Selasa, 20 Oktober 2015

KETAMAKAN ORANG KAYA








Renungan Harian 19 Oktober 2015 
KETAMAKAN ORANG KAYA 
(Lukas 12:13-21) 
Roma 4:20-25 


Saudara/i dalam Yesus Kristus, 

Dunia saat ini menawarkan kenikmatan jiwa-raga;
banyak kemudahan bisa kita raih dalam hitungan detik
di ujung jari oleh kecanggihan tehnologi. 

mau pesan makanan via whatsapp/sms 
mau beli barang via online shop 
mau diantar kemana via online gojek 
mau ikut misa di rumah via streming 
mau belajar gitar/piano via website 
mau cari informasi apa saja via google 
masih banyak kemudahan lainnya
yang bisa berdampak positif dan negatif. 

sikap hidup hedonisme telah merasuki kehidupan
manusia modern saat ini dan tak heran manusia
berjuang keras agar dapat memenuhi kebutuhannya. 

fenomena yang terus berulang terjadi sejak jaman
Perjanjian Lama yang bisa kita baca sampai sekarang ini
bahkan di hari-hari selanjutnya waktu mendatang manusia
berupaya menimbun harta kekayaan dunia untuk dimilikinya. 

semula manusia berjuang mencari nafkah untuk memenuhi
keperluan hidup sehari-hari, lalu mulai disimpan untuk
berjaga-jaga keperluan sebulan, setahun, lima sd sepuluh tahun,
untuk warisan kepada anak hingga buat cucu-cicit. 

pengaruh gaya hidup hedonisme makin menambah beban manusia
untuk terus menimbun harta dan cenderung tamak tak kenal puas
dan merasa belum cukup atau merasa kekurangan. 

Lukas 12:16-18 
Yesus mengatakan kepada mereka 
suatu perumpamaan, kataNya: 
"ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
Ia bertanya dalam hatinya: apakah yang harus aku perbuat,
sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat
menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat;
aku akan merombak lumbung-lumbungku dan
aku akan mendirikan yang lebih besar dan
aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan 
barang-barangku

Yesus mengingatkan ketamakan harta akan mencelakakan diri
orang yang getol menimbun hartanya. 

Lukas 11:15 
kata Yesus kepada mereka: 
"berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan,
sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya,
hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." 

ketamakan timbul di hati seseorang saat sedang memperoleh
rejeki/berkat Tuhan dan ingin memilikinya sebanyak mungkin
bahkan mau semuanya untuk dirinya. 

begitu menemukan sumber harta dunia ia akan menjaga
jangan sampai orang lain memilikinya atau dengan kata lain
ia tak mau berbagi rejeki kepada orang lain
andaikan terpaksa berbagi, sedikit saja buat orang lain. 

contoh : 
ada seseorang sudah memiliki banyak property
(kavling tanah, rumah, gedung, ruko, apartemen, pabrik, perusahaan)
masih memburu harga property murah dari orang yang 
lagi BU (=butuh uang). 
ia menawar semurah-murahnya sebab ia tahu orang tersebut lagi BU. 

dengan terpaksa dijual juga meski harga makin murah dan
orang kaya itu tertawa gembira bangga mendapatkan property
jauh dibawah harga pasar sebab terbayang bisa meraih
untung gede saat ia jual kembali. 

sifat tamak orang kaya ini semakin besar dimana disaat lain
ia ancam hanya kasih komisi kepada marketing yang menjual
properti miliknya dibawah komisi standar dan ia kembali tertawa
gembira saat marketing tersebut terpaksa menurut,
seperti pemilik property yang BÙ sebelumnya. 

orang kaya ini tak merasa dirinya tamak.
ia merasa layak mendapatkan property murah dan
membayar komisi murah karna kemampuannya menawar. 
entah apa yang dipikirnya, ia tidak mau berbagi rejeki kepada orang lain. 

masih banyak contoh lainnya dimana orang kaya cenderung tamak dan
tipis belas kasihannya bahkan seringkali tidak peduli kepada orang lain
sebab sedang sibuk menimbun harta dunia miliknya seperti
perumpamaan orang kaya bodoh yang Yesus katakan dalam Injil hari ini. 

ternyata, 
antara mengejar target/tujuan dengan ketamakan ternyata beda tipis. 

orang akan berdalih dirinya tidak tamak sebab wajar saja
ia mendapatkan hasil yang banyak dari usaha keras yang ia lakukan
bahkan ia merasa layak jika ia mendapatkan banyak keuntungan. 

persoalan orang lain tidak kebagian atau mendapat sedikit,
yah urusan mereka bahkan ia mengungguli dirinya lebih hebat
dari kemampuan orang lain. 

dari jaman ke jaman, 
manusia tetap tidak mau sadar akan bahaya ketamakan. 
terus saja tidak mau peduli nasehat Yesus tentang ketamakan. 

nanti suatu masa dimana ia bangkrut, ia sakit parah, keluarga berantakan,
hal2 menyusahkan menghantam hidupnya maka baru ia mencari Tuhan. 

setelah dipulihkan Tuhan keadaan dirinya maka sebagian ada
yang terus menuruti nasehat Yesus tetapi ada juga
yang kembali lagi tenggelam dalam sifat ketamakan. 

Rasul Paulus menasehati sebaiknya orang tidak perlu
mengejar harta dan ingin menjadi orang kaya sebab
akan cenderung mencelakakan dirinya. 

1Timotius 6:6-10 
memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup,
memberi keuntungan besar. sebab kita tidak membawa sesuatu apa
ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. 

tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan,
ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa
dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia
ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. 

karena akar segala kejahatan ialah cinta uang sebab oleh
memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman
dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka

Timbul suatu pertanyaan : 
mengapa orang cenderung ingin kaya? 
mengapa orang kaya cenderung tamak? 

pada dasarnya tergantung seberapa dalam iman percayanya
kepada Tuhan sehingga ia yakin menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. 

sebab manusia tidak mau hidup susah atau hidup dalam kekurangan !!! 

hanya sebagian kecil manusia yang mau bergantung sepenuhnya
kepada Tuhan. mau percaya sepenuhnya kepada janji janji Tuhan
tergenapi dalam hidupnya. 

Roma 4:20-21 
tetapi terhadap janji Allah Abraham tidak bimbang karena
ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan
ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa
Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. 

tahu sih janji Tuhan namun sejujurnya tidak yakin
apakah janji Tuhan itu untuk dirinya?
apalagi kalau terbujuk oleh dusta Iblis yang mengintimidasi
bahwa tidak layak menerima berkat Tuhan karena dirinya berdosa. 

hal itu terlihat bagaimana manusia lebih yakin jika
ia melihat sudah ada harta dimilikinya buat jaminan hidupnya. 

sedangkan janji-janji Tuhan belum pasti tergenapi sebab
belum terlihat ada pada dirinya maka ia khawatir masa depannya

oleh sebab itu manusia lebih memilih menimbun harta dunia
untuk persiapan dan jaminan hidupnya sampai hari tua
bahkan jaminan sampai ke anak-cucu. 

seringkali nasehat Yesus melalui Injil disampaikan oleh orang lain
kepadanya tidak ditanggapi bahkan sinis mencela dengan mengatakan : 

"hidup kalian kenapa susah padahal rajin ke gereja, aktif pelayanan,
beritakan Injil sedangkan hidup saya kaya meski tidak rajin ke gereja
dan tidak terlibat dalam pelayanan dan penginjilan...
setiap kali kalian datang minta sumbangan dana buat gereja dan pelayanan. 
katanya Tuhan memberkati orang yang dekat kepada-Nya tetapi
hidup kalian susah dan menderita ... dsbnya" 

jangan sombong hai orang kaya !!!!!, 
mau tahu jawabannya atas celaanmu, 
silahkan baca perikop orang kaya dan Lazarus yg miskin
( Injil Lukas 16:19-31 )

itulah realita dinamika hidup yang terjadi 
sehingga banyak orang beriman justru lebih memilih
menjadi orang kaya meski tahu resikonya bisa terjebak
pada sifat tamak yang akan menghanyutkan diri kepada
kehidupan sementara dan akan kehilangan kehidupan kekal di Sorga. 

Lukas 12:20-21 
tetapi firman Allah kepadanya: 
hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu
akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan,
untuk siapakah itu nanti? 
demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta
bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." 

REFLEKSI DIRI 

serahkan seluruh hidupmu pada Tuhan niscaya engkau
akan terhindar dari sifat tamak menimbunkan harta dunia
tetapi engkau akan rajin menimbun harta sorga


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com