Rabu, 04 November 2015

BENER NICH IKUT YESUS










Renungan Harian 4 November 2015 
BENAR NICH IKUT YESUS 
(Lukas 14:25-33) 

Roma 13:8-10  
Mazmur 112-1-2,4-5,9 


Saudara/i dalam Yesus Kristus, 

Kakek saya sering menyanyikan lagu : 
*** mengikut Yesus, keputusanku 
*** ku tak ingkar 
*** tetap ku ikut walau sendiri 

saat itu saya masih kecil sekitar 9 tahun ikut bernyanyi bersama kakek. 
syair lagunya singkat dan dinyanyikan berulangkali hingga kakek 
menangis tersedu-sedu. 

saya heran dan bertanya kenapa kakek menangis menyanyikan lagu ini. 
kakek bercerita : sejak kecil orangtuanya meninggal dunia dan ia diasuh 
oleh saudara ibunya
 
saat kesendirian ia sering bernyanyi lagu gereja sebagai penghibur hatinya 
dan merasa ada ketenangan. syair lagu diatas dinyanyikan sejak kecil 
hingga 3 bulan sebelum akhirnya kakek meninggal dunia.  ia sering berdoa 
kepada Tuhan Yesus dan merasakan kehadiran Yesus yang menghiburnya. 

setiap pagi, siang, malam, setiap hari kakek bernyanyi & berdoa dan  
kakek sering bilang bahwa kita harus ikut Tuhan Yesus terus, dan 
jangan sekali-kali kamu membuat Tuhan Yesus sedih sebab 
Tuhan Yesus sangat baik telah menemani dan menolong kakek 
sejak kecil sampe kakek sudah tua. 

bukan hanya pesan kakek saja yang menyentuh hati saya sebab figur 
Pastor Carter,SCY  yang membaptis saya waktu itu sangat membekas 
di hati; tutur katanya lembut, meski sudah tua terlihat bersemangat, 
gembira, dsn dekat dengan anak-anak. 

Pastor Carter rajin mengunjungi rumah umat stasi meski tidak bisa 
semuanya dikunjungi. 
beberapa kali ia datang ke rumah saya dan makan bersama keluarga kami dan ia selalu menasehati agar rajin berdoa setiap hari dan ke gereja katolik. 
apapun persoalan yang kamu hadapi, datanglah kepada Tuhan Yesus dan berdoalah ! 

setiap kali membaca perikop dari Injil Lukas 14:25-34 tentang : 
segala sesuatu harus dilepaskan untuk mengikut Yesus, mengingatkan pengalaman masa kecil bersama kakek; bernyanyi, berdoa dan juga perhatian Pastor Carter. 
mengikut Yesus adalah bukanlah suatu pilihan tetapi suatu keputusan!! 

suatu pilihan bisa berubah sesuai situasi yang diinginkan. 
misalnya : semula pilih A lalu ganti B memilih berdasarkan selera dan mood. 

itu sebabnya Yesus mengingatkan bahwa sebelum memutuskan mengikut Dia maka pikirkan dahulu. (baca Lukas 14:28-32). 

saat pertama kali memutuskan percaya kepada Yesus, apakah terpikir percaya itu berarti juga mau mengikuti Yesus? 
belum tentu sampai sejauh itu yang kita pikirkan, apalagi di baptis sejak bayi. motivasi awal percaya kepada Yesus masih sangat dangkal dan memerlukan waktu untuk proses pertumbuhan iman. 

sangat disayangkan jika pemahaman mempercayai Yesus belum menunjukkan pertumbuhan iman yang mendalam.  
percaya kepada Yesus adalah awal dari iman kita mau bertumbuh dan 
timbul kesadaran untuk menjalani hidup dengan mengikuti Yesus dalam arti 
mau ikuti semua jalan dan kehendak Yesus. 

mengikuti Yesus itu seperi apa sih dan 
bagaimana caranya supaya tetap setia mengikuti Yesus?? 
dari bacaan Injil hari ini kita diberitahu bahwa : 
Lukas 14:33
tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya 
dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu. 

ada yang bilang begini, itu kan ditujukan kepada murid Yesus, 
maksudnya ke 12 murid Yesus; bukan kepada kita. 
(yach sama saja, yang percaya kepada Yesus adalah murid Yesus). 

memang motivasi awal di baptis pada umumnya sebatas percaya kepada Yesus dan kita harus mengembangkan iman percaya kita. . 

sampai kapan, iman percaya kepada Yesus hanya didorong motivasi 
minta Berkat Tuhan Yesus saja tetapi tidak mau menuruti kehendak-Nya 
dan tidak mau mengenal Yesus secara mendalam 

padahal sangat jelas Yesus berkata : 
barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, 
ia tidak dapat menjadi muridKu. (Lukas 14:27). 

seringkali salah dimengerti tentang salib dianggap sebagai penderitaan hidup padahal sesungguhnya salib berbicara tentang kematian dari hal-hal lahiriah bersifat kedagingan. 

artinya kita harus melepaskan segala keinginan kedagingan yang mengikat diri kita sehingga sulit atau tidak mau kita lepaskan dan matikan. 

sekali lagi,  
salib itu bukan penderitaan hidup!  salib adalah melepaskan segala bentuk kedagingan yang mengikat hati, pikiran dan segenap diri kita

perjuangan melepaskan kedagingan terus-menerus kita lakukan sampai kosong supaya dapat di isi dan dikuasai oleh keinginan roh kita yang tunduk pada kehendak Tuhan. 

2 Korintus 5:4,9 
sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup. Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepadaNya. 

ada banyak alasan menolak melepaskan keinginan kedagingan sebab merasakan 
kenikmatannya dan jika pikiran belum mengalami perubahan / transpormasi oleh kebenaran Tuhan maka pasti tidak mau melepaskannya. 

Roma 12:2 
janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, 
yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna

jika sudah terjadi pembaharuan pikiran maka perjuangan berikutnya melawan perasaan kita yang yang mudah bergejolak dan harus dikendalikan dan ditundukan. 

Filipi 2:5,7-8) 
hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib

setelah pikiran dan perasaan dikuasai maka keinginan kedagingan dapat diatasi bahkan dapat dipadamkan dan digantikan dengan keinginan roh kita karena kita mau tunduk dan mau ikuti segala kehendak Tuhan. 

Mazmur 112:1 
Haleluya! berbahagialah orang yang takut akan Tuhan, yang sangat suka 
kepada segala perintahNya

REFLEKSI DIRI 

sudahkah aku mengosongkan diri dengan melepaskan keinginan diriku 
mempertahankan milik-ku ; apakah berupa harta kekayaan duniawi yang 
mengikat diriku dan menjauhkanku dari Tuhan ataukah keinginan duniawi 
dan kedagingan yang membelenggu diriku dan hidupku. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com