Sabtu, 28 Mei 2016

BAWALAH ORANG KEPADA YESUS








Sabtu, 28 Mei 2016 

Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu
                   (Yudas 1:22)

Ketiga tokoh agama Yahudi yakni ahli taurat, imam-imam kepala, tua-tua selalu bertentangan dengan apa saja yang Yesus lakukan dan kali ini mereka mempertanyakan darimana dan siapa yang memberikan kuasa kepada Yesus saat melarang pedagang berjualan di halaman Bait Allah. 

Markus 11:27-28 
Yesus dan murid-muridNya tiba pula di Yerusalem. Ketika Yesus berjalan di halaman Bait Allah, datanglah kepadaNya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua, dan bertanya kepadaNya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepadaMu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?" 

Padahal merekalah ber-hak mengatur segala hal berhubungan dengan bidang keagamaan di masyarakat Yahudi dan tentu saja mereka menegur Yesus dengan menanyakan siapa yang berikan kuasa kepada Yesus mengusir pedagang yang berjualan di halaman Bait Allah. 

Yesus dengan cerdik, balik bertanya tentang baptisan Yohanes berasal dari Allah atau dari manusia. 

Markus 11:29-30 
Jawab Yesus kepada mereka: "Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu. Berikanlah Aku jawabnya, maka Aku akan mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Baptisan Yohanes itu, dari sorga atau dari manusia? Berikanlah Aku jawabnya!" 

Sebetulnya mereka sudah tahu darimana Yesus mampu mengadakan mukjizat tetapi belagak tidak tahu sebab mereka iri hati kepada Yesus memiliki kuasa dari Allah sedangkan mereka tidak dikarunia Kuasa Allah padahal mereka tokoh agama seharusnya dikarunia kuasa Allah untuk melakukan perbuatan mukjizat. 

Ya begitulah sifat manusia itu selalu saja tidak suka melihat orang lain lebih hebat, lebih berkuasa daripada dirinya. 

Dalam pelayanan rohani, perasaan iri hati menimbulkan perpecahan diantara sesama anggota yang melayani. 

Terlebih bila yang menonjol karunianya adalah orang yang baru melayani atau istilah masih junior sedangkan yang sudah lama melayani belum diberi karunia oleh Allah atau karunia si junior lebih spektakuler dibandingkan karunia yang ada pada dirinya. 

Yang menjadi sumber masalah adalah motivasi dan tujuan melayani dan hal ini terjadi pada ketiga pemuka agama Yahudi yang merasa tersaingi oleh Yesus yang baru muncul 3 tahun namun apa yang dikerjakan Yesus menunjukkan kuasa Allah yang ajaib. 

Hendaknya kita menarik pelajaran supaya tidak bersikap dan berperilaku seperti ketiga tokoh agama Yahudi tetapi membangun diri kita dengan menjalani sikap dan perilaku sebagai umat kristiani yang menonjolkan perbuatan kasih. 

Yudas 1:20-21a 
Saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah ... 

Dengan demikian, orang lain yang melihat sikap hidup dan perbuatan kita menjadi tertarik untuk mengetahui lebih lanjut, apakah gerangan yang membuat kita seperti ini dan biasanya mendorong orang lain ingin seperti kita yang mau melakukan perbuatan kasih. 

Sekarang ini tidak banyak orang yang menjadi teladan sikap dan perbuatannya bagi orang lain. 

Apalagi bila perbuatan itu spektakuler sehingga tidak heran bila sebagian orang ragu-ragu mempercayai apa yang dilihat dan dirasakannya dan bertanya-tanya apakah benar dan bukan direkayasa? 

Hendaknya kita menjadi saksi Kristus melalui sikap dan perbuatan agar kita dapat membawa orang datang kepada Yesus dan mengalami kasihNya. 

Kepada orang yang ragu-ragu, 
kita kuatkan dan yakinkan mereka agar percaya kepada Yesus. 

Kepada orang yang hidupnya kacau, 
kita nasehati dan ajarkan kepada mereka tentang kehidupan kristiani sehari-hari. 

Kepada yang terikat belenggu dosa, 
kita tarik mereka supaya tinggalkan hidup berlumuran dosa. 

Yudas 1:23 
selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa. 

Semestinya hati kita tergerak oleh belas kasihan melihat hidup orang lain yang tergila-gila dalam kenikmatan duniawi seakan-akan untuk hidup di dunia ini saja dan menganggap perbuatannya bukan dosa bahkan tidak peduli akibat dosa. 

Ada juga orang yang kebingungan tidak tahu untuk apa dia hidup di dunia ini dan menjalani hidup menurut perasaannya dan mengikuti arus kemana saja asalkan hatinya gembira dan memiliki kekayaan yang menjamin masa depan hidupnya. 

Keseharian hidupnya dihabiskan hanya urusan dunia dan tidak tertarik pada hal rohani yang membangun imannya. 

Terhadap orang-orang seperti ini patut dikasihani sebab mereka tidak sadar bahwa kesia-sian hidup yang mereka jalani telah menjauhkan diri mereka dari Tuhan Allah dan membawa diri mereka kepada jurang alam maut. 

Menjadi tugas perutusan kita untuk menyadarkan mereka agar berbalik menempuh hidup di jalan Tuhan. 

Disamping itu kita kudu mawas diri agar tidak terseret arus duniawi di saat jalani tugas pelayanan dan jangan sampai orang lain diselamatkan sedangkan diri kita malah terjatuh dikubangan dosa. 

REFLEKSI DIRI 

Apakah sikap dan perbuatanku menjadi teladan bagi orang lain sehingga mendorong mereka untuk menjalani hidup yang berkenan bagi Tuhan? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

============= ☆☆☆ ============

Kalender Liturgi Katolik 
Hari Biasa 
Warna Liturgi : Hijau 

Yudas 1:20b-25 
Mazmur 63:2-6 
Markus 11:27-33 
BcO : 2 Korintus 12:14-13:14 

============= ☆☆☆ ============

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com