Senin, 30 September 2019

MENJADI YANG TERBESAR


Senin, 30 September 2019

ZAKARIA 8:1-8
MAZMUR 102:16-23
LUKAS 9:46-50

Lukas 9:48 
Yesus berkata kepada murid-muridNya: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam namaKu, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar". 

Yesus mengatakan bahwa yang terkecil diantara kamu, dialah terbesar ketika menanggapi pertengkaran murid-murid Yesus mengenai siapa yang terbesar diantara mereka? 

Lukas 9:46 
Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. 

Pertengkaran mengenai siapa terbesar, bukan hanya kali ini saja terjadi tetapi diulangi lagi di saat perjamuan terakhir dan hal ini dicatat di Lukas 26:24. 

Rupanya menjadi terbesar adalah keinginan bagi seseorang yang berambisi menonjolkan dirinya agar diakui banyak orang supaya menjadi orang penting dan untuk memperoleh sesuatu keuntungan yang direncanakan sebelumnya harus tercapai. 

Orang berambisi menjadi yang terbesar biasanya ia seorang yang menempatkan status dan harga diri merupakan hal yang sangat penting baginya. 

Ia beranggapan menjadi yang terbesar akan mengangkat harga dirinya menjadi yang terbaik dan dihargai banyak orang. 

Ia seorang yang terikat pada sesuatu sebagai andalan hidupnya dan tanpa ia sadari ia sudah memberhalakan sesuatu tersebut dan tidak heran bila suatu hari nanti ia akan mengabaikan Allah dengan berhalanya menjadi yang terutama dalam hidupnya. 

Jadi berhala di jaman sekarang sudah berubah bentuk sebab yang disembah bukan lagi patung tetapi sesuatu yang mengikat dirinya dan menjadi andalan hidupnya. 

Maka dari itu, 
menjadi yang terbesar merupakan hal mutlak yang harus diraihnya supaya ia dapat membanggakan dirinya sebagai orang tersukses di dalam segala bidang kehidupan termasuk hal kerohanian. 

Realita dapat kita lihat, 
seseorang yang sukses di dunia sekuler biasanya ketika ia terjun ke pelayanan rohani maka biasanya ia berambisi untuk menjadi yang terbesar di bidang rohani. 

Ia terbiasa menjadi orang sukses di dunia sekuler maka ketika ia berada di bidang rohani, ia berusaha tidak menjadi yang kedua tetapi menjadi yang pertama atau yang terbaik dan yang terbesar. 

Orang yang berambisi menjadi terbesar biasanya kesulitan menjadi pelayan sebab terbiasa menjadi tuan yang selalu dilayani dan bukan melayani. 

Ketika berada di pelayanan rohani, tidak mudah melepaskan atributnya menjadi yang terbesar sehingga ia memerlukan waktu yang lebih panjang untuk menjadi pelayan yang melayani banyak orang. 

Ke-12 murid Yesus bertengkar karena berambisi menjadi yang terbesar dan kita tidak tahu secara jelas tujuan mereka mengejar menjadi yang terbesar diantara mereka. 

Namun setidaknya kita bisa menduga yang dikejar adalah kedudukan/jabatan yang akan mereka dapatkan bila suatu hari Yesus menjadi raja bangsa Israel. 

Markus 10:35,37 
Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepadaNya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!" Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaanMu kelak, yang seorang lagi di sebelah kananMu dan yang seorang di sebelah kiriMu." 

Ternyata bukan hanya ke-12 murid utama (=para rasul) tetapi murid-murid lainnya juga berpikiran bahwa Yesus menjadi raja di kemudian hari. 

Lukas 24:21a  
Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. 

Suatu peringatan bagi kita umat kristiani yang juga termasuk murid-murid Yesus agar memurnikan motivasi dan tujuan untuk kepentingan keuntungan pribadi seperti terjadi pada para rasul tersebut. 

Filipi 2:4 
Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. 

Apakah salah bila kita mau menjadi yang terbesar dalam hal rohani? 

Penekanan menjadi yang terbesar dalam bidang rohani berbeda dengan menjadi terbesar di dunia sekuler/non rohani. 

Di dunia sekuler, menjadi yang terbesar biasanya berhubungan dengan jabatan, profesi, karier, bisnis, dan harta kekayaan 

Di bidang rohani, menjadi yang terbesar berhubungan dengan sikap hati, perilaku, dan perbuatan kasih. 

Semakin ingin menjadi terbesar di dunia biasanya semakin terperosok ke dalam kesombongan dan keangkuhan diri yang tidak berkenan bagi Tuhan Allah. 

Semoga kita umat kristiani tidak lagi berambisi menjadi yang terbesar menurut ukuran dunia melainkan menjadi yang terkecil bahkan kita mengosongkan diri kita, tidak memikirkan lagi keinginan menjadi terbesar di dunia ini.  


Salam Kasih, 
Surya Darma 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com