Selasa, 24 Mei 2016

MENGIKUT YESUS KEPUTUSANKU










Selasa, 24 Mei 2016 

Berkatalah Petrus kepada Yesus: 
"Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!" 
                                (Markus 10:28)


Tema renungan ini : Mengikut Yesus keputusanku, dikutip dari judul lagu kristen dimana esensinya ada kaitannya dengan bacaan Injil hari ini. 

Dari berbagai sumber, diketahui bahwa lirik lagu ini diambil dari kata-kata terakhir yang diucapkan seorang pria dari Asam, India saat dieksekusi mati pada pertengahan abad ke 19 sambil menyanyikan lagu ini. 

Ia beserta istrinya dieksekusi karena mempertahankan iman percayanya kepada Yesus dan mereka tidak takut diancam dan tidak menyangkal Yesus sampai mereka mati. 

Kita resapi lirik lagunya diterjemahkan dalam bahasa Indonesia : 
_______________________________________

Mengikut Yesus keputusanku  ) 3x 
Ku tak ingkar  ) 2x 
Tetap ku ikut walau sendiri  ) 3x 
Ku tak ingkar  ) 2x 

Salib di depan, dunia di belakang  ) 3x 
Ku tak ingkar  ) 2x 
Ku ikut sampai ku lihat Yesus  ) 3x 
Ku tak ingkar  ) 2x 
_______________________________________

Mengikut Yesus sampai mati, ada salib yang kita panggul seperti Yesus. 
Tidak akan ada kebangkitan, tanpa memikul salib .... ini fakta yang tak bisa dipungkiri bagi setiap umat kristiani. 

Memang ada gerakan dari kalangan teologi kemakmuran yang mengakan : 
Yesus mati di Salib agar umat kristiani menikmati kemenangan berupa hidup makmur dan sejahtera di bumi dan di Surga nanti. 

Mereka menafsirkan firman Tuhan dibawah ini untuk kepentingan sendiri. 
Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. (2 Korintus 9:6). 
Padahal ayat berikutnya menjelaskan secara utuh maksud dari ayat 6 ini. 

Ada lagi mereka mengutip dari : 
Maleakhi 3:10 
Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumahKu dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.  

Apakah sikap menolak salib Yesus ada di kalangan teologi kemakmuran saja? 

Tentu saja tidak, 
siapa saja umat kristiani yang menolak salib Yesus adalah yang menginginkan dilimpahi Berkat Tuhan tetapi tidak mau memikul salib dan menyangkal diri sebelum mengikuti Yesus. 

Banyak kesaksian orang-orang yang gigih mempertahankan imannya kepada Yesus walau harus menderita aniaya dan sedikitnya di intimidasi serta menerima perlakuan tidak adil. 

Apalagi tingkat kesulitan hidup semakin tinggi maka tidak banyak orang yang teguh iman kepercayaannya kepada Yesus karena iming-iming uang, harta, dan kesenangan duniawi. 

Mengikut Yesus adalah suatu keputusan dan bukan warisan iman keluarga; karna orangtuanya Katolik/Kristen maka anak ikutan saja dan biasanya dampaknya si anak kurang mengalami relasi dengan Tuhan. 

Tidak mudah mengikut Yesus jika masih senang dengan gemerlap duniawi sebab bertentangan dengan kehendak Yesus. 

Dunia menawarkan kenikmatan instant sedangkan mengikuti Yesus harus melewati lembah airmata dan mendaki gunung tinggi sebelum menemukan mataair menyegarkan jiwaraga. 

Tuhan Allah menghendaki diri kita kudus dan menjauhi hawa nafsu serta hidup taat sesuai kehendakNya. 

1 Petrus 1:14-16 
Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. 

Belum lagi ada ujian iman yang pasti kita alami selama hidup di dunia ini namun jika kita taat dan mau dibentuk oleh Tuhan Allah maka menerima upah dari kesetiaan kita berupa damai sejahtera dan sukacita Ilahi selama kita masih ada di dunia ini, bahkan memperoleh hidup yang kekal. 

Markus 10:29-30 
Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Aku dan karena Injil meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya, anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak dan ladang, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal

Saudara/i-ku dalam Yesus Kristus, 

Hati ini semakin miris menyaksikan begitu mudahnya anak-anak Tuhan terseret oleh arus gelombang semakin membesar mendekati tsunami yang memporak-porandakan iman percaya kepada Yesus dan terbenam dalam hidup yang bertentangan dengan Tuhan. 

Faktor penyebab utamanya adalah tidak tahan mengalami badai derita yang terus menerus menerjang sendi kehidupan pribadi sehingga kegelapan menyelimuti dirinya yang sudah tersengal-sengal menjalani hidup yang seakan-akan sudah tidak ada pengharapan. 

Padahal jika saja mereka ini tahu bahwa kesulitan hidup adalah ujian iman maka pengharapan kepada Yesus tidak akan hilang malah akan semakin berharap dan bersandar kepada Yesus. 

Sayangnya mereka ini menjalani hidup menurut cara-cara dunia sedangkan kita ini bukan orang dunia dan seharusnya hidup sebagai anak-anak Allah dan sebagai ahli waris Kerajaan Allah. 

Galatia 4:6-7 
Karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh AnakNya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah

Banyak anak-anak Allah hidupnya tidak karuan ikuti pola hidup orang dunia dan tidak tahu atau seandainya tahu tapi menjual hak ahli warisnya seperti yang dilakukan Esau menjual hak anak sulung kepada adiknya Yakub, demi semangkuk sup kacang merah. 

Kejadian 25:30-34 
Kata Esau kepada Yakub: "Berikanlah kiranya aku menghirup sedikit dari yang merah-merah itu, karena aku lelah." Itulah sebabnya namanya disebutkan Edom. Tetapi kata Yakub: "Juallah dahulu kepadaku hak kesulunganmu." Sahut Esau: "Sebentar lagi aku akan mati; apakah gunanya bagiku hak kesulungan itu?" Kata Yakub: "Bersumpahlah dahulu kepadaku." Maka bersumpahlah ia kepada Yakub dan dijualnyalah hak kesulungannya kepadanya. Lalu Yakub memberikan roti dan masakan kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi. Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu

Ada sebuah ilustrasi yabg saya kutip dari sebuah sumber (maaf lupa darimana). 
Alkisah ada seekor anak burung rajawali yang hidup bersama dengan sekelompok ayam dan suatu hari ia melihat burung rajawali terbang melintasi angkasa dan ia termenung bayangkan seandainya dirinya adalah burung rajawali wow betapa menyenangkan. 

Lihatlah, dia tidak menyadari bahwa dirinya adalah burung rajawali juga yang proses kelahirannya dierami oleh induk ayam ketika ia masih berupa telor. 

Demikian juga dengan orang katolik atau kristen yang tidak tahu dirinya adalah anak-anak Allah (Yohanes 1:12) karena hidup di lingkungan anak-anak dunia. 

Apalagi sengaja menjual hak ahli waris dari Allah dengan menukarkan hal-hal sementara dari kenikmatan duniawi, weleh konyol sekali seperti Esau. 

Sudah terbukti bila hidup menuruti dunia berarti tunduk kepada roh-roh dunia dan menjadi hamba dunia. 

Galatia 4:8-9 
Dahulu, ketika kamu tidak mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah. Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu dikenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya? 

Tentu saja kita harus mengikuti cara dan jalan yang Yesus lakukan sebab Allah mengutus Yesus supaya manusia tahu jalan tersebut jika mau percaya kepada Yesus dan mengikuti Yesus. 

Kita ini diberi akal budi yang sempurna oleh Tuhan Allah; mosok kagak ngerti juga sering dinasehati dan di Injili; apalagi sudah dibaptis ??? 

Makanya jangan meremehkan firman Tuhan sebab akan meremehkan pula hak ahli waris sebagai anak-anak Allah. 

Amsal 13:13 
Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan. 

Mazmur 119:105 
FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. 

Dari firman Tuhan yang tertulis di Alkitab maka kita mengetahui status kita ini adalah anak-anak Allah dan ahli waris, juga banyak hal tentang sifat Allah dan kehendak Allah yang kita ketahui serta buanyak hal-hal peringatan dan nasehat yang menuntun langkah kaki kita dalam menjalani hidup ini. 

Tsunami masalah silih berganti adalah salah satu tanda bahwa seseorang telah mengabaikan firman Allah sebab jikalau ujian iman dari Allah, biasanya tidak akan melampaui kekuatan kita. 

1 Korintus 10:13 
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai, Allah akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. 

Dibalik ujian iman selalu ada berkat Allah yang akan dicurahkan kepada orang yang mau dan setia menanggungnya. 

Ini adalah janji Tuhan bahwa di saat ini juga kita akan menerima 100x lipat berkat Tuhan bahkan sebagai ahli waris maka kita menerima hidup yang kekal. 


REFLEKSI DIRI 

Apakah aku senantiasa mengikuti Yesus setiap saat dari hari ke hari hingga suatu saat kelak aku menerima warisan Allah memperoleh hidup yang kekal di Sorga? 

Salam Kasih, 
Surya Darma 

============= ☆☆☆ ============

Kalender Liturgi Katolik 
Hari Biasa 
Warna Liturgi : Hijau 

1 Petrus 1:10-16 
Mazmur 98:1-4 
Markus 10:28-31 
BcO : 2 Korintus 9:1-15 

============= ☆☆☆ ============

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com