Selasa, 19 April 2016

YESUS DITOLAK ORANG YAHUDI








Selasa, 19 April 2016 

Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama BapaKu, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku 
                                 (Yohanes 10:25) 

Hidup manusia tidak terlepas dari perasaan khawatir, cemas, takut, galau, ragu-ragu, bimbang, yang lebih mendominasi daripada perasaan gembira dan bahagia.

Perasaan gampang tergoncang ketika mendengar berita-berita dunia setiap hari dan anehnya pada saat mendengar kabar sukacita Injil sepertinya biasa saja tidak sampai tergoncang perasaannya. 

Malahan kerapkali merasa bosan atau jenuh mendengar pemberitaan Firman atau renungan rohani yang telah didengar beberapa kali sedangkan berita dunia meskipun berulangkali di dengar tidak membuat dirinya bosan/jenuh. 

Sekarang ini tehnologi sudah canggih, dalam hitungan detik, berita dunia dan berita rohani di copy paste ke android atau handphone kita. 

Setiap hari bisa puluhan berita masuk melalui whatsapp atau email online dan hampir tidak dibaca karena sibuk atau bosan membacanya. 

Renungan harian buanyak banget yang kita terima di handphone dan dipilih-pilih yang mana sekiranya cocok dengan selera kita untuk dibaca dan setelah baca, yach sudah berlalu begitu saja dan jarang sekali direnungkan atau sampai menyentuh di hati. 

Orang akan tertarik dan dibicarakan bila berhubungan dengan bisnis property, valas, emas, saham, berita bisnis lainnya atau artikel mengenai hiburan tempat wisata dunia, artikel kesehatan atau artikel makanan-minuman, dsbnya yang intinya berhubungan dengan duniawi. 

Hal-hal rohani kurang mendapat tempat di hati dan cenderung sekilas info saja untuk diketahui dan itupun bila masih ada ketertarikan untuk membacanya. 

Kembali ke hal-hal yang berkaitan erat dengan perasaan yang menjangkiti hati setiap orang; kita harus pandai-pandai menjaga perasaan kita agar tidak larut oleh berita-berita dunia yang berpotensi menggoncangkan hati dan pikiran kita. 

Hendaknya kita memperbanyak mengisi pikiran dan hati dengan firman Tuhan supaya perasaan kita tenang dan hidup kita sehari-hari sukacita. 

Injil Yohanes hari ini mengenai orang Yahudi yang mendesak Yesus untuk mengatakan siapa diriNya; apakah betul Mesias dan mana buktinya. 

Yohanes 10:23-24 
Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo. Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepadaNya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami." 

Orang-orang Yahudi dikatakan Yesus sebagai bangsa yang tegar tengkuk; mereka ini keras kepala dan keras hati tidak mau percaya kepada Yesus adalah Mesias. 

Padahal begitu banyak bukti yang mereka saksikan bagaimana Kuasa Yesus ketika mengajar dan melakukan perbuatan mukjijat menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, bahkan membangkitkan orang mati namun tetap saja bandel tidak mau percaya. 

Pernahkah anda berjumpa dengan tipe orang seperti orang Yahudi? 
capek deh, menghadapi tipe orang model begini; mulut berbusa-busa sepertinya tidak ada gunanya menjelaskan tentang Injil atau mengenai kebenaran Tuhan. 

Mereka terus mengelak banyak alasan dan berdebat tanpa ujungnya sebab mereka sangat yakin pada kebenaran diri sendiri dan di alam pikiran mereka bahwa orang lain pasti salah dan yang benar adalah pendapat mereka sendiri. 
Mendingan jangan debat kusir deh sama orang yang tegar tengguk, payah deh. 

Hati-hatilah terhadap prinsip/konsep hidup yang kita pikir adalah terbaik dan jangan sampai terpatri atau tertanam di dalam pikiran kita. 

Sebab begitu membentuk kubu-kubu atau benteng-benteng di dalan pikiran kita maka akan sangat sulit diruntuhkan dan hanya Allah saja yang bisa merubah dan menghancurkan dan mencairkan kekerasan pikiran dan hati mereka. 

2 Korintus 10:4-5 
karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus. 

Benteng/kubu yang membentengi pikiran itu terbentuk oleh pengalaman hidup seseorang di masa lalu yang mempengaruhi dirinya hingga hari ini. 

Bila pengalaman masa lalunya ternyata membuat keadaan hidupnya saat ini berhasil/sukses dalam karir, bisnis, atau membangun keluarga maka terbentuklah suatu prinsip hidup yang membentengi pikirannya bahwa inilah yang terbaik yang dipertahankannya untuk melangkah hidup di hari-hari mendatang. 

Begitu juga sebaliknya bila ternyata dari pengalaman masa lalunya mengalami kegagalan atau tidak berhasil sesuai yang diinginkannya maka akibatnya ia akan mengingat kegagalannya sebagai prinsip hidup yang menyakitkan hatinya atau istilahnya populernya ia luka batin. 

Orang sukses dan orang luka batin sama sama sulit memperbaharui pikiran dan hatinya sebab sudah membentuk kubu atau benteng berupa prinsip hidupnya. 

Kembali ke orang Yahudi, 
mereka sangat yakin pada prinsipnya bahwa Mesias yang akan datang itu adalah keturunan Daud dari Yerusalem dan bukan dari Nazaret maka mereka menolak Yesus adalah Mesias meskipun tanda-tanda ajaib yang dilakukan Yesus menunjukkan tanda-tanda Mesias. 

Itu sebabnya perasaan mereka menjadi bimbang sebab mereka mengeraskan hati untuk tetap tidak mau percaya dan Yesus berkata : 

Yohanes 10:25-26 
Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama BapaKu, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-dombaKu. 

Yach begitulah sikap orang yang tegar tengguk; kesaksian tentang hidup Yesus yang begitu spektakuler saja tidak digubris oleh mereka maka tidaklah aneh bila kesaksian kita juga ditolak orang. 

Petrus dan rasul-rasul lainnya pernah merasakan bagaimana mereka ditolak sebab Yesus saja juga ditolak. 

Situasi ini akan kita alami juga meski tidak persis sama seperti yang dialami para rasul ketika mengInjili tetapi akan ada penolakan dalam bentuk lainnya. 

Sekarang giliran kita memberitakan Injil mesti bersiap diri sewaktu-waktu ditolak oleh karena orang lain menganggap dirimu masih junior dan dihakimi tidak sehebat pengInjil/pewarta lain yang lebih senior yang dianggap lebih berkharisma. 

Yesus saja ditolak di tempatnya sendiri di Nazaret maka sekali lagi jangan heran bila engkau ditolak di daerahmu sendiri atau ditolak oleh komunitasmu sendiri dengan berbagai alasan. 

Orang Yahudi yang menolak Yesus itu adalah orang-orang yang percaya kepada Allah tetapi karena berbeda pendapat tentang Mesias yang akan datang di dunia maka mereka berusaha menyingkirkan dan membunuh Yesus. 

Mungkin orang-orang Yahudi melihat latar belakang Yesus dari keluarga biasa saja dan mereka memandang rupa merasa tidak mungkin Yesus itu ada kuasa yang menunjukan tanda-tanda ia adalah Mesias. 

Hal semacam ini bisa saja terjadi di lingkungan, di paroki, atau di komunitas rohani dimana ada perbedaan pendapat dan prinsip diantara sesama anggota sehingga yang kontra akan disingkirkan atau dicekal

1 Korintus 1:27-29 
Apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah. 

Bila penolakan dilakukan oleh orang yang belum percaya kepada Allah, yach bisa dimaklumi tetapi bila penolakan dilakukan orang seiman dan karena berbeda pandangan dan prinsip maka sungguh ironis dan patut disesalkan. 

Yakobus 2:1 
Saudara-saudaraku, sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, Tuhan kita yang mulia, janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka. 
( baca Yakobus 2:1-13) 

Semoga kita mengambil hikmat dan pelajaran berharga dari sikap orang Yahudi yang menolak Yesus supaya kita bersikap bijaksana dalam menilai orang lain dan tidak menghakiminya oleh karena kita memandang rupa dan kukuh pada prinsip/pendapat kita yang belum tentu benar di hadapan Allah. 

Dan juga kita hendaknya sabar hadapi penolakan orang lain terhadap diri kita supaya tidak menyurutkan langkah kaki kita memberitakan Injil tentang Yesus dan kebenaranNya. 

Banyak hal yang perlu kita persiapkan agar semakin hari kita dimurnikan dan siap dipakai oleh Tuhan untuk wartakan kabar sukacita Injil dan salah satu ujian yang harus kita lewati adalah menerima penolakan dari orang lain dan terlebih menghadapi penolakan orang dekat dengan kita. 

Sirakh 2:1,4-5  
Anakku, jikalau engkau bersiap untuk mengabdi kepada Tuhan, maka bersedialah untuk pencobaan. Segala-galanya yang menimpa dirimu terimalah saja, dan hendaklah sabar dalam segala perubahan kehinaanmu. 
Sebab emas diuji di dalam api, tetapi orang yang kepadanya Tuhan berkenan dalam kancah penghinaan.

REFLEKSI DIRI 

Apakah aku telah persiapkan diriku menghadapi tantangan dan penolakan dari orang lain ketika aku memberitakan tentang Yesus dan wartakan Injil? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

============= ☆☆☆ ============

Kalender Liturgi Katolik 
Pekan IV Paskah 
Warna Liturgi : Putih 

Kisah 11:19-26 
Mazmur 87:1,3-7 
Yohanes 10:22-30 
BcO : Kisah 13:4b-43 

============= ☆☆☆ ============ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com