Rabu, 17 April 2019

INTROPEKSI DIRI SENDIRI

Rabu, 17 April 2019

YESAYA 50:4-9a 
MAZMUR 69:8-10,21-22,31,33-34 
MATIUS 26:14-25 

Bacaan Injil Matius hari ini, Yudas Iskariot mengkhianati Yesus, sama seperti bacaan kemarin selasa 16 Maret 2019 yang mengisahkan penyangkalan Yudas Iskariot dan Petrus. 

Hari ini kita tidak mengulang membahas mengenai Yudas tetapi ada baiknya kita merenungkan diri kita sendiri, dalam hubungan pribadi kepada Yesus Kristus. 

Setiap tahun gereja mengajak umatnya bertobat dan kembali ke pangkuan Yesus, dengan cara hidup menurut teladan Yesus yang sarat dengan perbuatan kasih dan tidak melakukan perbuatan dosa atau hidup benar sesuai kehendak Allah. 

Bukan ibadahnya atau mengenang peristiwa sakral bersejarah yang menjadi fokus perhatian kita .... tetapi yang lebih memprihatinkan dari tahun ke tahun, umat Katolik berbondong-bondong menghadiri sepekan ibadah paskah dan bisa kita saksikan gereja penuh sesak, 

Namun setelah minggu paskah berlalu, umat Katolik menyebar entah kemana sehingga gereja tidak lagi penuh sesak sebab umatnya pada sibuk urusan duniawi dan kembali menomor-duakan pergi beribadah ke gereja. 

Perlu dipertanyakan, dimana pemahaman Paskah dan Karya Penyelamatan Yesus membekas dan menjadi rhema bagi umat Katolik (Kristen juga), kemana empati dan simpati kepada pengorbanan Yesus yang diperlihatkan selama sepekan paskah ini. 

Mohon maaf, tak bermaksud menghakimi tetapi ini fakta bahwa kita manusia ini "pandai bersandiwara" atau istilahnya "banyak kedok" di dalam diri kita. 

Padahal kita tahu bahwa tidak ada sesuatu tersembunyi di hadapan Allah; apa saja yang kita sembunyikan di dalam hati dan di pikiran kita,  pasti Allah mengetahuinya. 

Hidup kita di planet bumi ini sangat singkat, apalagi bila usia kita sudah senja, sudah lebih dari 50 tahun sudah waktunya kita berbenah dan mempersiapkan diri kita sebelum dipanggil pulang Allah ... 

Ingatlah, bagaimana Yesus sudah mengorbankan diri untuk kita dan jangan dicuekin, anggap sepele ... mosok setiap sepekan paskah, rajin ke gereja dan rajin puasa dan hidup rohani diperbaiki, lalu kemana 11 bulan berikutnya, sikap hidup kita semaunya saja dan mengacuhkan gereja dan terbenam dalam keduniawian dan rohani kita suam-suam kuku. 

Wahyu 3:15-16 
Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. 

Bila diri sendiri sudah merasa tenang dan damai sejahtera, coba miliki kepedulian terhadap sesama kita; sikap acuh tak acuh, emangnya gue pikirin ... yach mbok dihilangkan  

itu sebabnya wahyu 3:15-16 berkata : 
tidak panas tidak dingin, itu artinya masa bodoh dengan orang lain dimana iman kita statis, tidak bertumbuh, bahkan cenderung lemah imannya. 

Setiap paskah, pasti kita terharu karena di-ingatkan kembali bagaimana Yesus disiksa dan mati di kayu Salib ...

Inilah derita Yesus yang seharusnya tidak boleh kita lupakan supaya kita sadar diri kita ini ditebus oleh Darah Yesus. 

Jangan sampai kita menjadi Yudas ... Yudas  ... Yudas Iskariot dalam bentuk dan penampilan berbeda namun intinya tetap saja mengkhianati Yesus . . . 

kalau Yudas Iskariot demi 30 uang perak, tega-teganya "menjual Yesus", bagaimana dengan cara kita "menjual Yesus"? 

menurut saya, 

Pertama 
Jika kita hidup semau gue dan tidak mau hidup di dalam Yesus berarti kita mengkhianati Yesus 

Kedua 
Jkai kita hidup tidak jujur dan mabok di dalam hidup keduniawian berarti kita telah "menjual Yesus" demi kenikmatan hidup kita 

Ketiga 
Jika kita hidup untuk diri sendiri dan tidak peduli kepada sesama berarti kita tidak menghargai perbuatan Kasih Yesus 

Sedikitnya ke 3 hal tersebut masih banyak diantara kita melakukan berulangkali, lalu bertobat dan laukan lagi, istilahnya tomat = tobat kumat. 

Sepekan paskah bertobat, setelahnya kumat lagi maunya dewek, 
yach, siap-siap saja MATI konyol seperti Yudas Iskariot menyesal tetapi tidak mau berubah dan memilih "bunuh diri" di dalam pembenaran diri sendiri. 

Sebaliknya, kita cepat sadar dan kembali ke Yesus memperbaiki kelakuan dan banyak berbuat kebaikan yang dilandasi sifat rendah hati, ketulusan hati, dan murah hati yang penus welas-asih, kasih yang sesungguhnya. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com