Senin, 28 Desember 2015

RENCANA ALLAH












Renungan Harian 28 Desember 2015 
RENCANA ALLAH 
(Matius 2:13-18) 

1 Yohanes 1:5-2:2
Mazmur 124:2-5,7b-8

Saudara/i dalam Yesus Kristus, 

Sungguh kasihan Pasutri Yusuf dan Maria (tidak menyebut Santo n Bunda karena menceritakan kisah mereka) harus pontang-panting menyelamatkan diri dari kejaran raja Herodes yang mau membunuh Yesus, anak mereka. 

Matius 2:13-14 
setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "bangunlah, ambillah Anak itu serta ibuNya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibuNya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir. 

coba bayangkan bagaimana perasaan mereka mengalami perubahan hidup : 

Pertama 
mereka rela menikah dengan resiko akan diadili masyarakat Yahudi dimana Maria mengandung sebelum menikah. 

mereka harus menjelaskan bahwa anak yang dikandung Maria itu adalah Karya Allah untuk melahirkan Yesus Sang Mesias yang akan menebus dosa dan menyelamatkan manusia. 

Kedua 
mereka terpaksa meninggalkan Nazaret menuju Betlehem karena Kaisar Agustus mengintruksi pendaftaran penduduk atau semacam sensus penduduk padahal saat itu Maria sedang mengandung. 

Ketiga 
tiba saat melahirkan, mereka tidak bisa menginap di penginapan dan Yesus lahir di palungan (=tempat makanan ternak). 

Keempat 
setelah Yesus lahir, mereka terpaksa lari ke Mesir karena raja Herodes hendak membunuh Yesua dengan perintah untuk membunuh anak sukung. 

bisa saja Yusuf dan Maria komplain kepada Allah dengan mengatakan : seharusnya Allah dapat mengatur agar mereka tetap di Nazaret dan tidak harus pergi ke Yerusalem dan ke Mesir dan saat melahirkan di tempat nyaman. 

bukankah kita sering komplain menuntut Allah memberikan berkat karena sudah melayani kesana-kemari dan sudah memberitakan Injil dan sudah melakukan perbuatan baik kepada banyak orang. 

apalagi jika sedang ditimpa berbagai masalah hidup maka tuntutan kepada Allah semakin mendesak. 

Yusuf dan Maria tidak komplain tetapi justru mentaati kehendak Allah untuk melahirkan, mengasuh, dan mendidik Yesus hingga kelak kemudian hari siap melaksanakan tugas perutusanNya.  

Rencana Allah itu baik adanya dan kita mesti ekstra fokus untuk memahaminya sebab proses menuju penggenapannya disertai berbagai pengorbanan yang membuat kita memikul salib/sangkuli. 

Yeremia 29:11 
sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan

namun kita harus yakin bahwa : 
rencana Allah pasti digenapi dan jangan pernah meragukan Allah. 

Ayub 42:2 
aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencanaMu yang gagal. 

Yesaya 55:11 
demikianlah firmanKu yang keluar dari mulutKu: ia tidak akan kembali kepadaKu dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya

seperti yang dialami Yusuf dan Maria yang harus menanggung beban hidup yang berat saat menerima rencana Allah di dalam hidup mereka yakni menjadi orangtua Yesus di dunia. 

jika kita cermati di balik peristiwa yang membuat Yusuf dan Maria harus pergi ke Mesir maka ada maksud Allah untuk menggenapi firman yang di nubuatkan nabi sebelumnya tentang kedatangan Sang Mesias. 

ada dua penggenapan nubuat nabi yaitu: 

Matius 2:14-15 
maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibuNya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. 
Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "dari Mesir Kupanggil AnakKu." 

menggenapi nubuat nabi Hosea yakni : 
Hosea 11:1 
ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anakKu itu. 

kemudian, 

Matius 2:17-18 
dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: "terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi." 

menggenapi nubuat nabi Yeremia, yakni: 
Yeremia 31:15 
beginilah firman Tuhan: Dengar! di Rama terdengar ratapan, tangisan yang pahit pedih: Rahel menangisi anak-anaknya, ia tidak mau dihibur karena anak-anaknya, sebab mereka tidak ada lagi. 

hal ini menunjukkan bahwa rencana Allah itu dipersiapkan detail sebelum menjadi kenyataan. 
jadi ada rentang waktu ratusan tahun bahkan ribuan tahun antara pernyataan nubuatan dengan realisasinya. 

tak usah heran bila doa-doa kita akan dikabulkan berdasarkan waktu Tuhan yang tidak sama dengan waktu kita. 

2 Petrus 3:8 
saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. 

jika kita tidak mau mempelajari Alkitab seluruhnya dan hanya mau baca yang ada hubungannya dengan berkat saja maka tidak heran bila mempertanyakan kebenaran firman yang dibacanya. 

misalnya : 
Matius 7:7-8 
mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. 

merasa sudah meminta, mencari dan mengetok pintu berkat tetapi sekian tahun ditunggu eh kagak dapat berkat. 

sebelum komplain kepada Tuhan maka baca dulu ayat firman lain dibawah ini : 

Yohanes 15:7 
jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. 

antara satu firman dengan lainnya selalu ada kaitannya dan saling berhubungan supaya kita mau mendalami firman secara keseluruhan. 

sebetulnya mudah untuk membaca dan memahami firman, asalkan

Pertama 
ada kehausan untuk mengetahui dan memahaminya. 

Matius 5:6 
berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. 

Kedua 
ada kerendahan hati mengakui diri sendiri tidak tahu apa-apa di hadapan Tuhan.  

Matius 5:3 
berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 

bayangkan saat itu Yusuf dan Maria tidak membaca Alkitab seperti saat ini. 

mungkin saja mereka tidak pernah membaca kitab taurat sekalipun sebab di jaman perjanjian lama, masyarakat Yahudi lebih banyak mendengar dari penuturan lisan dari orangtua mereka atau dari tua-tua dan ahli taurat. 

namun iman kepercayaan mereka kepada Allah (=Yahwe) tetap ada meski pasang-surut sebab sejarah bangsa Israel seringkali mengkhianati Allah dan kemudian bertobat; begitu seterusnya. 

kita bisa mengetahui tanggapan Maria menerima berita dari Malaikat Gabriel di Injil Lukas secara langsung sedangkan Yusuf menanggapi berita dari Malaikat melalui mimpi-mimpinya di Injil Matius. 

sudah dijelaskan di renungan sebelumnya bahwa Injil Lukas menelurusi dari sisi Maria dan tanpa ada kata-kata dari Yusuf sedangkan Injil Matius menelurusi dari sisi Yusuf dan tanpa ada kata-kata dari Maria. 

yang jelas bagi kita adalah bagaimana perjuangan Yusuf dan Maria mentaati Allah dengan sikap hidup mereka yang mendampingi Yesus sejak lahir sampai Bangkit kembali ke rumah Bapa dan bahkan Maria tetap melanjutkan kesetiaannya dengan mendampingi murid-murid Yesus. 

REFLEKSI DIRI 

apakah aku menerima segala sesuatu yang terjadi di dalam hidupku tanpa pernah komplain dan mempertanyakan Tuhan terhadap diriku? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com