Rabu, 10 Februari 2016

HAL SEDEKAH, PUASA, DAN BERDOA













Rabu, 10 Februari 2016 

Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. 
                                                              (Matius 6:1)  

Yesus mengetahui sifat manusia dalam segala hal termasuk ketika menjalankan kewajiban agama dan mengingatkan agar melakukannya dengan tulus hati dan tidak bertujuan mencari pujian serta kemuliaan diri sendiri. 

Ada 3 hal yang disorot Yesus yakni : dalam hal memberi sedekah atau istilah sekarang disebut donatur dermawan, juga dalam hal berpuasa dan berdoa. 

A. SIKAP KITA MEMBERI SEDEKAH 

Memberi adalah sikap dan perbuatan yang sangat terpuji; diantaranya memberi sedekah atau memberi dalam bentuk materi berupa uang dan benda duniawi lainnya. 

Namun perlu diingat bahwa ketulusan dan kemurnian hati kita adalah hal yang krusial yang harus kita miliki sebab apa gunanya kita tersohor sebagai pemberi sedekah atau donatur yang dermawan di mata manusia tetapi tidak berkenan di mata Tuhan. 

Ini realita dan bukan menghakimi bahwa kecenderungan orang yang memberi adalah perbuatannya memberi mendapat pujian dari orang lain dan seringkali pemberiannya ada tujuan bisnis atau keuntungan diri sendiri. 

Pemberi seperti ini menurut Yesus sudah mendapat upahnya tetapi ia tidak akan mendapat upah dari Bapa Surgawi. 

Matius 6:2 
Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 

Anehnya, orang beriman masih banyak haus pujian ketika ia berbuat baik dan menjadi donatur.... 
Ia akan umumkan bahwa ia sudah berbuat baik; ia sudah melakukan perbuatan ini dan itu secara lisan maupun secara tulisan dengan cara broadcast ke media Facebook, Twitter, Whatsapp, BBM, koran/majalah atau kasih tahu kepada kepada banyak orang yang dijumpainya. 

Sayang sekali, hanya demi kepuasan jiwanya; demi popularitas dsbnya, orang ini kehilangan Berkat Sorgawi. 

Seharusnya ia memahami kebenaran Firman Tuhan dan mentaati kehendak Tuhan sehingga perbuatan baik yang dilakukannya berkenan di mata Tuhan dan ia beroleh Berkat Surgawi. 

Matius 6:3-4 
Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. 

Garis bawahi kalimat : 
hendaknya sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi maka Bapamu yang melihat yang tersembubyi akan membalasnya kepadamu

Tanamkan dalam hati dan pikiran kita bahwa perbuatan baik apapun yang kita lakukan hendaknya hanya semata-mata ungkapan syukur kepada Tuhan dan tidak ada sedikitpun untuk kemuliaan diri sendiri dan biarlah hanya Tuhan saja yang tahu perbuatan kita. 

Persoalan nantinya perbuatan baik yang kita lakukan dipakai Tuhan melalui perantaraan orang lain untuk tujuan agar menyentuh hati banyak orang agar mau datang mendekat kepada Tuhan adalah hal lain yang bukan kita rencanakan. 

B. SIKAP KITA BERPUASA 

Hari ini gereja Katolik menetapkan sebagai hari rabu abu sebagai tanda dimulainya saat berpantang dan berpuasa selama 40 hari menjelang hari paskah tiba. 

Hal ini sesuai dengan perkataan Yesus bahwa : 
dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.  (Matius 9:15) 

Tujuan kita berpantang dan berpuasa adalah menghormati pengorbanan Yesus yang mati di Salib demi menebus kita manusia dari alam maut. 

Kita tidak hanya berpuasa dimaksudkan untuk mengenang pengorbanan Yesus tetapi kita juga meneladani sikap hidup Yesus di dalam kehidupan kita. 

Oleh sebab itu kita harus mendalami makna puasa dengan sungguh-sungguh agar sikap kita berpuasa, tidak mencari popularitas dan pujian orang lain. 

Yesus mengajarkan cara kita berpuasa: 
Matius 6:16-18 
"Apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." 

Berpuasa atau tidak berpuasa adalah pilihan kita; apakah kita menghargai pengorbanan Yesus dan kebaikanNya yang telah menyelamatkan kita ataukah hanya sekedar menunaikan kewajiban yang ditetapkan oleh peraturan gereja katolik tetapi sikap hidup keseharian kita banyak melanggar kehendak Tuhan. 

Dengan kata lain, 
adalah lebih baik engkau tidak berpuasa tetapi sikap hati dan perbuatanmu penuh kasih daripada engkau taat berpuasa hingga 40 hari tetapi setelah itu sikap dan perbuatanmu hanya semata-mata untuk kepentingan dirimu sendiri. 

C. SIKAP KITA BERDOA 

Berdoa adalah sikap hati yang baik yang membangun relasi intim dengan Tuhan sehingga kita semakin mengenal Tuhan; apa saja yang Tuhan senang dan yang tidak berkenan di mata Tuhan. 

Jangan sampai kita berdoa bertujuan supaya orang lain melihatnya dan memujinya mengatakan bahwa diri kita orang suci yang patut disanjung tinggi. 

Matius 6:5 
Apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 

Yesus mengingatkan bagaimana cara dan sikap kita berdoa yaitu : 
Berdoalah dengan setulus hati tanpa menyembunyikan keinginan mendapat pujian dan kemuliaan diri 

Matius 6:6 
Jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. 

Kepura-puraan atau menyembunyikan maksud dan tujuan untuk kepentingan pribadi adalah sesuatu yang sangat tidam disukai Bapa Surgawi sehingga tidak akan mencurahkan BerkatNya kepada orang yang bersikap demikian. 

Tanamkan dalam hati dan pikiran kita bahwa Bapa Surgawi menginginkan kita berbuat apa adanya dan bersikap terbuka dan jujur kepadaNya ketika kita melakukan suatu perbuatan maupun menjalankan kepatuhan perintahNya sebab IA MAHA TAHU SEGALANYA. 

REFLEKSI DIRI 

Apakah aku melakukan kewajiban dan mentaati kehendak Tuhan dengan hati yang bersih, tulus hati, dan dengan penuh kesungguhan hati? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

============= ☆☆☆ =============

Kalender Liturgi Katolik 
Hari Rabu Abu Pantang Puasa 
Warna Liturgi : Ungu 

Yoel 2:12-18 
Mazmur 51:3-6, 12-14, 17 
Matius 6:1-6, 16-18 
BcO : Yesaya 58:1-14 

============= ☆☆☆ =============

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com