Selasa, 27 Agustus 2019

YESUS MENGECAM AHLI TAURAT DAN ORANG FARISI (BAGIAN-2)


Selasa, 27 Agustus 2019

1 TESALONIKA 2:1-8 
MAZMUR 139:1-6 
MATIUS 23:23-26

Matius 23:23 
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. 

Bagian kedua dari serangkaian kecaman Yesus kepada orang Farisi dan ahli Taurat adalah mengenai: mengabaikan keadilan, belas kasihan dan kesetiaan. 

Kebiasaan orang Farisi dan ahli Taurat sampai sekarang masih banyak ditiru yakni memamerkan ketaatan mereka pada kewajiban agama dan memberitahu kebaikan dirinya kepada banyak orang. 

Padahal Yesus sudah mengingatkan
Matius 6:1 
Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. 

Matius 19:13a  
Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan ... 

Situasi saat itu orang farisi dan ahli taurat sangat dominan di kalangan masyarakat Yahudi karena menguasai bidang agama. 

Peraturan hukum Taurat dijalankan amat ketat dan tentu saja timbul efek negatif yakni ketidak-adilan karena ketetapan hukum Taurat menekan masyarakat. 

Hukum Taurat tidak murni lagi seperti saat jaman Musa karena orang Farisi dan ahli Taurat menambahinya berbagai peraturan tambahan yang menunjukkan ketidak-setiaan mereka kepada Allah dalam hal melaksanakan hukum Taurat. 

Keprihatinan Yesus kepada orang Farisi dan ahli Taurat akan ketidak-adilan, ketidak-setiaan, dan ketidak-pedulian kepada orang lain atau masyarakat yang menyebabkan Yesus menegor sekaligus mengecam mereka. 

Lalu bagaimana situasi di jaman ini, apakah mirip dengan situasi jaman itu? 

Dunia saat ini krisis belas kasihan sebab banyak orang sibuk pada diri sendiri dan tidak peduli kepada orang lain. 

Kemiskinan semakin bertambah lebih cepat dari pada peningkatan populasi orang kaya karena makin sulit mencari nafkah dan penghasilan cenderung lebih kecil dari biaya keperluan hidup. 

Akibatnya banyak orang mengejar duit sehingga timbul persaingan ketat dan terjadi ketimpangan, dan ketidak-adilan. 

Dampaknya sungguh mengkhawatirkan karena begitu banyak pasangan keluarga milenial yang sibuk cari duit sehingga anak-anak mereka diurus oleh pembantu atau baby sister. 

Masalah uang selain menimbulkan efek ketidak-adilan dan ternyata bisa memicu ketidak-setiaan kepada pasangan. 

Karena alasan uang, harta, masa depan dari sisi dunia menjadi alasan seseorang meninggalkan iman percaya pada Yesus karena mau menikah, syarat untuk bisa promosi jabatan dan alasan lainnya. 

Bagaimana cara mengatasi agar tidak terjadi ketidak-adilan, ketidak-setiaan, ketidak-adaan belas kasihan? 

Firman Tuhan mengajak kita renungkan apa sesungguhnya tujuan hidup di dunia? 

Jika tujuan hidup hanya mencari bahagia di dunia ini saja maka tidak heran akan timbul persaingan untuk memperoleh sumber alam yang terbatas ini sehingga disana-sini ada ketidak-adilan, tidak ada kesetiaan dan tidak ada belas kasihan. 

Jika tujuan hidup adalah kekekalan hidup kekal di Sorga setelah meninggalkan dunia ini maka segala sesuatu dari dunia akan dilepaskan sebab tidak akan bisa dibawa serta saat kita meninggal dunia. 

2 Korintus 5:1-2 
Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia. Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman sorgawi di atas tempat kediaman kita yang sekarang ini 

Sungguh menyedihkan kisah hidup kita manusia selama berada di dunia ini yang sejak dahulu kala, termasuk sejak jaman orang farisi dan ahli taurat berseteru dengan Yesus ternyata hanyalah urusan duniawi belaka yang tidak ada gunanya untuk kehidupan kekal di Sorga. 

Bayangkan situasi waktu itu, dimana yang diributkan adalah soal mengklaim suatu kebenaran menurut keyakinan agama dan setelah itu memaksakan orang lain agar beriman seperti keyakinan imannya. 

Orang Farisi dan ahli Taurat menentang ajaran Yesus dengan menuduh telah menghujat Allah dan ajarannya sesat sebab tidak seperti yang diyakini oleh orang Farisi dan ahli Taurat padahal Allah yang disembah mereka itu sama dengan yang diajarkan Yesus. 

Hukum Taurat diberikan Allah melalui Musa dan Yesus mengajarkan juga hukum Taurat yang sesungguhnya yang Allah kehendaki. 

Hukum Taurat yang diajarkan ahli Taurat dan orang Farisi telah dimodifikasi rupa rupa aturan tambahan buatan mereka ya buatan manusia. 

Padahal Allah melarang siapa saja yang menambahi atau mengurangi Firman. 

Ulangan 4:2 
Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu. 

Bukankah sekarang ini situasinya mirip dimana masing2 berkeyakinan agama yang ia imani adalah yang terbaik dan sesuai kehendak Allah. 

Lalu ribut dan saling menuduh pihak lain sesat dan menghujat Allah, apa itu yang benar-benar Allah inginkan? 

Bukankah yang Allah inginkan agar setiap orang berbuat kebaikan dan mengasihi, bukan permusuhan dan membenci orang lain yang tidak seiman dengannya. 

Orang Farisi dan ahli Taurat bersikap seperti demikian; mengklaim keyakinan iman mereka yang paling benar dan ajaran Yesus adalah sesat dan menghujat Allah maka harus dibunuh. 

Itu sebabnya Yesus mengecam perilaku dan sikap arogansi orang Farisi dan ahli Taurat supaya mereka bertobat tetapi kenyataannya boro-boro bertobat, malah makin membenci dan mau bunuh Yesus. 

Semoga mata rohani setiap kita yang mengaku orang beriman mau dicelikkan dan dengan hati yang lapang menerima perbedaan keyakinan iman. 

Yang terpenting adalah berlomba berbuat kebaikan agar kita semakin cepat sampai di kehidupan kekal di Sorga. 

Filipi 2:15 
supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan 


Salam Kasih, 
Surya Darma 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com