Senin, 16 September 2019

KEYAKINAN IMAN


Senin, 16 September 2019

1 TIMOTIUS 2:1-8 
MAZMUR 28:2,7-9 
LUKAS 7:1-10 

Lukas 7:7
sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepadaMu. 
Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. 

Percaya kepada Yesus adalah langkah awal menuju keyakinan menyerahkan seluruh diri kita kepadaNya. 

Seringkali iman goyah tatkala sesuatu terjadi di dalam diri kita, di dalam hidup kita, misalnya sakit, kehilangan pekerjaan atau bisnis macet, relasi keluarga retak, mengalami sesuatu tidak mengenakan bagi diri kita. Mengapa demikian? 

Karena kita tidak memupuk iman kita setiap hari dengan siraman Firman Tuhan sebagai makanan rohani buat roh kita agar iman kita semakin dikuatkan. 

Di dalam Firman Tuhan, banyak hal yang bisa kita pelajari dari pengalaman hidup tokoh-tokoh di Perjanjian Lama dan dari Yesus dannpara murid-murid Yesus di Perjanjian Baru. 

Ada begitu banyak nasehat dan hikmat dari Amsal dan Sirakh yang bisa timba dan dipraktekkan di keseharian hidup kita 

Pengalaman para nabi, tokoh beriman, para rasul, jemaat perdana mengalami pasang-surut perjalanan iman mereka. 

Hari ini kita belajar dari perwira romawi dalam bacaan Injil hari ini dimana Yesus memuji imannya. 

Lukas 7:9 
Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" 

Perwira ini mendengar kabar tentang Yesus meskipun ia belum beriman pada Yesus tetapi ia meminta pertolongan kepada Yesus untuk menyembuhkan hambanya sedang sakit keras dan hampir mati (ayat 2). 

Namun ia merasa dirinya tidak layak bertemu/berjumpa dengan Yesus sebab ia bukan orang Yahudi, bukan pengikut Yesus; ia meminta tolong kepada orang tua-tua Yahudi, sampaikan permohonan kepada Yesus. 

Lukas 7:3 
Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepadaNya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. 

Dari perkataan orang tua-tua Yahudi, dapat kita ketahui, perwira ini seorang yang murah hati menyumbang dana buat pembangunan rumah ibadat (ayat 4-5). 

Sikap rendah hatinya patut diteladani sebab orang yang menyumbang dana dan yang punya kuasa jabatan, biasanya agak cenderung maunya dirinya diutamakan karena sudah berjasa menjadi donatur. 

Perwira ini yakin Yesus bisa sembuhkan hambanya padahal ia hanya mendengar kabar tentang Yesus banyak melakukan penyembuhan sakit penyakit. 

Kita lihat disini bagaimana keyakinan itu timbul karena iman perwira ini timbul dari mendengar tentang Yesus. 

Roma 10:17 
Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. 

Bagaimana dengan umat kristiani yang percaya kepada Yesus tetapi seringkali imannya goyah tatkala sakitnya belum sembuh sekian lama sudah berdoa? 

Sedangkan perwira Romawi itu bukan umat kristiani tetapi Yesus memujinya mempunyai iman yang besar (ayat 9). 

Pernahkah kita bertanya; atas dasar apa Yesus memuji iman perwira Romawi? 
coba kita simak lebih cermat tentang perwira Romawi ini. 

Pertama 
Ia seorang murah hati karena memgasihi bangsa Israel dan menyumbang dana pembangunan rumah ibadah (ayat 4-5) 

Jika seorang memiliki kasih di hatinya maka tidak ada sekat atau pembatas tatkala ia berbuat kasih karena baginya setiap orang adalah saudara dan tidak membedakan orang yang akan ditolong; apakah dari orang seiman, sebangsa, seagama, atau orang-orang yang dekat dengan dirinya saja yang ditolong. 

1 Korintus 13:4-7 
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. 

Kita bermurah hati karena mau berbagi kepada orang lain. Sebelumnya kita telah menerima petolongan dan kasih Tuhan maka kita membalas kebaikan Tuhan dengan cara mengasihi orang lain. 

1 Yohanes 4:20 
Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. 

Kedua 
Mengakui dirinya tidak layak di hadapan Yesus (ayat 6-7) 

Tidak layak bisa berarti: 
1. ia mengakui dirinya berdosa 
2. Ia tahu diri di jaman itu ada batasan 
    antara orang Yahudi dan non Yahudi 
3. Ia rendah hati karena menganggap 
    Yesus lebih mulia daripada dirinya 
    meski ia seorang perwira dan Yesus 
    adalah orang biasa 
4. Ia memandang Yesus orang suci yang 
    mempunyai kuasa menyembuhkan 

Bila kita kaitkan dengan misa ekaristi di gereja maka pertanyaannya adalah sudahkah kita mempersiapkan diri untuk dilayakan menerima Tubuh/Darah Kristus dengan mengakui dosa, mohon ampun dan rekonsiliasi dengan Tuhan, dengan sesama sebelum hadir dalam misa. 

Markus 11:25 
Jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." 

Darisini bisa kita simpulkan bahwa selain iman maka ada hal-hal lain menentukan apakah doa-doa permohonan kita akan dikabulkan oleh Tuhan yaitu: 

Apakah kita mau mengampuni kesalahan dan dosa orang lain terhadap diri kita. 

Begitu juga apakah kita mengakui dosa dosa kita dan meminta ampun kepada Tuhan serta ada perubahan sikap kita untuk tidak berbuat dosa lagi. 

Seringkali dosa menjadi penghalang terbesar terkabulnya doa-doa kita. 

Yesaya 59:1-2 
Sesungguhnya, tangan Tuhan tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. 

Dalam hal iman, seringkali kita tidak yakin apakah Tuhan mau kabulkan doa kita karena kita merasa diri kita berdosa. 

Padahal Tuhan selalu bersedia ampuni dosa kita asalkan kita tidak mengulangi dosa dan ada pertobatan murni, bukan karena menyesal atau takut akan akibat dosa yang menjadi alasan kita bertobat. 

JADI 

Keyakinan iman itu sangat penting sebab akan terlihat seberapa dalam kita percaya kepada Tuhan yang dinyatakan sikap kita menyerahkan diri sepenuhnya diatur oleh Tuhan sehingga kita tidak menjadi marah atau kecewa bila doa-doa kita belum di jawab Tuhan atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan. 

Orang yang yakin kepada Tuhan, ia akan sabar menunggu jawaban Tuhan sebab ia yakin Tuhan pasti menjawab doa-doanya sesuai dengan kehendak Tuhan dan bukan berdasarkan kehendak dirinya. 

Itu sebabnya Yesus mengatakan perwira Romawi memiliki keyakinan iman yang besar sebab Yesus melihat kedalaman keyakinannya untuk mempercayai Yesus pasti menyembuhkan hambanya yang sakit dan hampir mati keadaannya. 

Kita boleh berdoa apa saja dan berharap kepada Tuhan atas segala keperluan kita 

Mazmur 28:2
Dengarkanlah suara permohonanku, apabila aku berteriak kepadaMu minta tolong, dan mengangkat tanganku ke arah tempatMu yang maha kudus. 

Namun satu hal yang perlu kita yakini bahwa Tuhan pasti menjawab doa-doa kita menurut kehendak Tuhan sebab IA memberikan yang terbaik buat kita. 

Markus 11:24 
Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com