Jumat, 20 September 2019

SIKAP PERTOBATAN


Kamis, 19 September 2019

1 TIMOTIUS 4:12-16
MAZMUR 111:7-10 
LUKAS 7:36-50 

Lukas 7:37-38 
Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kakiNya, lalu membasahi kakiNya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kakiNya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. 

Orang yang menyesali dosa-dosanya menangis tersedu-sedu dan biasanya ia bertobat sungguh-sungguh dan tidak mau mengulangi lagi dosanya. 

Hal itu terjadi pada seorang perempuan berdosa yang menangis di kaki Yesus seraya meminyaki kaki Yesus. 

Bagaimana dengan kita? 
Apa yang kita lakukan setelah berbuat dosa? Apakah kita bertobat karena takut akan akibat dosa ataukah kita bertobat karena menyesal telah melukai Hati Kudus Yesus yang mengasihi kita? 

Jika kita bersikap seperti perempuan berdosa itu maka kita bertobat karena kita menyesal telah melukai Hati Kudus Yesus sehingga kita akan bersimpuh di kaki Yesus, artinya kita perbaiki relasi dengan Yesus agar semakin intim dan tidak mau mengulangi dosa lagi. 

Kita sadar akan kelemahan diri kita yang mudah sekali jatuh ke dalam dosa. 
Maka dari itu kita mesti sungguh-sungguh mengendalikan hawa nafsu kedagingan dan senantiasa intropeksi diri agar makin hari makin semakin dekat dengan Tuhan agar jalan hidup kita dituntun olehNya. 

Galatia 5:24 
Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. 

Setiap orang tidak sama kelemahannya dan sebaiknya kita mesti tahu di bagian mana diri kita yang lemah dan berpotensi berdosa. Selain itu kita telusuri hal-hal apa saja yang membuat kita berdosa. 

Secara umum, keinginan hawa nafsu kedagingan menjadi penyebab utama orang berbuat dosa. 

Oleh sebab itu fokuskanlah diri kita akan hal-hal rohani dan kendalikan hal duniawi agar tidak menguasai diri kita. 

Kolose 3:2,5-6 
Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah 

Tidak mudah sebab terbiasa menuruti keinginan daging sehingga perlu tekad yang kuat untuk melangkah menjauhi keterikatan keinginan daging yang selalu saja terus menerus maunya dituruti. 

Isilah pikiran kita sebanyak-banyaknya pengetahuan Firman Tuhan untuk atasi pikiran-pikiran dunia yang cenderung mau menguasai pikiran kita. 

Sebab di pikiran kita ini adalah tempat peperangan antara hal-hal rohani dan hal-hal duniawi. 

Baik pikiran rohani dan pikiran duniawi maka akan menguasai seluruh pikiran kita dan sangat besar mempengaruhi sikap dan perbuatan kita. 

Dosa itu bukan dari perbuatan saja tetapi mulai dari pikiran, dosa telah terjadi. 

Dengan membangun relasi intim dengan Tuhan maka pikiran, perasaan, keinginan kita serahkan kepada Tuhan supaya jalan kita sesuai berada di JalanNya Tuhan. 

Inilah sikap pertobatan yang seharusnya kita lakukan sebab kita sadari bahwa dosa selalu menngintai di bagian lemah diri kita maka hendaknya kita mendekat terus kepada Tuhan untuk melawan dosa 


Salam Kasih, 
Surya Darma 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com