Kamis, 20 Desember 2018

KABAR SUKACITA ILAHI (BAGIAN-3)










Kamis, 20 Desember 2018 

YESAYA 7:10-14 
MAZMUR 24:1-6 
LUKAS 1:26-38 

Lukas 1:30-31 
Kata malaikat Gabriel kepada Maria: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. 

Untuk ketiga kalinya, malaikat Tuhan menyampaikan kabar baik kepada Yusuf, Zakharia, dan sekarang kepada Maria. 

Yusuf mempercayai kabar baik 
Zakharia semula tidak percaya namun akhirnya mempercayai kabar baik 

Bagaimana dengan Maria? 

Bila Yusuf dan Zakharia menerima kabar baik dari malaikat Tuhan ditujukan untuk tunangan Yusuf dan isteri Zakharia maka berbeda dengan Maria, yang menerima kabar dari malaikat Tuhan untuk dirinya sendiri yakni mengandung anak laki-laki padahal ia belum kawin. 

Tidak heran, Maria terkejut mendengar kabar ini dan bertanya-tanya dalam hati, bagaimana bisa terjadi demikian? 

Lukas 1:29,34 
Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" 

Apakah ini kabar baik buat Maria? 

Bisa kita bayangkan bagaimana Maria akan menghadapi ancaman hukuman rajam bagi wanita yang hamil sebelum resmi menikah. 

Disinilah iman bekerja menghadapi situasi dan keadaan yang sulit diatasi menurut ukuran dunia. 

Matius 17:20 
Yesus berkata kepada murid-muridNya: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu." 

Setelah mengatasi keterkejutannya lalu Maria menerima keadaan dirinya akan mengandung dan percaya pada kehendak Tuhan terhadap dirinya. 

Lukas 1:38 
Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. 

Suatu pelajaran berharga bagi kita bahwa segala sesuatu dari Tuhan itu bertujuan untuk kebaikan diri kita dan bukan bermaksud mencelakakan diri kita. 

Yakobus 1:17a 
Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang 

Yeremia 29:11 
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. 

Kadangkala kita merasa sepertinya Allah mendatangkan banyak masalah dalam hidup kita dan tidak menolong kita. 

Yach, ada waktu kita diproses seperti berada di padang gurun yang gersang tetapi kita mesti mau menerima keadaan seperti ini dan hendaknya kita tidak hanya mau menerima keadaan hidup yang sesuai dengan keinginan kita saja. 

Seperti Ayub yang menerima keadaan dirinya meskipun tidak mengenakkan sedangkan isterinya menolak. 

 Ayub 2:10 
Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. 

Keadaan buruk itu suatu ujian iman; apakah kita bisa menerimanya? 
Kita harus melewati ujian iman ini dan lihatlah setelah itu, keadaan kita akan lebih baik daripada sebelumnya. 

Ibrani 12:11 
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. 

Itu sebabnya mengapa kita mesti tahu kebenaran Tuhan melalui FirmanNya agar kita mampu bersukacita walau dalam keadaan sedang ada masalah sebab kita tahu saat itu saat ujian iman. 

Yusuf, Zakharia, Maria telah melewati ujian iman dan berhasil mengatasi keadaan yang menyesakkan hati dan pikiran serta mempengaruhi sukacita. 

Kita beruntung bisa mengetahui hal ini sedangkan mereka dulu tidak ada Injil untuk mempelajari kiat-kiat menghadapi suatu ujian iman dan bagaimana cara mengatasi persoalan hidup. 

Sebab masyarakat saat itu tidak bisa membaca kitab Taurat dan kitab nabi-nabi sebab hanya imam-imam saja yang boleh memiliki kitab-kitab tersebut. 

Oleh sebab itu, janganlah disia-siakan Alkitab dan hanya dipajang di lemari buku tetapi bacalah, renungkanlah, temukanlah makna terdalam dari Firman Tuhan yang tertulis di Alkitab dan kemudian lakukanlah atau terapkanlah di sepanjang hidup kita. 

Dengan mengetahui kebenaran Firman Tuhan maka kita akan mampu senantiasa bersukacita dalam segala keadaan hidup. 

Kita akan mampu mengetahui suatu kabar itu apakah berasal dari Tuhan atau bukan dari Tuhan dan dengan demikian kita bisa menjalani hidup ini dengan senantiasa bersukacita. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com