Senin, 28 September 2015

AMBISI PRIBADI










Renungan Harian 28 Sep 2015
AMBISI PRIBADI
(Lukas 9:46-50)

Zakaria 8:1-8
Mazmur 102:16-23,29

Saudara/i dalam Yesus Kristus,

Ambisi mendorong seseorang berupaya keras mencapai
tujuan yang diinginkannya.

seringkali ambisi menimbulkan konflik dan pertengkaran
seperti yang terjadi pada murid-murid Yesus yang bertengkar
siapa yang terbesar.

Lukas 9:46
maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus
tentang siapakah yang terbesar di antara mereka
.

mengapa mereka berambisi menjadi yang terbesar?
kira-kira apa sih manfaatnya bila terpilih jadi yang terbesar?

Matius 20:20-21
datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya
itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta
sesuatu kepada-Nya.
kata Yesus: "apa yang kaukehendaki?" jawabnya:
"berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk
kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah
kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."


rupanya mereka pikir suatu saat nanti Yesus menjadi raja
yang memiliki kerajaan dan yang terbesar diantara mereka
bisa menjadi tangan kiri/kanan Yesus; 
istilah jabatan mungkin sebagai Perdana Menteri.

banyak cara dipakai untuk mewujudkan ambisi; ada yang
terselubung, ada yang terbuka seperti ditunjukkan ibunya
Yohanes dan Yakobus yang secara langsung disampaikan
kepada Yesus.

Pertanyaannya :
apakah di bidang rohani ambisi menduduki jabatan fungsional
yang terselubung maupun yang terang-terangan terlihat juga
di gereja2 atau di paroki2 ?

sepanjang orang beriman masih mengutamakan ambisi
untuk memuaskan keinginan meraih keuntungan pribadi
dan belum memahami prinsip kebenaran Tuhan maka akan
mengulangi kesalahan para murid Yesus yang berebut mau
menjadi terbesar.

mari kita dengar jawaban Yesus menanggapi pertengkaran
murid-muridNya, dibawah ini :

Lukas 9:47-48
Yesus mengetahui pikiran mereka karena itu Yesus
mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya
di samping-Nya, dan berkata kepada mereka: "barangsiapa
menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku;
dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang
mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu
sekalian, dialah yang terbesar."
Ada beberapa hal yang bisa di pelajari untuk mengatasi
ambisi di bidang rohani terutama dalam melaksanakan
tugas pelayanan dan tugas perutusan
.

PERTAMA : JADILAH SEPERTI ANAK KECIL

sifat anak kecil yang menonjol:
* polos, apa adanya
* percaya sama orangtuanya
* gembira saat bermain

artinya :
saat melaksanakan tugas dan pelayanan hendaknya bersikap
polos apa adanya, tidak ada ambisi kepentingan pribadi
dan tidak bertengkar tetapi dengan riang gembira.

Paulus mengingatkan supaya sesama pekerja diladang Tuhan 
tidak boleh bertengkar.

2 Timotius 2:24-25
seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus
ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar
dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang
suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan
kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin
mereka sehingga mereka mengenal kebenaran
.

saat menghadapi tantangan dan rintangan maka bersandar
kepada hikmat Tuhan supaya dapat mengatasinya.

menyerahkan seluruh diri kita kepada Tuhan adalah langkah
bijaksana menuntun hidup kita ke jalan kebenaran Tuhan.

lihatlah betapa gembiranya seorang anak kecil bermain
di wajahnya yang polos, lucu, tidak nampak kecemasan, lugu
ia akan kebingungan menangis bila terpisah dari orangtuanya
sebab ia merasa aman berada dekat dengan orangtuanya.

bukankah seharusnya kita juga bersikap demikian;
kita mau senantiasa dekat dengan Tuhan dan hati gembira 
saat melakukan segala aktifitas hidup sehari-hari.

selayaknya kita bersyukur diberi kesempatan melayani
Tuhan melalui tugas-tugas yang disuruhnya sebab kita dapat
mengungkapkan cinta kita kepada Tuhan dengan menuruti
kehendak-Nya penuh kesetiaan

janganlah membuat Tuhan kecewa dan sedih melihat
perilaku kita yang mencuri kemuliaan-Nya demi kepuasan
keinginan kedagingan didalam diri kita yg sarat dengan nafsu
duniawi yang sebetulnya kita tahu hanya bersifat sementara.
masih belum puaskah nikmat yang sudah kita peroleh dari
Tuhan dan apakah terus ambisi mengejar kenikmatan duniawi?

KEDUA : JADILAH YANG TERKECIL

dunia menghargai segala hal yang berhubungan dengan
keberhasilan dan menolak segala hal ketidak-berhasilan.

pujian dan kekaguman lebih banyak diberikan kepada yang
berhasil meraih nilai-nilai dunia seperti misalnya segala hal
terbesar, tertinggi, terhebat,terkuat, terkaya, dsbnya.

segala hal yang berhuruf awal ter ... tetapi dengan nilai yang
tidak dihargai dunia.
Tuhan menghargai hal terkecil, terendah, terbuang, terlemah,
terbodoh, terhina, dsbnya.

1 Korintus 1:27-29
apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan
orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi
dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,
dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia,
dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk
meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang
manusiapun yg memegahkan diri di hadapan Allah
.

wow, sudut pandang Allah beda dengan sudut pandang dunia.

jangan pernah merasa minder apalagi merasa tidak berharga
oleh karena dunia menilai dirimu lemah-bodoh-jelek ....
atau
engkau menilai dirimu sendiri lemah-bodoh-jelek karena
membandingkan dirimu dengan yang ada pada diri orang lain.

kebenarannya,
engkau berharga dimata Tuhan walau tak seorangpun yang
menghargai dirimu.

Yesaya 43:4a
oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia
Aku ini mengasihi engkau


Yesaya 49:16
Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku;
tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku


hapuskan airmatamu dengan senyuman di wajahmu.

Tuhan menghargai jerih payah orang yang tulus hati tanpa
menyembunyikan ambisi untuk kepentingan pribadi.

Tuhan memberikan talenta setiap orang menurut ukuran
kita masing-masing maka janganlah membandingkan
talenta orang lain dengan yang Tuhan berikan pada kita.

kerjakan tugas yang Tuhan suruh dengan segenap hati
tanpa memandang besar-kecil tugas kita.

Kolose 3:17
segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan
atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama
Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah,
Bapa kita.


dan juga tidak perlu kecil hati bila kita belum mampu atasi
sebab justru di saat kelemahan maka kita bergantung penuh
kepada Allah.

2 Korintus 12:9b
... justru dalam kelemahanlah, Kuasa Tuhan menjadi sempurna

REFLEKSI DIRI

Jauhkan diri dari ambisi pribadi yang bermuara kepada suatu
keinginan bermegah diri tetapi hendaknya dengan rendah hati
dan hati yang bersih ketika melaksanakan tugas yang
Tuhan suruh dan perintahkan.


Salam Kasih,
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com