Senin, 22 April 2019

MAKNA KEBANGKITAN YESUS (BAGIAN-1)

Senin, 22 April 2019

KISAH 2:14,22-32  
MAZMUR 16:1-2 
MATIUS 28:8-15 

Selama seminggu ini, bacaan Injil akan mengajak kita memaknai Paskah secara pribadi dan bagaimana kita menanggapi wafat dan kebangkitan Yesus di dalam kehidupan kita sehari-hari. 

Injil Matius hari ini, tentang perikop dusta Mahkamah Agama menyogok serdadu-serdadu supaya tidak menceritakan hal sesungguhnya yang terjadi secara nyata bahwa kubur Yesus kosong karena Yesus telah bangkit. 

Kita mesti baca Matius pasal 28 mulai dari ayat 1 agar mendapatkan kisah yang utuh tentang kebangkitan Yesus, yaitu dimulai dari penampakan Malaikat Tuhan setelah terjadi gempa menggulingkan batu kuburan Yesus yang disaksikan oleh Maria Magdalena dan Maria lainnya dan juga disaksikan penjaga-penjaga yang menjaga kuburan Yesus (ayat 4). 

Dari ayat 1-4 ini berarti ada 2 pihak yang menjadi saksi nyata melihat langsung apa yang dilakukan Malaikat dengan gentar dan perasaan takut. 
Mereka juga mendengar perkataan Malaikat saat itu yang memberitakan bahwa Yesus telah bangkit.  

Matius 28:5-6 
Malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab YESUS telah BANGKIT, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring". 

Selanjutnya dapat kita ketahui bagaimana reaksi dan respon perempuan-perempuan dan penjaga-penjaga kuburan Yesus saat mendengar perkataan Malaikat dan juga melihat kenyataan kubur Yesus kosong, hanya ada kain kafan tetapi tubuh Yesus sudah tidak ada karena telah bangkit. 

Pertama 
Tanggapan perempuan-perempuan 

Matius 28:8 
Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. 

Perempuan-perempuan tersebut mulanya takut namun akhirnya mereka sukacita dan percaya bahwa Yesus bangkit dan mereka bersaksi kepada murid-murid Yesus. 

Kedua 
Tanggapan penjaga2 / tentara2 yang menjaga kuburan Yesus 

Matius 28:11b 
Datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. 

Penjaga2/tentara2  (Matius 27:65) juga bersuka-cita karena menerima uang suap dari imam2 kepala agar mereka tidak menceritakan apa yang mereka lihat dan mereka dengar secara langsung apa yang dilakukan Malaikat. 

Matius 28:12-13, 15a 
Sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur dan mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. 

Pelajaran apa yang bisa kita petik dari tanggapan kedua pihak ini? 

Hal Pertama 
Maria Magdalena beserta Maria lainnya SEGERA menanggapi berita sukacita Ilahi yang mereka dengar dari Malaikat dengan hati penuh sukacita dan membagikan berita tersebut kepada para murid lainnya supaya mereka juga mempercayai bahwa Yesus telah bangkit dari kubur. 

Hal Kedua 
Penjaga-penjaga kubur adalah tentara-tentara Romawi, meskipun mendengar perkataan Malaikat tetapi mereka "tidak menanggapi" secara benar melainkan berpikiran lain demi keuntungan pribadi. 

Mereka tentu tahu akan mendapatkan imbalan bila mereka memberitahukan yang mereka dengar kepada imam kepala yang sangat jelas menentang Yesus. 

Pelajaran Pertama 
Ada dua motivasi yang muncul setelah mendengar perkataan Malaikat tentang kebangkitan Yesus. 

Perkataan Malaikat itu membawa kabar sukacita dari Allah, dapat diartikan juga memberitakan Injil (istilah sekarang ini). 

Ketika kita mendengarkan kabar sukacita (=Injil) dari Pastor atau dari Pewarta, atau siapa saja memberitakan Injil, seharusnya kita segera mempercayai Injil atau firman Tuhan yang kita dengar dan kita baca. 

Kemudian kita renungkan dan bersaksi pada banyak orang bahwa firman Tuhan tersebut benar-benar hidup di dalam diri kita sehingga mengalami sukacita Ilahi karena iman kita telah dibangkitkan oleh firman dan menjadi rhema di hati kita. 

Meskipun kita sebagai umat bersama-sama mendengarkan firman Allah yang disampaikan Pastor / Pewarta namun respon dan tanggapan diantara kita berbeda-beda. 

Ada yang sukacita mendengarkan homili atau kotbah, ada yang merasa tidak mendapatkan apa-apa, ada yang merasa sudah tahu dan meremehkan homili atau kotbah; ada yang menyalahkan Pastor, Pewarta tidak menarik menyampaikan homili/kotbah ....dsbnya. 

Jika kita kaitkan dengan makna Paskah maka dapat dikatakan: 
ada yang kurang peduli dengan Paskah, ada yang bertobat karena Paskah tetapi sulit berubah sikapnya, ada juga yang tersentuh hatinya dan segera merubah sikap hidupnya. 

Pelajaran Kedua 
Percaya kepada Yesus tidaklah cukup jika tidak hidup di dalam-Nya. 

Imam-imam kepala (termasuk tokoh agama Yahudi) ketika dengar kesaksian penjaga2/tentara2 yang melihat langsung peristiwa itu, tidak mengecek kebenaran dengan pergi ke kubur untuk menunjukan mereka juga mempercayai kebenaran bahwa Yesus telah bangkit dari kubur. 

Namun mereka tidak mau mengikuti Yesus, tidak mau menuruti ajaran Yesus melainkan tetap kukuh pada pendirian prinsip iman mereka yang berpegang pada hukum Taurat. 

Demikian juga orang-orang beriman yang merasa intelektual diri lebih hebat dan tidak tertarik mendengar hal-hal rohani dan menuruti firman Allah seperti halnya tokoh-tokoh agama Yahudi. 

Pelajaran Ketiga 
Tidak kuat menolak godaan dan tawaran hal-hal duniawi 

Penjaga-penjaga / tentara-tentara yang bertugas menjaga kuburan Yesus, ternyata tergiur oleh tawaran uang dari imam-imam kepala. 

Begitu juga kita bila tidak hati-hati akan tergiur juga oleh uang dan bisa berperan sebagai pihak merekayasa kebohongan atau atau bersaksi dusta. 

1 Timotius 6:10 
Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. sebab oleh memburu uanglah, beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. 

Suatu kebohongan atau dusta biasanya menggunakan sejumlah besar uang supaya menarik orang untuk berbuat demikian dan sebaliknya untuk suatu kebenaran / kebaikan, seharusnya justru memberikan manfaat besar bagi orang yang mau melakukannya maupun bagi orang yang menerimanya. 

Selanjutnya, 
Ktai diajak untuk memaknai Paskah. 
Apakah peristiwa pengorbanan Yesus sampai wafat di Salib menoreh suatu kesadaran mendalam betapa berharga diri kita di mata Yesus sehingga kita ditebusNya? lalu apa yang harus kita perbuat untuk Yesus? 

Jangan pernah sekali-kali meninggalkan Yesus sebab kita memperoleh jalan kehidupan menuju kekekalan dan senantiasa hidup dalam kelimpahan sukacita dan berkatNya. 

Mazmur 16:11 
Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan di hadapanMu ada sukacita berlimpah-limpah di tangan kananMu ada nikmat senantiasa. 

Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com