Senin, 21 Desember 2015

MAGNIFICAT












Renungan Harian 22 Desember 2015 
MAGNIFICAT
(Lukas 1:46-56) 

1 Samuel 1:24-28 
1 Samuel 2:1,4-8 

Saudara/i dalam Yesus Kristus, 

Bacaan Injil hari ini mengenai ucapan syukur Maria atau Kidung Maria atau bahasa latinnya disebut Magnificat yang artinya memuliakan. 

Magnificat merupakan doa Maria yang memuji dan memuliakan Allah karena kebaikan Allah atas hidupnya; terutama memilih dirinya sebagai ibu Yesus di dunia ini. 

ada 3 hal dalam Kidung Maria, yakni

Pertama 
Maria memuji Allah karena Karya Allah yang memakai dirinya mengandung dan melahirkan Yesus, Sang Juruselamat. 

Lukas 1:46-49 
kata Maria: "jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hambaNya. sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan namaNya adalah kudus

Kedua 
Maria memuji Allah karena rahmatNya dan kuasaNya ditujukan kepada orang yang takut akan Dia. 

Lukas 1:50-53 
rahmatNya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasaNya dengan perbuatan tanganNya dan mencerai beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa. 

Ketiga 
Maria memuji Allah karena kesetiaanNya pada perjanjianNya dengan umatNya. 

Lukas 1:54-56 
Ia menolong Israel, hambaNya, karena Ia mengingat rahmatNya, seperti yang dijanjikanNya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." 
Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet lalu pulang kembali ke rumahnya. 

kita bisa bayangkan betapa bahagianya Maria terpilih menjadi ibu Yesus yang KaryaNya menyelamatkan manusia dari alam maut akibat dosa. 

kebahagiaan Maria diungkapkannya karena ia satu-satunya perempuan yang dipilih Allah menjadi ibu dari Anak Allah di dalam diri Yesus. 

seorang ibu pasti sangat bahagia dapat melahirkan seorang anak tetapi Maria mengandung tanpa persetubuhan jasmani melainkan campur tangan Allah san hal ini satu-satunya terjadi di dunia. 

sudah sepantasnya Maria merasakan kebahagiaan tiada taranya sehingga ia mengatakan : 
mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia. 

hampir serupa dengan kegembiraan yang dialami Elizabeth, saudaranya dan juga yang terjadi pada diri Hana, isteri dari Elkana yang bersyukur memuji Allah karena permohonan doanya dikabulkan sehingga Hana memuji Allah dalam kitab 1 Samuel 2:1-10. 

Maria tidak memohon kepada Allah tetapi menerima Anugerah melahirkan Yesus, Juruselamat sedangkan Hana memohon kepada Allah untuk mengandung dan melahirkan anak; begitu juga yang dilakukan Elizabet. 

kitapun demikian akan bahagia ketika Tuhan mau memakai diri kita sebagai perpanjangan tangan Tuhan dan mewartakan Injil kepada orang lain. 

ukuran dan nilai kebahagiaan diri kita dipakai Tuhan sulit digambarkan karena tidak dapat dinilai dengan ukuran dunia berupa kesenangan duniawi; sukacitanya melebihi dari sukacita dan kebahagiaan yang diberikan dunia kepada manusia. 

contoh : 
seorang prodiakon diutus ke rumah umat tertentu yang membutuhkan pelayanan pastoral, seperti memberikan komuni, mendoakan dan renungan singkat tentang Injil, kemudian ternyata orang yang dilayaninya itu mengalami kesembuhan phisik dan kesembuhan rohaninya....prodiakon tersebut merasakan sukacita dan bahagia yang luar biasa sulit diucapkan dengan kata2. 

demikian juga sukacita dan perasaan bahagianya seorang pewarta, katekese, guru agama, atau siapa saja orang beriman yang mewartakan Injil melalui perkataan, pelayanan, dan teladan sikap hidup melalui kesaksian hidup kristiani yang mencerminkan kehadiran Yesus di dalam dirinya maka dampaknya membawa suatu perubahan sikap hidup maupun kesembuhan bagi orang lain. 

apalagi Maria yang dipakai Allah untuk melahirkan, membesarkan dan mendidik Yesus sebagai manusia. 
setelah itu menemani Yesus berkarya dan menyaksikan kematian, kebangkitan bahkan meneruskan karya Yesus dengan menemani para Rasul, murid2 Yesus. 

sukacita dan kebahagiaan Maria menjadi lengkap dengan menanggung sangkuli mengikuti Yesus di dalam hidupnya. 

Maria banyak menyaksikan karya Yesus dan dilanjutkan murid-muridNya dimana banyak orang mengalami pemulihan dan kesembuhan phisik maupun rohani. 

sungguh patut diteladani sikap hidup Maria sebagai orang beriman sekaligus sebagai ibu Yesus terutama dalam hal kepercayaan kepada Allah dan kesetiaan serta pengabdiannya mengikuti Yesus. 

Maria mengalami banyak penderitaan dimulai dari ia mengandung oleh Roh Kudus padahal belum resmi menikah namun ia mau menerimanya sebagai bagian dari ketaatannya kepada Allah sebab ia tahu kesudahannya akan menerima kebahagiaan kekal di Sorga. 

1 Petrus 4:12-13 
saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaanNya

REFLEKSI DIRI 

apakah dalam hidupku melantunkan kidung pujian kepada Tuhan ataukah kidung kecewa kepada Tuhan? 

apakah aku bersukacita di dalam derita sebab aku tahu Tuhan menyertai dan menolong diriku tepat pada waktuNya? 


Salam Kasih, 
Surya Darma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com