Sabtu, 08 Desember 2018

MARIA DIKANDUNG TANPA NODA












Sabtu, 8 Desember 2018 

KEJADIAN 3:9-15,20 
MAZMUR 98:1-4 
LUKAS 1:26-38 

Injil Lukas hari ini mengenai Bunda Maria menerima kabar dari Malaikat tentang kelahiran Yesus. 

Kita umat Katolik sangat menghormati Maria sebagai Bunda Yesus, terlebih menjelang penyaliban Yesus dimana Ia menyerahkan IbuNya kepada murid yang dikasihinya. (Yohanes 19:26-27). 

Dalam kalender liturgi katolik, hari ini memperingati hari Santa Perawan Maria dikandung tanpa dosa. 

Penghormatan kepada Bunda Maria sangat pantas, sebab mengingat keteladanan beliau dalam rangka karya Penyelamatan Yesus. 

Seperti kita ketahui, Maria seorang gadis yang menerima kabar Malaikat bahwa Ia telah mengandung Yesus oleh Roh Kudus, meskipun awalnya Ia sempat bertanya bagaimana bisa terjadi demikian.

Lukas 1:34-35 
Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. 

Namun Maria mau menerima kenyataan bahwa dirinya telah mengandung Yesus dan mau menerima segala konsekwensi masyarakat Yahudi, menghukum rajam kehamilan diluar nikah; karena iman Maria percaya kepada Allah. 

Lukas 1:38 
Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." 

Sayangnya saudara kita non katolik, "kurang" menghargai teladan Maria dan hanya mengakui Maria sebatas sebagai ibu Yesus saja. 

Begitu juga sebagian umat Katolik, ada yang berdevosi kepada Bunda Maria dengan motivasi hanya mohon doa dan berkat saja namun "kurang" memaknai pengorbanan & kesetiaan Maria kepada Allah dengan menunjukkan sikap teladan sebagai bagian dari Karya Penyelamatan Yesus. 

Dalam Injil sinoptik tertera bagaimana sikap Maria menyimpan segala hal mengenai keseharian hidup Yesus di dalam hatinya. 

Setelah Yesus wafat di kayu salib, Maria tetap setia menemani murid-murid Yesus yang mengalami kegoncangan hingga saat peristiwa pentakosta mengurapi para murid (=para rasul) dan berani mewartakan Yesus meski menghadapi ancaman akan kehilangan nyawa. 

Peranan Maria sebagai Bunda Yesus mendapat tempat di hari para Rasul yang kemudian diteruskan oleh penerus para rasul dari satu generasi ke generasi berikutnya menjadi ajaran para Rasul. 

Dalam Tradisi Katolik. 
Berbagai penghargaan diberikan kepada Bunda Maria selain sebagai Santa Perawan Maria dikandung tanpa dosa, sebagai Ratu Surgawi, dan sebagainya. 

Semoga kita dapat meniru teladan Bunda Maria yang tidak komplain meski ia sendiri tidak mengerti namun mau belajar untuk menerima dan mempercayai bahwa rencana Allah lebih indah dan untuk kebaikan diri kita. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com