Selasa, 19 April 2016

HIDUP DALAM KELIMPAHAN BERKAT TUHAN










Senin, 18 April 2016 

Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.  
                                                  (Yohanes 10:10)

Ayat ini sangat populer sering digunakan untuk menggambarkan bagaimana hidup dalam kelimpahan berkat Tuhan, dan biasanya yang ditonjolkan adalah bagian kedua dari ayat 10 sebab banyak orang menginginkan hidupnya di dalam kelimpahan harta kekayaan dunia. 

Padahal bila kita cermati makna dari ayat 10 ini bukan berbicara mengenai kelimpahan dalam artian harta kekayaan tetapi berbicara mengenai kelimpahan berkat Tuhan yang jauh lebih berguna dari kelimpahan harta kekayaan dunia. 

Sebelum sampai pada ayat 10 ini, Yesus menjelaskan tentang diriNya dengan memakai perumpamaan gembala yang menggembalakan domba-dombanya. 

Mari kita telusuri ayat demi ayat perikop Gembala yang baik dari bacaan Injil hari ini.

Ayat 1-2 
Aku berkata kepadamu : sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba

Yah, kita harus tahu ciri-ciri gembala yang baik dan jangan sampai terkecoh oleh penampilan luarnya dan kita dapat membedakan manakah sesungguhnya seorang gembala ataukah seorang yang mencuri Kemuliaan Allah. 

Gembala Agung kita adalah Yesus dan banyak gembala-gembala lain yang ditugaskan untuk menuntun kita agar sejalan dengan jalan kebenaran dan jalan kehidupan yang diajarkan oleh Gembala Agung kita. 

Ayat ini menjelaskan dengan tegas bahwa gembala akan melalui pintu sedangkan pencuri akan memanjat tembok, maka dapat diartikan bahwa seorang gembala akan menunjukan sikap hidup secara terang benderang dapat dilihat oleh umatnya sedangkan seorang pencuri bersikap tidak jujur karena menutupi motivasi/tujuan untuk kepentingan pribadi dan tidak memancarkan kebenaran Tuhan yang sesungguhnya. 

Seorang gembala harus mencontoh sikap Gembala Agung kita yang memberi diri untuk menggembalakan dombanya, artinya seorang gembala yang baik bukan menuntut dilayani melainkan ia yang memberi dirinya untuk melayani orang lain. 

Peranan dan fungsi seorang gembala menjadi panutan, contoh teladan supaya domba-dombanya percaya 100% kepada gembalanya. 

Pengertian seorang gembala disini tidak hanya melekat pada diri seorang Pastur saja tetapi lebih luas lagi cakupannya; misalnya : seorang suami menjadi gembala bagi istri dan anak-anaknya, ketua lingkungan menggembala umat di lingkungannya, seorang pimpinan juga harus bersikap sebagai gembala bagi bawahannya dan sebagainya. 

Ayat 3 
Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. 

Kita senang bila nama kita dikenal oleh banyak orang dan menjadi terkenal sebab pada dasarnya kita merasa tersanjung dan dihargai orang lain. 

Apalagi bila Tuhan memanggil nama kita, wah...luar biasa senangnya. 
Pertanyaannya adalah bagaimana kita tahu bahwa Tuhan memanggil kita? 

Kita bisa belajar untuk mengetahui bagaimana Tuhan memanggil Musa, Yeremia, Samuel dalam Perjanjian Lama dan di Perjanjian Baru yaitu Paulus yang mengalami secara pribadi dipanggil Tuhan dan juga Petrus dipanggil untuk menggembalakan umatNya. 

Dalam ayat 3 ini sangat jelas dikatakan bahwa domba-domba mendengarkan suara gembalanya, artinya : kita harus mengenal suara Tuhan supaya kita tahu bahwa nama kita dipanggil oleh Tuhan

Di dalam diri kita ada tiga suara yang menggema di hati dan pikiran kita yakni suara diri kita sendiri, suara Tuhan, dan suara si jahat alias Iblis. 

Sedikitnya ada dua langkah yang harus kita lakukan supaya kita tahu dan siap saat nama kita dipanggil oleh Tuhan. 

1. Perbaharui pikiran akal budi kita 

Roma 12:2 
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. 

Pikiran kita hendaknya dipenuhi oleh Firman/Sabda/Perkataan Allah dengan cara membaca dan merenungkan makna yang terkandung didalamnya. 

2. Bersaat teduh dengan Tuhan 

Mazmur 42:2-3a 
Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. 
Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. 

Selain pengetahuan firman Tuhan yang memenuhi pikiran akal budi kita maka hendaknya hati kita merindukan selalu bersaat teduh bersama Tuhan. 

Dengan pikiran dan hati kita ber-relasi terus menerus dengan Tuhan maka kita akan mengenal suara Tuhan dan juga tahu apa yang menjadi kehendak Tuhan. 

Ayat 4-5
Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal. 

Kita harus mau mengikuti tuntunan dari Gembala Agung kita yakni Yesus Kristus seperti halnya domba-domba mengikuti dari belakang gembalanya. 

Domba itu termasuk hewan yang hidup dalam kumpulan/kawanan dengan setia dan oleh karena matanya kurang tajam maka domba seringkali tersesat bila tidak mendengarkan suara gembalanya. 

Kitapun demikian harus sendengkan telinga mendengarkan Tuhan senantiasa supaya tidak tersesat ke jalan duniawi. 

Yeremia 15:16 
Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataanMu, maka aku menikmatinya; firmanMu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab namaMu telah diserukan atasku, ya Tuhan, Allah semesta alam. 

Bila seseorang menempuh jalan lain karena tidak mau mengikuti jalan Tuhan maka jangan heran hidupnya akan lama di padang gurun dan berulangkali mengalami fatamorgana dimana lautan pasir di depan mata seperti mata air. 

Banyak orang tertipu karena dikiranya jalan yang ditempuhnya akan membawa dirinya menemukan sumber mata air padahal yang dijumpainya sejumlah air yang akan meracuni hidupnya. 

Amsal 16:25 
Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut. 

Bukankah Yesus sudah mengingatkan bahwa : Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.  
(Yohanes 15:5) 

Tetapi mengapa masih banyak umat kristiani yang memilih jalan lain dan tidak mau mengikuti Gembala Agung yang berjalan di depan kita? 

entahlah, mungkin merasa dirinya hebat dan mengandalkan kekuatan dirinya atau mungkin disangkanya dengan hartanya maka dia bisa selamat sampai ke rumah di Surga... dia kagak tahu banyak rambu dan petunjuk yang menyesatkan seperti halnya fatamorgana di padang gurun. 

ayat 9 
Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. 

Yesus menjanjikan bagi siapa saja yang mau mengikuti tuntunan gembala maka domba-dombanya akan berada di padang rumput, bukan padang gurun. 

Ibaratnya begini : 
padang rumput itu seperti mata air 
padang gurun itu seperti air mata 
Yesus Sang Gembala Agung itu adalah sumber mata air yang berlimpah-ruah yang senantiasa akan mengalir keluar ditumpahkan ke dalam hati kita sehingga ada ketenangan dan kesejukan. 

Hidup ini dikatakan bahagia bila di dalam hati kita penuh melimpah sukacita dan damai sejahtera Allah serta Kasih Allah yang mengalir di dalam diri kita. 

Mazmur 68:4 
Orang-orang benar bersukacita, mereka beria-ria di hadapan Allah, bergembira dan bersukacita. 

Mazmur 37:4 
Bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu

Inilah makna sesungguhnya dari hidup dalam kelimpahan dan melebihi dari segala harta kekayaan dunia. 

Dan masih banyak orang yang memburu harta dunia yang disangkanya akan membawa hidupnya berkelimpahan namun dalam makna yang berbeda dengan berkelimpahan di dalam Tuhan. 

Semoga kita tidak salah jalan supaya dapat segera hidup dalam kelimpahan Tuhan yang membawa kita kepada kehidupan kekal selamanya. 

REFLEKSI DIRI 

Apakah hidupku saat ini melimpah dalam Kasih Tuhan sehingga hatiku berlimpah sukacita dan damai sejahtera Tuhan? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

============= ☆☆☆ ============

Kalender Liturgi Katolik 
Pekan IV Paskah 
Warna Liturgi : Putih 

Kisah 11:1-18 
Mazmur 42:2-3; 43:3-4 
Yohanes 10:1-10 
BcO : Kisah 12:24-13:14a

============= ☆☆☆ ============ 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com