Jumat, 15 Juli 2016

TUHAN BERIKAN YANG TERBAIK












Jumat, 15 Juni 2016 

Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah
                              (Matius 12:7)

Sejak semula Tuhan selalu memberikan yang terbaik kepada kita manusia namun seringkali kita komplain kepada Tuhan karena merasa tidak menerima berkat dari Tuhan dan berkeluh kesah dengan mengatakan Tuhan tidak peduli keadaan hidup kita padahal sudah berdoa. 

Hizkia, raja Yehuda komplain kepada Allah ketika diberitahu oleh nabi Yesaya bahwa dirinya akan mati. 

Yesaya 38:1 
Pada hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya bin Amos dan berkata kepadanya: "Beginilah firman Tuhan: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi." 

Hizkia merasa dirinya telah berbuat baik setulus hati dan setia kepada Allah namun kenapa ia ditentukan akan mati. 

Yesaya 38:2-3 
Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada Tuhan. Ia berkata: "Ah Tuhan, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapanMu dengan setia dan dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mataMu." Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat. 

Bukankah kita juga terkadang bersikap seperti Hizkia yang merasa telah banyak berbuat kebaikan, misalnya menjadi donatur, aktif pelayanan, dsbnya. 

Ketika suatu saat terkena musibah atau menderita sakit tak kunjung sembuh maka kita kecewa dan komplain kepada Tuhan, bahkan kadangkala ngambek tak mau pergi ke gereja lagi dan akhirnya menjauh dari Tuhan. 

Tuhan mendengar keluh kesah, gerutuan atau komplain yang kita sampaikan dan ada kalanya Tuhan sengaja menuruti apa yang kita inginkan untuk memberikan pelajaran dari pengalaman yang akan kita alami akibat memaksa kehendak. 

Tuhan penuhi keinginan Hizkia supaya ia tidak mati dan mengabulkan hal lainnya. 

Yesaya 38:4-6 
Berfirmanlah Tuhan kepada Yesaya: pergilah dan katakanlah kepada Hizkia: Beginilah firman Tuhan, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi, dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur dan Aku akan memagari kota ini

Apa yang terjadi setelah 15 tahun umur Hizkia diperpanjang? 

Ternyata anak Hizkia bernama Manasye lahir semasa umurnya diperpanjang 15 tahun lagi dan menggantikannya sebagai raja di usia Manasye 12 tahun. 

2 Raja 21:1-3 
Manasye berumur dua belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan lima puluh lima tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Hefzibah. 
Manasye melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, sesuai dengan perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalau Tuhan dari depan orang Israel. 
Ia mendirikan kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah dimusnahkan oleh Hizkia, ayahnya; ia membangun mezbah-mezbah untuk Baal, membuat patung Asyera seperti yang dilakukan Ahab, raja Israel, dan sujud menyembah kepada segenap tentara langit dan beribadah kepadanya. 

Coba bayangkan bagaimana perasaan Hizkia menyaksikan perbuatan jahat yang dilakukan anaknya Manasye. 

Seandainya Hizkia menerima keputusan Allah bahwa dirinya akan mati pada saat nabi Yesaya menyampaikan pesan Allah kepadanya maka kerajaan Yehuda tidak akan tertimpa bencana akibat perbuatan anaknya Manasye. 

Padahal Hizkia setia kepada Allah tetapi anaknya malah mendirikan mezbah baal dan mengkhianati Allah. 

Sirakh 48:22 
Hizkia melakukan apa yang diperkenan oleh Tuhan, dan berpegang pada kelakuan Daud moyangnya, sebagaimana yang diperintahkan Yesaya kepadanya, seorang nabi agung yang dapat dipercayai penglihatan-penglihatannya. 

Suatu pelajaran berharga bagi kita agar mau menerima segala pemberian Tuhan dan segala keputusan Tuhan sebab kita harus percaya dan yakin bahwa Tuhan memberikan yang terbaik kepada kita. 

Selanjutnya, 

Bacaan Injil hari ini tentang orang farisi yang mengkritik Yesus yang membiarkan murid-muridNya memetik bulir gandum di hari sabat yang melarang tidak boleh melakukan kegiatan/aktifitas apapun. 

Matius 12:1-2 
Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-muridNya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepadaNya: "Lihatlah, murid-muridMu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat." 

Peraturan dibuat manusia dimaksudkan mengatur segala sesuatu agar berjalan teratur dan sesuai prosedur yang telah disepakati dan bertujuan untuk kebaikan.

Hukum Taurat itu sangat bermanfaat tetapi seringkali disalahgunakan justru oleh imam-imam dan ahli-ahli taurat dari golongan farisi. 

Mereka memberlakukan hukum Taurat kepada masyarakat Yahudi dan mereka sendiri melanggar hukum taurat. 

Matius 12:5  
Tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? 

Yesus menasehati bahwa sesungguhnya yang terpenting adalah perbuatan kasih yang dilandasi belas kasihan. (baca Matius 12:7). 

Persembahan memang diperlukan untuk membiayai kegiatan pelayanan gereja tetapi tidak berarti dengan memberi persembahan maka kita mengabaikan doa, firman Tuhan tak perlu kita ketahui, pelayanan dan perutusan tidak harus kita lakukan, dan cukup seminggu sekali ikut misa ekaristi di gereja saja. 

Justru perintah Yesus supaya kita saling mengasihi, artinyà kita diminta terlibat dalam pelayanan untuk membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan kita dan memberitakan Injil supaya orang lain tahu bahwa Tuhan mengasihi mereka dan berpengharapan kepada Tuhan. 

Perbuatàn kasih amat diperlukan sebab dunia semakin kehilangan kasih dan juga belas kasihan semakin langka, akibatnya banyak orang tidak peduli kepada orang lain demi kepentingan pribadi. 

Manasye dan orang-orang berbuat jahat karena tidak peduli kepentingan orang lain asalkan keinginannya terpenuhi. 

Coba saja tanyakan apa alasan orang berbuat curang atau melakukan korupsi, atau membunuh orang lain secara fisik maupun lewat perkataan kasar/tajam, dan perbuatan jahat lainnya. 
Jawabannya berkisar membela diri demi kepentingan sendiri. 

Memang tidak mudah memiliki hati yang berbelas kasih sebab kita cenderung maunya menerima daripada memberi dan berbeda dengan Tuhan yang selalu ingin memberi karena HatiNya penuh dengan Kasih dan mudah berbelas kasihan pada orang-orang dalam keadaan susah. 

REFLEKSI DIRI 

Apakah hatiku berbelas kasih seperti Tuhan yang penuh dengan belas kasih? 
Apakah aku percaya segala pemberian Tuhan kepadaku adalah yang terbaik dan berguna bagi diriku ? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

============= ☆☆☆ ============

Kalender Liturgi Katolik 
PW Bonaventura 
Warna Liturgi : Putih 

Yesaya 38:1-6,21-22 
Yesaya 38:10-12,16 
Matius 12:1-8 
BcO : Ayub 6:1-30 

============= ☆☆☆ ============

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com