Sabtu, 02 April 2016

KEBENARAN TAK DAPAT DISANGKAL








Sabtu, 2 April 2016 

Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mujizat yang menyolok dan kita tidak dapat menyangkalnya 
                                                 (Kisah 4:16)

Keberanian Petrus dan Yohanes berdiri di Mahkamah Agama yang menuntut perbuatan mereka memberitakan tentang Yesus, telah membuat imam besar Hanas dan Kayafas, para tua-tua, dan ahli-ahli taurat tidak berkutik. 

Kisah 4:5-6,13 
Pada keesokan harinya pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat mengadakan sidang di Yerusalem dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar. 
Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus. 

Ada baiknya Kita perlu mengetahui sejarah dibentuknya mahkamah agama yang dikenal dengan nama Sanhedrin sebab pengaruhnya sangat besar sebagai penguasa di bidang keagamaan dan juga di bidang politik di kalangan masyarakat Yahudi saat itu. 

Pemerintah Romawi segan terhadap Sanhedrin dan ini terlihat bagaimana Herodes dan Pilatus saling melepas tangan untuk mengadili Yesus. 

Imam-imam Yahudi tidak berani langsung menghukum Yesus tetapi mendakwa Yesus hendak memberontak kepada pihak Romawi sehingga akhirnya mereka dapat menghukum Yesus dengan cara disalibkan setelah Pilatus cuci tangan dan menyerahkan Yesus kepada mereka. 

Yohanes 19:16 
Akhirnya Pilatus menyerahkan Yesus kepada mereka untuk disalibkan. Mereka menerima Yesus. 

Hal ini disebabkan pengikut Yesus banyak dan mukjijat yang dilakukan Yesus tidak menyalahi peraturan taurat, lagipula Yesus dianggap rabbi dan nabi oleh masyarakat Yahudi saat itu sehingga dengan cerdik Imam-imam Kepala, tahu tidak akan mudah untuk menghukum Yesus maka satu-satunya cara adalah melalui dakwaan Yesus mau memberontak sebab Yesus dianggap raja Israel oleh masyarakat yahudi. 

Hal serupa terjadi pada kasus Petrus dan Yohanes yang di sidang oleh Mahkamah Agama Yahudi tetapi sulit untuk menghukum mereka berdua karena tidak ada satu pasalpun melanggar hukum taurat yang bagi masyarakat Yahudi seperti KUHP di Indonesia. 

Kita telusuri sekilas rekam jejak dari Sanhedrin; konon kabarnya di jaman Musa dibentuklah pemimpin-pemimpin untuk mengadili sengketa/perselisihan diantara sesama bangsa Israel. 

Keluaran 18:24-26 
Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah segala yang dikatakannya. Dari seluruh orang Israel Musa memilih orang-orang cakap dan mengangkat mereka menjadi kepala atas bangsa itu, menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. Mereka ini mengadili di antara bangsa itu sewaktu-waktu; perkara-perkara yang sukar dihadapkan mereka kepada Musa, tetapi perkara-perkara yang kecil diadili mereka sendiri. 

Semula hanya Musa sendirian yang mengadili pengaduan dari masyarakat sehingga Musa kewalahan dan mertua Musa memberi saran agar diangkat saja hakim-hakim lainnya supaya Musa tidak lelah dan dapat mengerjakan tugas lain dalam memimpin bangsa Israel menuju tanah Kanaan yang dijanjikan Allah. 
(baca Keluaran pasal 18 selengkapnya). 

Pada jaman Yesus, anggota Sanhedrin sebanyak 71 orang, terdiri dari : 
* imam-imam besar dan agung 
* tua-tua dari kaum terkemuka Yahudi 
* golongan farisi yakni ahli-ahli taurat 

Kedudukan Mahkamah Agama (=Sanhedrin) sangat kuat sebab tugas utama adalah : 
1) menjalankan hukum sipil Yahudi 
2) memiliki kekuasaan administratif 
3) mengadili bukan hukuman mati tetapi berdasarkan hukum taurat. 

Yohanes 18:31
Kata Pilatus kepada mereka: "Ambillah Dia dan hakimilah Yesus menurut hukum Tauratmu." Kata orang-orang Yahudi itu: "Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang." 

Kita dapat gambaran jelas bagaimana beratnya menghadapi pengadilan di Mahkamah Agama Yahudi/Sanhedrin. 

Petrus dan Yohanes sangat gigih melawan tuntutan mereka bahwa tidak boleh memberitakan tentang Yesus dan memberikan pengajaran Yesus. 

Suatu pelajaran penting sangat berharga bagi kita bahwa kita tidak boleh takut menghadapi ancaman dan tuntutan pengadilan, sepanjang kita berjalan di dalam kebenaran Tuhan; seperti yang dilakukan Petrus dan Yohanes. 

Tidak banyak orang beriman sanggup setia pada keyakinan dan panggilan tugas pewartaan/pengInjilan ketika diperhadapkan pada situasi ancaman, intimidasi, atau kesulitan keuangan di hidup mereka sehingga demi keluarga dan demi nyawa mereka akhirnya mau melepaskan tugas panggilan, bahkan ada yang sampai melepaskan iman percaya kepada Yesus. 

Padahal jika saja tetap berjalan dalam kebenaran Tuhan maka tidak ada yang dapat memungkiri atau menyangkal perbuatan kebenaran yang kita lakukan meskipun seringkali konsekwensi dari keteguhan dan keyakinan iman kita adalah banyak penderitaan terpaksa kita harus menanggungnya. 

Makanya, iman seseorang akan terlihat jelas pada saat dirinya menghadapi tekanan hidup; apakah itu kesulitan hidup, apakah sakit penyakit, apakah intimidasi/ancaman atau pilihan hidup yang lebih baik daripada meneruskan mempertahankan iman dan panggilan tugas perutusan. 

Yesus mengingatkan kita bahwa : 
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi namaKu, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."  
(Markus 16:15-18)

Apakah kita masih tidak menanggapi seruan dan pesan Yesus? 
apakah kita lebih memilih hidup di zona nyaman daripada menuruti perintah Yesus yang mungkin beranggapan itu bukan tugasku? 

Kita bisa mencontoh Petrus dan Yohanes memberitakan tentang Yesus melalui sikap dan perbuatan kita yang mencerminkan perbuatan Yesus yang penuh belas kasihan menolong banyak orang, mendoakan orang, menghibur dan memberi semangat seperti perempuan Samaria disumur Yakub, menyembuhkan dan membebaskan belenggu kuasa si jahat/setan dengan kuasa Yesus, atau mengajarkan tentang kebenaran, dsb. 

Kisah 3:2-3,6 
Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!

Kita hanya perlu hidup dalam kebenaran Tuhan dan selebihnya Tuhan sendiri yang menyertai dan memberikan kuasa melalui perantaraan diri kita untuk menyembuhkan dan menolong orang. 

Roh Allah atau Roh Kudus yang diutus Bapa setelah Yesus naik ke Surga, yang akan menyertai kita melaksanakan tugas perutusan dan pelayanan kasih. 

Kita baru saja melewati Paskah dimana Yesus mengorbankan diriNya demi kita menebus dosa kita dan menyelematkan kita dari alam maut dan menjanjikan hidup kekal kepada kita. 

Apakah kita hanya bilang terima kasih dan selanjutnya kita berpangku tangan tidak mau meneruskan tugas-tugas yang Yesus perintahkan supaya kita kerjakan, apalagi Yesus mengatakan bahwa : 

Yohanes 14:12 
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. 

REFLEKSI DIRI 

Benarkah aku sungguh mengasihi Yesus dan hidup di dalam KebenaranNya? 
Kalau begitu, apakah aku mau menuruti nasehat dan kehendakNya yakni agar aku melakukan pekerjaan yang telah Yesus kerjakan selama berada di dunia? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

============= ☆☆☆ ============

Kalender Liturgi Katolik 
Dalam Oktaf Paskah 
Warna Liturgi : Putih 

Kisah 4:13-21
Mazmur 118:14-21 
Markus 16:9-15 
BcO : Kisah 4:5-31 

============= ☆☆☆ ============ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com