang lain. 

Ingat saja prinsip berikut ini : 
2 Korintus 9:6 
Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. 

Bila melayani untuk mencari popularitas maka engkau akan dapat pujian. 
Bila melayani untuk kepentingan bisnis maka engkau akan dapat rekan bisnis. 
Bila melayani untuk kebaikan orang lain 
maka engkau dapat kebaikan Tuhan 
Bila melayani sebagai ungkapan syukur maka engkau akan dapat sukacita 

Silahkan pilih, apa yang mau engkau tabur maka engkau dapat tuaian dari apa yang ditabur. 
Sama halnya bila menanam biji gandum mala akan menghasilkan gandum dan tidak mungkin menghasilkan jagung. 

Hendaklah menabur dengan kerelaan hati yang didorong oleh keinginan untuk membalas kebaikan Tuhan dengan cara melakukan seperti Tuhan berbuat baik kepada dirinya. 

2 Korintus 9:7 
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. 

Percayalah prinsip tabur-tuai sudah terbukti ampuh dan sayangnya tidak banyak orang percaya pada prinsip ini. 

Contoh : 
Jika saat ini kita sedang kesepian maka seharusnya kita menghibur orang lain atau menemani orang lain yang sedang kesepian tetapi biasanya kita tengelam dalam kesepian yang semakin lama membuat kita tawar hati atau kehilangan semangat hidup. 

Bacalah Alkitab dengan teliti maka anda akan menemukan prinsip tabur-tuai itu terjadi bila anda memahami prinsip ini. 

Contoh : kitab hakim-hakim paling jelas berlaku prinsip tabur-tuai; 
Orang yang mengkhianati Allah dengan menyembah berhala (=tabur) maka ia menerima hukuman dari Allah (=tuai). 
siapa menabur kejahatan maka menuai hasil kejahatan. 

Bacalah kitab Yosua pasal 2 dimana seorang perempuan sundal menabur kebaikan dengan cara menolong dua orang pengintai suruhan Yosua di kota Yerikho dan pada saat kota Yerikho dihancurkan maka Rahab dan keluarga diselamatkan (=menuai keselamatan). 

Yosua 6:17 
Dan kota itu dengan segala isinya akan dikhususkan bagi Tuhan untuk dimusnahkan; hanya Rahab, perempuan sundal itu, akan tetap hidup, ia dengan semua orang yang bersama-sama dengan dia dalam rumah itu, karena ia telah menyembunyikan orang suruhan yang kita suruh. 

Memang prinsip tabur-tuai seringkali dipakai untuk urusan duit, terutama bila untuk kegiatan pelayanan rohani. 
Padahal prinsip tabur-tua berlaku di segala bidang kehidupan di dunia ini. 

Kejadian 8:22 
Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam. 

Yesus memakai perumpamaan tentang biji gandum ini juga mengandung prinsip tabur-tuai yaitu dengan kematian Yesus menanggung dosa manusia (ada benih yang ditabur) maka tuaiannya adalah menyelamatkan umat manusia. 

Yesus juga menyebut secara langsung mengenai tabur-tuai. 

Yohanes 4:35,37-38 
Bukankah kamu mengatakan: 
Empat bulan lagi tibalah musim menuai? 
Tetapi Aku berkata kepadamu: 
Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai. 
Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka. 

Semoga prinsip biji gandum mati dahulu sebelum menghasilkan buah dan prinsip tabur-tuai, dimana kedua prinsip ini saling berkaitan erat, dapat kita pahami dan selanjutnya kita memaknainya di dalam hidup kita. 

REFLEKSI DIRI 

Apakah aku mau menjadi biji gandum yang mati supaya membawa orang kepada Yesus untuk diselamatkan? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

============= ☆☆☆ ============

Kalender Liturgi Katolik 
PW St. Laurensius 
Warna Liturgi : Merah 

2 Korintus 9:6-10 
Mazmur 112:1-2,5-9 
Yohanes 12:24-26 
BcO : Kisah 6:1-6; 8:1,4-8 

============= ☆☆☆ ============


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com