Senin, 04 April 2016

SUKACITA ILAHI











Senin, 4 April 2016 

aku suka melakukan kehendakMu, ya Allahku; TauratMu ada dalam dadaku." Keadilan tidaklah kusembunyikan dalam hatiku, kesetiaanMu dan keselamatan dari padaMu kubicarakan, kasihMu dan kebenaranMu tidak kudiamkan kepada jemaah yang besar.  
                                   (Mazmur 40:9,11)

Hari ini kalender liturgi gereja katolik menetapkan sebagai hari raya kabar sukacita dengan bacaan Injil mengenai kabar sukacita disampaikan malaikat Gabriel kepada Maria bahwa akan mengandung dan melahirkan Yesus. 

Artinya dunia membutuhkan sukacita dalam huruf besar yaitu SUKACITA dari Allah yang membawa damai sejahtera yang tak pernah luntur dan tidak pernah dipengaruhi oleh situasi/keadaan dunia sebab semua yang berasal dari Allah bersifat kekal dan abadi selamanya. 

Bertolak-belakang dengan sukacita dari dunia ini yang sifatnya sementara dan setiap kita pasti sudah tahu akan hal ini. 

Akan tetapi kenyataannya, 
meskipun tahu bahwa sukacita duniawi ini hanya sementara namun anehnya masih banyak orang yang mencari dan mengejar sukacita dari dunia ini, bahkan menjadi tujuan utama hidupnya. 

Ternyata orang lebih suka memilih mendapatkan sukacita duniawi yang terasa lebih mudah diperolehnya daripada sukacita dari Allah. 

Mengapa demikian? 
tanyakanlah pada pribadi kita masing2. 

Lihatlah kebanyakan orang sibuk mencari duit sebab menurut prinsip dunia : banyak duit mendatangkan sukacita dan segala keinginan dengan mudah terpenuhi; bahkan leluasa memakai duit sesuka hati sendiri. 

Dengan banyak duit, bisa membeli harta apapun juga dan banyak orang mau berteman dengan dirinya dan segala sesuatu mudah mendapat fasilitas dan dihormati / dihargai oleh orang lain. 

Itu sebabnya orang cenderung memilih mengejar sukacita duniawi yang langsung dirasakan dan dinikmati dibandingkan dengan sukacita dari Allah yang lebih sulit memperolehnya. 

Sukacita dari Allah atau Sukacita Ilahi akan kita rasakan dan memperolehnya bila kita sudah melakukan perbuatan yang sesuai kehendak Allah sedangkan sukacita duniawi kita peroleh sesuai dengan keinginan kita sendiri. 

Kita manusia lebih suka mengatur diri sendiri daripada diatur oleh Tuhan. 
Kita cenderung tidak mau tunduk pada peraturan, perintah, dan kehendak Tuhan Allah sebab berlawanan dengan keinginan diri kita. 

Ada penyangkalan dan penyaliban diri atas semua keinginan kedagingan kita serta harus menuruti dan tunduk kepada Tuhan Allah. 

Disinilah awal mulanya terjadi kekisruhan dunia sehingga disana-sini timbul pertentangan dan pertikaian, karena masing-masing orang mau keinginan dirinya dituruti dan terpenuhi. 

Dunia semakin hari semakin bergejolak diperebutkan banyak orang makin hari makin egois mementingkan diri sendiri; akibatnya ada orang yang berhasil memperoleh segala keinginannya namun banyak orang yang gagal tidak mampu memenuhi kebutuhan primer hidupnya. 

Gereja Katolik memandang perlu untuk menetapkan hari raya kabar sukacita yaitu kabar sukacita dari Allah yang peduli atas penderitaan hidup manusia akibat dosa manusia yang tidak hidup menurut kehendak Allah. 

Kemuraman, kesedihan, karena derita hidup membuat diri seseorang telah kehilangan sukacita dan pada akhirnya kehilangan pengharapan kepada Allah. 

Rasul Paulus menyemangati jemaat di Filipi agar mereka hidup bersukacita. 
Filipi 4:4 
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! 

Sukacita itu adalah salah satu buah Roh (Galatia 5:22) dan untuk memperoleh SUKACITA ILAHI bergantung pada keputusan kita yang memilih dan menentukan sikap hidup; apakah mau menuruti kehendak Tuhan ataukah mau hidup sesuai keinginan diri sendiri. 

Kita semua tahu bahwa mengetahui kehendak Allah itu dimulai dari membaca firman Tuhan yang tertulis di Alkitab, dan dari relasi intim dalam doa bersaat teduh bersama Tuhan. 

Selanjutnya diterapkan dalam hidup kita sehari-hari dan kita lakukan dengan setia sampai mati maka SUKACITA ILAHI menjadi sempurna di dalam hidup kita. 
Amin. 


REFLEKSI DIRI 

Apakah aku sudah memutuskan untuk mengutamakan hidup di dalam sukacita dari dunia ini ataukah hidup dalam SUKACITA ILAHI? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

============= ☆☆☆ ============



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com