Rabu, 18 Mei 2016

JADILAH GARAM YANG MENGGARAMI


Kamis, 19 Mei 2016 

Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain." 
                            (Markus 9:50)

Bacaan Injil hari ini mengajarkan tentang sikap hidup yang memberi dampak bagi orang lain dan hidup dalam kekudusan melalui perumpamaan tentang garam. 

Garam sangat dibutuhkan manusia sebab sangat banyak kegunaannya di segala bidang kehidupan manusia. 

Kita akan menyoroti fungsi garam dalam hidup kerohanian, diantaranya : 

Pertama : Memberi Rasa 

Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman (Galatia 6:10). 

Alangkah baiknya dimanapun kita berada membuat orang lain bersukacita karena mereka merasakan kebaikan kita dan jangan sampai kehadiran kita malah membuat gaduh dan keributan. 

Seperti orang Samaria yang sedang dalam perjalanan melihat seseorang tergeletak terluka sehabis dirampok penyamun, dengan segera menolong orang tersebut (baca Lukas 10:25-37). 

Rut mau menemani mertuanya, Naomi pulang ke Betlehem menunjukan sikap peduli dan berbelas kasih. 

Rut 1:16 
Kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku. 

Banyak contoh lainnya yang menjadi panutan bagi kita untuk berbuat baik kepada orang lain; ringan tangan mau menolong, peduli dan empati, terbuka kepada siapa saja yang membutuhkan dirinya, dan murah hati. 

Matius 5:42 
Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu. 

Semoga anda pembaca renungan ini termasuk salah seorang yang memiliki hati yang berbelas kasih yang peduli kepada orang yang tersisihkan, yang kesepian tiada orang mau menemani, kepada orang yang hidup serba terbatas dan tak mampu membalas kebaikanmu. 

Kepedulian kita akan membuka tabir kesedihan yang sekian lama mendekam di hati mereka yang sekian lama tidak ada yang menemaninya. 

Orangtua manula ditinggal sendirian oleh anak-cucunya adalah salah satu yang patut diperhatikan sebab setiap hari hati mereka nelangsa dan bersedih hati. 

Disinilah akan terlihat, apakah di dalam diri kita masih ada "garam" yang bisa memberikan rasa asin kepada masakan orang lain yang memerlukan garam dari kita karena persediaan garam mereka telah habis. 

Kedua : Mengawetkan 

Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami (2Kor 5:19) 

Mengawetkan artinya membuat sesuatu menjadi tahan lama, tidak rusak, dan dalam keadaan seperti semula sebelum diawetkan. 

Dalam pengertian rohani, mengawetkan mengandung banyak arti, dan kita akan fokus pada pengertian : 
mengawetkan = mendamaikan kedua pihak yang bertentangan. 

Doa Santo Fransiskus dari Asisi

Jadikanlah aku pembawa damai, 
bila terjadi kebencian. 
Jadikanlah aku pembawa cinta kasih, 
bila terjadi penghinaan. 
Jadikanlah aku pembawa pengampunan,
bila terjadi perselisihan. 
Jadikanlah aku pembawa kerukunan, 
bila terjadi kebimbangan. 
Jadikanlah aku pembawa kepastian, 
bila terjadi kesesatan. 
Jadikanlah aku pembawa kebenaran, 
bila terjadi kecemasan. 
Jadikanlah aku pembawa harapan, 
bila terjadi kesedihan. 
Jadikanlah aku sumber kegembiraan, 
bila terjadi kegelapan. 
Jadikanlah aku pembawa terang, 
Tuhan semoga aku ingin menghibur daripada dihibur. 

memahami daripada dipahami, 
mencintai daripada dicintai, 
sebab 
dengan memberi aku menerima, 
dengan mengampuni aku diampuni, 
dengan mati suci aku bangkit lagi, 
untuk hidup selama-lamanya. 

Doa ini sangat menginspirasi kepada kita untuk berbuat seperti itu sebab mencerminkan fungsi garam yang mengawetkan yang harus kita miliki. 

Salah satu tokoh Perjanjian Lama adalah Yusuf, anak Yakub dari istrinya Rahel dimana ia menjadi pendamai diantara ke sebelas saudaranya dari lain ibu. 

Yusuf mengampuni saudaranya dan memulihkan hubungan persaudaraan diantara mereka. (Kejadiaan 37, 45). 

Sikap rendah hati adalah kunci seorang pendamai dan ketulusan hati adalah perekat pemulihan relasi yang retak. 

Kita perlu mawas diri menjaga garam tetap asin agar tidak menjadi tawar. 
Demikian hendaknya kita menjaga hati tetap bersih agar tidak tawar hati oleh pengaruh duniawi dengan cara diberi bahan pengawet berupa kasih. 

Ketiga : Memurnikan 

Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. 
(Yakobus 1:21)

Hati kita ini janganlah menjadi tempat penyimpanan segala kekotoran dunia, kekecewaan, kepahitan, penyakit rohani, yang dapat mengakibatkan luka dan borok bernanah di relung hati kita. 

Hati kita harus dibersihkan dengan siraman firman Tuhan agar memenuhi seluruh relung hati kita sampai tidak ada setitikpun kotoran dunia dan penyakit rohani mendiami di hati kita. 

Caranya adalah : jangan biarkan kotoran dunia dan penyakit rohani itu lebih dari sehari menumpang di relung hati kita dan sebaiknya kita tolak tidak kasih ijin tinggal di hati kita. 

Obat untuk membersihkan penyakit rohani adalah mohon pengampunan dan mau mengampuni. 

Obat untuk membersihkan kotoran dunia yang mau menumpang di relung hati kita adalah mengkonsumsi makanan dan minuman rohani. 

Yesaya 55:1-2 
Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. 

Firman Tuhan adalah makanan rohani yang sangat bergizi yang sanggup membersihkan dan menyucikan seluruh diri kita dan tidak hanya hati kita saja. 

Minuman rohani yang paling nikmat adalah sari buah Roh yang manis menyegarkan hati dan pikiran kita. 

Atur kembali menu makanan-minuman duniawi yang kita konsumsi setiap hari dengan menu makanan-minuman rohani supaya kadar garam tidak terlalu asin dan juga tidak menjadi tawar tetapi pas rasanya ketika dimakan dan diminum. 

Secara garis besar ke-3 fungsi garam tersebut akan sanggup menetralisir kesehatan tubuh-jiwa dan roh kita. 

REFLEKSI DIRI 

Apakah dalam diriku ke-3 fungsi garam tersebut telah menggarami hidupku menjadi garam kehidupan dimanapun aku berada dalam standar asin yang memberikan rasa gurih bagi banyak orang yang menikmatinya? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

============= ☆☆☆ ============

Kalender Liturgi Katolik 
Hari Biasa 
Warna Liturgi : Hijau 

Yakobus 5:1-6 
Mazmur 49:14-20 
Markus 9:41-50 
BcO : 2 Korintus 4:5-18 

============= ☆☆☆ ============


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com