Minggu, 13 September 2015

PONDASI IMAN











Renungan Harian 12 September 2015
PONDASI IMAN
(Lukas 6:43-49)

1 Timotius 1:15-17 ,  Mazmur 113:1-7

Saudara/i-ku dalam Yesus Kristus,

Kita tahu bahwa suatu bangunan bergantung pada kekuatan pondasinya;
apabila pondasi bangunan itu sesuai dengan prosedur dan aturan standar maka dapat dipastikan bangunan diatas pondasi tersebut akan kokoh dan tak tergoyahkan
dan telah melewati suatu pengujian ketahanan bangunan dalam satuan ukuran skala richter untuk menunjukkan kemampuan menahan goncangan dan gempa bumi

kekuatan iman juga diukur oleh seberapa kuat menahan goncangan persoalan hidup yang merupakan pengujian untuk mengukur kesetiaan dan ketaatan kepada Tuhan
yaitu menjalani hidup sesuai dengan perkataan Yesus Kristus atau sesuai kebenaran Firman Tuhan.

Lukas 6:47-49
setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya–Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan
ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun.
akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya,
ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar.
ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya.

digaris-bawahi kata : mendengarkan perkataan-Ku dan melakukannya ….
mendengarkan perkataan Yesus atau dengan kata lain mendengarkan kebenaran Firman Tuhan, tidaklah cukup, jika tidak mau melakukannya.

Perkataan Yesus atau Sabda/Firman Tuhan adalah pondasi iman seseorang !

sungguh ironi bila ada seorang beriman mengatakan bahwa yang penting hidupku benar menurut pandanganku tetapi dengan mengabaikan Sabda/Firman Tuhan.

kebenaran apa yang ia pegang dan mengakui sebagai kebenaran bila ia tidak bersandar pada pondasi iman yang sesungguhnya yakni Sabda/Firman Tuhan !
seperti halnya,
membangun rumah tidak berdasarkan standard dan aturan bestek atau bahan-bahan material bangunan yang sesuai dengan prosedur.

Ini yang dinasehati oleh amsal supaya orang berhati-hati dan tidak menyesal kelak kemudian hari ternyata membawa dirinya kepada kesia-siaan dan menjerumuskan dirinya ke alam maut yang kekal, bukan kepada kehidupan kekal.

Amsal 13:13
siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya tetapi
siapa yang taat kepada perintah akan menerima balasan.

Amsal 16:20, 25
siapa memperhatikan firman akan mendapatkan kebaikan dan
berbahagialah orang yang percaya kepada Tuhan
ada jalan yang disangka lurus tetapi ujungnya menuju maut

Dalam bacaan pertama, kita bisa membaca bagaimana Timotius mau dinasehati dan menuruti perkataan Yesus yang ia dengar dan ketahui sehingga hidup sesuai dengan kehendak Tuhan yang membawanya kepada jalan menuju kehidupan kekal

1 Timotius 1:15-16
perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya.
dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.

sudah ada contoh teladan dari Timotius maka hendaknya kita segera menyadari dan segera membenahi dasar atau pondasi iman yang benar seturut perkataan Yesus atau sesuai kebenaran Sabda/Firman Tuhan.

sekali lagi pondasi iman kita bukan berdasarkan kebenaran dari manusia; entah apakah ajaran dari seorang ahli filsafat terkenal, ataukah dari seorang teolog popular, yang bisa saja mereka tersandung oleh ketidak-benaran menurut kebenaran Firman Tuhan melainkan kita bersandar kepada kebenaran Sabda/Firman Tuhan.

Rasul Paulus sudah mengingatkan :
Galatia 1:6-9
aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil tetapi hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.
sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.

 Timbul suatu pertanyaan yaitu bagaimana kita bisa tahu bahwa suatu pengajaran yang kita dengar itu adalah benar dan sesuai dengan kebenaran firman Tuhan?

bersyukurlah kita sebagai umat katolik sebab magisterium gereja katolik melindungi kita dari pengklaiman kebenaran menurut penafsiran pribadi sehingga ada pedoman standar yang berlaku seperti hal-nya standarisasi pendirian pondasi bangunan.

berikut ini salah satu kutipan terjemahan dari KGK 889 berdasarkan :
Lumen Gentium artikel 12 dan Dei Verbum artikel 10

untuk memelihara Gereja dalam kemurnian iman yang diwariskan oleh para Rasul maka Kristus yang adalah kebenaran itu sendiri,  menghendaki agar Gereja-Nya mengambil bagian dalam sifat-Nya sendiri yang tidak dapat keliru.
dengan “cita rasa iman yang adikodrati, Umat Allah memegang teguh iman dan tidak menghilangkannyaa di bawah bimbingan wewenang mengajar Gereja yang hidup.

KGK 890
Perutusan Wewenang Mengajar berkaitan erat dengan sifat definitive perjanjian, yang Allah adakan di dalam Kristus dengan Umat-Nya.
Wewenang Mengajar itu harus melindungi umat terhadap kekeliruan dan kelemahan iman dan menjamin baginya kemungkinan obyektif untuk mengakui iman asli, bebas dari kekeliruan.
Tugas pastoral Wewenang Mengajar ialah menjaga agar Umat Allah tetap bertahan dalam kebenaran yang membebaskan,
Untuk memenuhi pelayanan ini, Kristus telah menganugerahkan kepada para gembala karisma “tidak dapat sesat” (Infallibilitas) dalam masalah-masalah iman dan susila. Karisma ini dapat dilaksanakan dengan berbagai macam cara.

JADI,

Pondasi iman itu teramat sangat penting dan krusial sekali sebab mempengaruhi bangunan iman kita; apakah akan teruji kokoh menghadapi hantaman goncangan gelombang masalah hidup dan tetap bertahan hingga pada hari kesudahan saat kita menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa.

jika pondasi iman kita benar dan sesuai dengan kebenaran Tuhan maka perbuatan yang kita lakukan akan menunjukkan perbuatan kasih yang sejalan dengan ajaran Kasih Yesus dan menyerupai perbuatan Kasih yang telah Yesus lakukan.

Lukas 6:43-44
karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.

Refleksi Diri

kita bisa menguji ketangguhan iman diri sendiri pada saat kita meresponi ketika diperhadapkan pada suatu persoalan hidup (biasanya persoalan besar);
apakah iman kita tergoncang hebat atau mampu bertahan meski pada mulanya sempat goyah ataukah sebaliknya iman kita porak-poranda?

semua itu bergantung apakah pondasi iman kita memakai standarisasi bahan material dari kebenaran Sabda/Firman Tuhan atau memakai bahan materi lainnya?

Lukas 6:46
mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan,
padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?

dan juga kita bisa melihat kekuatan iman seseorang dari sikap dan perbuatannya,
demikian juga berlaku pada diri kita.

Lukas 6:45
orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya
yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat
dari perbendaharaannya yang jahat. karena yang diucapkan mulutnya, meluap
dari hatinya.


Salam Kasih,
Surya Darma
( renunganpdkk.blogspot.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com