Minggu, 06 September 2015

MURID YESUS MEMETIK GANDUM DI HARI SABAT



Shalom,
Bacaan hari Sabtu 5 September 2015 menurut kalender liturgi katolik :
Kolose 1:21-23
Lukas 6:1-5
Mazmur 54:3-4,6,8
Hari ini gereja Katolik memperingati Beata Teresa dari Kalkuta.
 
Bacaan Injil Lukas hari ini mengenai murid-murid Yesus memetik
gandum pada hari Sabat dan ditegur oleh beberapa orang farisi.

Lukas 6:1-2
pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum,
murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara
mereka menggisarnya dengan tangannya tetapi beberapa orang Farisi
berkata: "mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan
pada hari Sabat?"
orang-orang farisi tidak mampu mengerti makna terdalam hari Sabat
mereka terpaku pada hal-hal lahiriah saja yaitu pada peraturan saja
dan tidak melihat mana yang lebih penting :
menolong orang ataukah mentaati peraturan secara kaku.
kita bisa saksikan sekarang ini juga ada orang-orang tertentu yang
sangat saklek atau sangat kaku memberlakukan peraturan.
di satu sisi memang baik, menjunjung tinggi ke disiplinan dan ketaatan
tetapi di sisi yang lain, tidak mampu membedakan manakah yang harus
didahulukan antara perbuatan kasih dengan disiplin dan ketaatan.
peraturan hari Sabat sangat keras,
Keluaran 31:14-15
haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu;
siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati,
sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu
harus dilenyapkan dari antara bangsanya.
enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang
ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, hari kudus bagi
Tuhan setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari Sabat,
pastilah ia dihukum mati maka haruslah orang Israel memelihara hari
Sabat, dengan merayakan sabat, turun-temurun, menjadi perjanjian kekal.
tentu orang-orang farisi dan ahli-ahli taurat akan mengatakan bahwa
peraturan hari Sabat ini merupakan peraturan yang ditetapkan Allah
padahal mereka menambahi peraturan hari Sabat.
( menurut ahli teologi ada 39 peraturan tambahan hari Sabat ).
Yesus sangat jelas mengatakan bahwa :
Lukas 6:5
kata Yesus lagi kepada mereka:
"Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
lebih jelas dari Injil sinoptik lainnya menjelaskan tujuan ditetapkannya
peraturan hari Sabat, yaitu dari :
Markus 2:27-28
kata Yesus kepada mereka: "hari Sabat diadakan untuk manusia dan
bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga
Tuhan atas hari Sabat."
Anak Manusia = Yesus Kristus
jadi Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat.
Yesus berhak menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
pada hari Sabat tetapi pada dasarnya mereka tidak mengakui Yesus
adalah Mesias, tentu saja tidak mengakui Yesus adalah Tuhan.
kita manusia ini mana bisa menentang Tuhan, yang menciptakan kita.
sepuluh perintah Tuhan diberikan melalui Musa, disebabkan bangsa
Israel kerapkali tidak mau hidup seturut kehendak Tuhan; mereka mau
hidup menurut cara mereka sendiri.
kita bisa baca kitab keluaran, bilangan, ulangan, yang banyak memuat
tentang perilaku bangsa Israel yang tegar tengguk, berulangkali melawan
peraturan dan ketetapan Tuhan.
JADI
hari Sabat ditetapkan supaya mereka mau beribadah kepada Tuhan
maka ditetapkan satu hari untuk beristirahat dari kegiatan duniawi.

demikian juga berlaku bagi kita umat beriman kepada Yesus,
seharusnya kita memprioritaskan waktu kita ber-relasi intim dengan
Tuhan setiap hari; bukan dari sisa waktu yang kita berikan untuk Tuhan.
disamping itu, setiap peraturan dan ketentuan yang kita ketahui,
hendaknya tidak dilihat dari sisi pengetahuan saja melainkan harus
dimengerti makna terdalam yang terkandung didalamnya.
seringkali orang beriman bertengkar memperdebatkan kebenaran
firman Tuhan yang dipahaminya, seakan-akan itulah kebenaran yang
absolut dan mengklaim kebenaran yang ia yakini adalah kebenaran
yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
tiada kebenaran dimulai dari kericuhan sebab kebenaran itu seharusnya
memerdekakan kita dari keinginan nafsu kedagingan dan kebenaran
yang absolut ada pada Tuhan, bukan ada pada manusia.
banyak orang yang belagak tahu kebenaran padahal semua itu untuk
kepentingan diri sendiri dan terkadang ia tidak tahu makna terdalam
dari kebenaran yang diagungkannya tetapi belagak mengerti.
1 Timotius 6:3-4
jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan
sehat yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus dan tidak menurut ajaran
yang sesuai dengan ibadah kita, ia adalah seorang yang berlagak tahu
padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan
bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga....
Semoga kita dengan sadar menjauhi sikap orang-orang farisi yang
lebih mengutamakan kebenaran menurut pendapat mereka sendiri
sebaliknya hendaklah kita dengan rendah hati mau terus-menerus
hidup di dalam kebenaran Tuhan, dengan cara bergaul karib dengan
kebenaran firman Tuhan yang tertulis di kitab suci maupun
yang diwahyukan Tuhan kepada masing-masing pribadi.

Salam Kasih,
Surya Darma

1 komentar:

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com