Kamis, 25 Februari 2016

PENGORBANAN







Rabu, 24 Februari 2016 

Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang. 
                                        (Matius 20:28) 

Tidak mudah dijumpai orang-orang yang bersedia berkorban demi menolong orang lain di jaman sekarang ini sebab orang-orang pada sibuk urusan sendiri dan kurang peduli kesusahan orang lain. 

Kita sebagai umat Kristiani seharusnya mencontoh telada Yesus yang rela mengorbankan diriNya demi menebus manusia dengan memberikan KasihNya tak terbatas kepada kita semua. 

Mungkin kita tidak mampu berkorban seperti Yesus yang habis-habisan memberi diriNya bagi keselamatan umat manusia; khususnya kita umat Kristiani. 

Paling tidak kita mengambil bagian dalam pengorbanan selain kehilangan nyawa meskipun jika memang harus seperti itu, kita mau tak mau menerima. 

Jujur saja tidak setiap orang mau rela kehilangan nyawa berkorban demi orang lain namun kita harus mrnyadari bahwa panggilan untuk mewartakan Injil dapat mengakibatkan kita berkorban dalam segala hal termasuk nyawa sekalipun. 

Rasul Paulus dengan tegas menyatakan bahwa Dia menghendaki dirinya alami penderitaan seperti yang dialami Yesus supaya memperoleh kebangkitan diantara orang mati dan memperoleh hidup kekal di Sorga. 

Filipi 3:10-11,14  
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaanNya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematianNya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus

Namun kita tidak perlu takut bila harus menghadapi ancaman kehilangan nyawa ketika memberitakan Injil dan pada saat melakukan pelayanan. 

Yang terpenting adalah motivasi dan tujuan kita; apakah tidak ada kepentingan pribadi dalam segala hal. 

Sebab terkadang ada yang berambisi menduduki jabatan di dalam pelayanan dengan tujuan untuk kemuliaan diri atau kepentingan bisnis dsbnya. 

Seperti ibu Yakobus dan Yohanes yang meminta kepada Yesus agar kedua anaknya menjadi tangan kanan dan tangan kiri Yesus dalam memerintah sebab dikiranya kelak kemudian hari Yesus menjadi raja dengan kerajaannya. 

Matius 20:20-21 
Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapanNya untuk meminta sesuatu kepadaNya. Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam KerajaanMu, yang seorang di sebelah kananMu dan yang seorang lagi di sebelah kiriMu." 

Padahal Yesus datang ke dunia bukan untuk mendirikan kerajaan melainkan menyelamatkan manusia dari kematian kekal di alam maut dan membawa kabar sukacita Ilahi bahwa Allah sungguh amat mengasihi manusia sehingga Allah mengutus Yesus sebagai Korban yang membebaskan belenggu dosa manusia. 

Apakah sanggup di salib seperti Yesus? 
Matius 20:22 
Yesus menjawab, kataNya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepadaNya: "Kami dapat." 

Bagaimana dengan kita? 
apakah tujuan kita pelayanan mencari kedudukan atau agar namanya terkenal? 

semoga tidak ada yang bertujuan seperti ibu Yohanes dan Yakobus; seandainya masih terbersit di dalam pikiran maka segeralah buang jauh-jauh keinginan itu. 

Matius 20:26-27 
Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu. 

Ambisi pribadi yang berlebihan telah membutakan mata hati orang melihat hal yang akan terjadi sebab fokusnya hanya mengejar tujuan kepentingan diri. 

Menjalankan tugas pelayanan itu harus didasari oleh hati yang berbelas kasih sebab banyak tantangan dan rintangan yang berusaha menghalanginya; apakah itu ambisi pribadi, godaan duniawi, dan pencobaan dari Iblis/kuasa gelap. 

Selain itu kita kudu mesti rendah hati dan memiliki sikap hati melayani dan bukan untuk dilayani, bahkan seringkali butuh pengorbanan; apakah berupa uang ataukah waktu, pikiran, tenaga, skill, dan tidak jarang perasaan diobok-obok oleh sindirian, cibiran, dicaci-maki, terkadang di fitnah dan disakiti hati kita. 

Ketika kita menerima perlakuan kasar dari orang kita layani maka kita harus menghadapinya dengan sabar dan juga dengan hati yang mau memaafkan dan mau mengampuni. 

Madame Teresa dari Kalkuta India mengatakan bahwa melayani itu baru dikatakan melayani jika diri kita sampai disakiti oleh orang lain yang dilayani. 

wow, ekstrim sekali yach ... 
Yesus mengalami penolakan dari orang yang dilayaniNya terutama dari orang farisi dan ahki taurat padahal Yesus menunjukkan Kasih yang besar dengan menolong orang melalui mukjizatNya tetapi balasannya malah Yesus di salib. 

Sebelum Yesus datang ke dunia, Allah mengutus nabi-nabi untuk memberitakan kabar sukacita dari Allah namun mereka diancam, di intimidasi, bahkan dibunuh. 

Nabi Yeremia mengalami hal serupa dimana dirinya akan dibunuh sehingga Ia memohon perlindungan dari Allah. 

Yeremia 18:19-20 
Perhatikanlah aku, ya Tuhan, dan dengarkanlah suara pengaduanku! Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan? Namun mereka telah menggali pelubang untuk aku! Ingatlah bahwa aku telah berdiri di hadapanMu, dan telah berbicara membela mereka, supaya amarahMu disurutkan dari mereka. 

Jaman setelah Yesus wafat dan bangkit yakni jamannya para Rasul dan muridnya juga mengalami penganiayaan dan kehilangan nyawa karena memberitakan Injil dan melakukan pelayanan kasih. 

Tetapi mereka tidak takut mati dan rela mengorbankan diri dan hal ini terlihat begitu banyak para martir; yang diakui gereja Katolik sebagai Santo dan Santa. 

JADI, 

Pelayanan dan pemberitaan Injil yang kita lakukan sekarang ini di Indonesia masih jauh dari ancaman kehilangan nyawa dan jika dibandingkan dengan perjuangan jemaat mula-mula atau pengorbanan para Rasul dan para Martir maka tidak terlalu berat menanggung penderitaan salib. 

Situasi seperti ini saja tidak banyak umat Katolik maipun Kristiani lainnya yang bersedia terjun dalam pelayanan dan menunaikan tugas perutusan atau tugas memberitakan kabar sukacita Injil. 

Inilah suatu realita yang sungguh sangat menyedihkan betapa iman percaya kepada Yesus hanya sebatas minta Berkat dan Mukjizat saja sedangkan menjalankan perintah Yesus kagak mau dengan berbagai alasan. 

Lebih ironi bila menjadi umat Kristiani tetapi menjalani hidup menurut prinsip kebenaran dunia dan mengabaikan bahkan menolak hidup di dalam Tuhan atau hidup seturut kehendak Tuhan. 

Boro-boro mau berkorban demi Injil dan melayani sesama; sehari-hari sibuk mencari duit kumpulkan harta dunia dan tenggelam dalam kenikmatan duniawi. 

Alkitab mengingatkan kita agar jangan sampai menyalibkan Yesus untuk keduakalinya pleh karena perbuatan kita yang berlumuran noda dan dosa. 

Ibrani 6:4-6 
Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka umum. 

REFLEKSI DIRI 

Bersediakah aku mengorbankan kepentingan diri sendiri demi menolong orang lain agar mereka mengalami Kasih Yesus di dalam hidupnya? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

============= ☆☆☆ =============

Kalender Liturgi Katolik 
Hari Biasa Pekan II Prapaskah 
Warna Liturgi : Ungu 

Yeremia 18:18-20  
Mazmur 31:5-6,14-16 
Matius 20:17-28 
BcO : Keluaran 17:1-16 

============= ☆☆☆ =============


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com