Sabtu, 25 Mei 2019

MENGASIHI SESAMA

Jumat, 24 Mei 2019

KISAH 15:22-31 
MAZMUR 57:8-9,11-12 
YOHANES 15:12-17

Yohanes 15:12 
Inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. 

Bacaan Injil Yohanes hari ini, melanjutkan perikop perintah supaya saling mengasihi, dimana hari ini kita diminta mengasihi sesama setelah bacaan kemarin, kita diminta untuk mengasihi Tuhan Allah. 

Berulangkali Yesus mengatakan: "jikalau kamu menuruti segala perintah-Ku ..." berarti kita diminta hidup di dalam Dia supaya kita mengasihi Dia. 

Oleh sebab itu Yesus mengatakan kita adalah sahabatNya, 
Yohanes 15:13-14 
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikannyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. 

Tidak mudah mendapatkan seorang sahabat yang peduli pada kita, terlebih di saat keadaan kita sedang terpuruk. 

Seorang ahabat sejati adalah seperti Yesus, yang rela mengorbankan dirinya; memberikan nyawanya, demi untuk menyelamatkan kita. 

Sahabat sejati bisa terhadap orang lain atau bisa juga termasuk dalam keluarga. 

Sering terjadi dalam keluarga, hubungan kakak-adik tidak akur; mungkin si kakak, bisa juga si adik hidupnya berkelimpahan sedangkan saudara sekandung lainnya hidupnya pas-pasan bahkan melarat. 

Entah kenapa tega-teganya menutup mata, pura-pura tidak tahu dan memang tidak peduli menyaksikan saudaranya menderita. 

1 Yohanes 3:17-18 
Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. 

Sesungguhnya, wahai, dimanakah hati nurani? dimanakah belas kasihan? 
boleh saja ada perbedaan pendapat atau mungkin ada konflik, namun jangan sampai merusak hubungan persaudaraan di dalam keluarga; bukankah rekonsiliasi lebih baik daripada mendendam. 

Itu sebabnya kita mesti bergaul karib dengan Firman/Sabda Tuhan supaya kita tahu ada petunjuk dan nasehat yang menuntun jalan hidup kita agar sesuai dengan kehendak dan ketetapan Tuhan. 

contohnya ada perintah Yesus supaya kita saling mengasihi sesama, 

Yohanes 13:34 
Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu. Demikian pula kamu harus saling mengasihi. 

Hati ini miris, terutama kehidupan di kota metropolitan seperti Jakarta ini dimana menyaksikan perilaku orang yang dikuasai oleh mamon, seakan-akan duit dan harta kekayaan menjadi tolok ukur untuk menjalin suatu hubungan dengan sesama... boro-boro ngomongin kasih sesama. 

Mungkin di mulut bisa mengumbar kata-kata : mengasihi sesama namun realita di kehidupan sehari-hari, "jauh panggang dari api" , justru kebalikannya, hampir tidak kasih yang menjadi perekat relasi. 

Ada orang, 
hanya mau bergaul, hanya mau ber-relasi, bila ada manfaat baginya sebab motivasi menjalin hubungan didasari kepentingan duit, kepentingan bisnis, kepentingan diri sendiri, dan kepentingan lainnya. 

Ada orang, 
bergabung dalam suatu komunitas baik di kalangan sekuler maupun di kalangan rohani, dengan tujuan mencari "teman" bisnis, bukan bermaksud membangun persahabatan sejati. 

Bicara soal kasih kepada sesama, sungguh sungguh memprihatinkan! 
Kita harus akui kenyataan terbentang di hadapan kita .... lihat saja, banyak orang susah hidup di sekeliling kita. 

Ada orang, 
setiap hari, tidak tahu bisa makan atau tidak hari ini tetapi ada orang yang setiap hari, tidak tahu mau makan apa karena bosan atau sering makan makanan itu. 

Ada orang yang setiap hari diet karena kelebihan gizi tetapi ada orang setiap hari kekurangan gizi karena makan seadanya. 
Kalau saja setiap orang yang sudah menerima banyak pertolongan dan mendapat berkat dari Tuhan, atau sudah mengalami jamahan Tuhan disembuhkan dari penyakit fisik dan mengalami pemulihan hubungan keluarga, MAU membagikan kasih yang ia terima dari Tuhan kepada orang lain diluar dirinya maka kemiskinan dan kemelaratan dapat dikurangi atau dapat teratasi. 

Dunia ini membutuhkan perbuatan kasih ... kasih .... kasih ... dan kasih... 

Filipi 2:3b-4 
Hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri tetapi kepentingan orang lain juga. 

Yesus tahu kelemahan kita manusia, itu sebabnya menasehati agar kita berbuat kebaikan kepada sesama sebagai tanda kita mengasihi Tuhan. 

Matius 25:44-45 
Merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. 
Dengan kekuatan diri kita sendiri, tidak mampu senantiasa berbuat kebaikan atau perbuatan kasih kepada orang lain, sebab di dalam diri kita kecenderungan "tidak mau berbagi", egoisme diri kita cukup tinggi. 

Hanya orang yang mau bersyukur atas Anuegerah Berkat yang telah diterimanya dari Kemurahan Tuhan, yang dapat berbuat kasih dengan tulus hati tanpa mengharapkan balasan dari orang yang ditolongnya. 

Bila hati kita dipenuhi belas-kasihan maka dapat membagikan kasih kepada sesama karena sudah mengalami transformasi minset dan prinsip dan ujuan hidup kita. 

Kasih, bukan lagi konsumsi "lips service" untuk mendapatkan pujian karena tidak membutuhkan sanjungan malahan apa yang dilakukannya tidak untuk dipublikasikan atau tidak untuk diketahui orang lain sebab ia memahami Bapa di Surga menyukai orang berbuat kasih tulus hati. 

Matius 6:3-4 
Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu dan apa yang diperbuat tangan kananmu. hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. 

Semoga kita menyadari sungguh-sunguh bahwa perbuatan kasih itu sangat dibutuhkan saat-saat ini, oleh sebab itu hendaknya perbuatan kasih itu menjadi life style / gaya hidup kita 
sebagai ungkapan syukur kita kepada Tuhan yang telah mengasihi kita. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com