Kamis, 06 September 2018

TUGAS PERUTUSAN MEMBERITAKAN INJIL














Rabu, 5 September 2018 

1 KORINTUS 3:1-9 
MAZMUR 33:12-15, 20-21  
LUKAS 4:38-44 

Lukas 4:43-44 
Yesus berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus." Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea. 

Bacaan Injil Lukas hari ini terdiri dari dua perikop, yaitu : 

Perikop pertama melanjutkan bacaan kemarin yang berbicara mengenai kuasa Yesus yang menghardik iblis, membuat Iblis gentar dan takut. 

Hari ini dikisahkan bagaimana Yesus menghardik penyakit, menyembuhkan penyakit ibu mertua Petrus. 

Lukas 4:38-39 
Kemudian Ia meninggalkan rumah ibadat itu dan pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta kepada Yesus supaya menolong dia. Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu menghardik demam itu, dan penyakit itupun meninggalkan dia. Perempuan itu segera bangun dan melayani mereka. 

Perikop kedua 
Yesus mengajar dan memberitakan Injil di Yudea. Yesus menekankan bahwa Ia harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Yesus diutus. 

Kita semua tahu bahwa tugas perutusan kita adalah memberitakan Injil (=kabar sukacita Ilahi). 

Dunia saat ini memporak-porandakan sukacita; banyak orang kehilangan kegembiraan. Hari-hari dilalui dengan kegetiran hati memikirkan keadaan hidup yang semakin berat menanggung derita.
masalah keuangan menjadi sumber masalah hidup dan hanya sebagian kecil saja yang hidupnya tidak dibelit masalah keuangan. Di jaman Yesus berkarya, situasi masyarakat juga mengalami masalah keuangan. 

Jika kita simak isi kitab injil dan kitab2 perjanjian baru menjelaskan tentang pelayanan yang Yesus lakukan, berkisar mengenai : 
1. pengajaran dan pewartaan 
2. menyembuhkan penyakit 
3. memgusir setan dan sejenisnya 
4. memberi makan banyak orang  

Sungguh memperihatinkan situasi kehidupan manusia dari jaman ke jaman, dari satu generasi ke generasi berikutnya ternyata tidak berubah situasi kehidupannya. 

Yang hidup kekurangan mengais-ngais makanan, kesulitan mencari nafkah
yang hidup berkelebihan mengeruk kekayaan, kurang peduli pada orang lain. 

Akibatnya banyak terjadi kelaparan, sakit penyakit, rusaknya hubungan sesama, kecanduan & keterikatan, penindasan, penganiayaan, kesepian, luka batin, dan sebagainya. 

Pemberitaan Injil mutlak diperlukan untuk memberikan harapan, memberi semangat hidup kepada mereka yang kehilangan pengharapan. 

Sungguh disayangkan, tidak banyak orang tertarik terlibat dalam pelayanan, tidak bersedia menginjili karena berpendapat itu bukan tanggung jawabnya, itu tugas pastor, tugas rohaniwan. 

Kita bisa belajar meneladani Yesus yang rela berkorban, tulus melayani, tak pernah lelah, dengan satu tujuan menolong dan melepaskan mereka dari penderitaan hidupnya. 

Bagaimana dengan kita? 

Melayani dengan tulus menjadi sesuatu hal yang tidak populer, tidak menarik perhatian banyak orang. 

Segala sesuatu didunia ini sepertinya harus ada timbal balik, istilahnya take dan give. apa yang saya terima jika saya memberi ! 

Pada bacaan pertama, Rasul Paulus mengkritik sikap jemaat Korintus yang berselisih tentang masing2 golongan yang menunjukkan ketidak-dewasaan rohani mereka. 

1 Korintus 3:4 
Jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani? 

Keadaan tersebut sepertinya masih terjadi sampai saat ini di kalangan orang beriman yang melayani dalam kelompok masing-masing di paroki. 

Suatu komunitas akan bertumbuh jika motivasi team pengurus sesuai visi misi yang bersandar pada kasih Yesus. 

Sering terjadi suatu komunitas rohani mandeg atau tak bertumbuh disebabkan pengelompokan pengurus dimana mau terlibat dalam pelayanan asalkan bersama kelompoknya. 

Motivasi pelayanan sangat menentukan kemana arah komunitas pelayanan itu dibawa, apakah mengikuti petunjuk Tuhan atau mengikuti kemauan segelintir team inti (baca: pengurus inti). 

Mengapa bisa terjadi perselisihan bahkan pertengkaran sesama jemaat yang melayani tugas2 perutusan? 

Perselisihan terjadi karena motivasi mereka membawa kepentingan diri sendiri dan kelompok masing-masing. 

Bukankah kita mengaku sebagai pelayan-pelayan Tuhan namun sering bertindak sebagai atasan/bos yang memerintah kepada bawahan. 

Siapa bos kita sebenarnya jika kita mengaku pelayan Tuhan ? 

Menjadi pelayan Tuhan berarti kita melaksanakan tugas pelayanan sesuai apa yang disuruh Tuhan. 

Itu sebabnya, 
Rasul Paulus menekankan bahwa tidaklah penting siapa yang menanam siapa yang menyiram sebab masing2 akan menerima upahnya; yang terpenting adalah Allah sendiri yang memberi pertumbuhan (1 Korintus 3:7-8). 

MAKNA RENUNGAN HARI INI 

Kita seharusnya memberitakan Injil, 
memberitakan kabar sukacita yang merupakan tugas perutusan kita. 

Menginjili tidak tak terbatas pada pewartaan tetapi bisa melalui sikap hidup kita yang mau melayani sesama yang mencerminkan kasih seperti yang Yesus lakukan. 

Melayani berarti memberi diri untuk menolong orang lain tanpa pamrih demi kepentingan banyak orang, misalnya mendoakan orang sakit, memberi bantuan kepada sesama. 

Melayani bisa dimana saja dimana kita ber-aktifitas sehari-hari, ditempat kita bekerja. Melayani tidak harus keluar rumah, ibu2 melayani dirumah; mengurus rumah dan anak-anaknya. 

Yang penting essensi melayani adalah dengan tulus hati dan gembira bukan untuk kepentingan sendiri. 

Semoga sepanjang hari ini, apa yang kita kerjakan merupakan bagian penginjilan dan pelayanan yang tulus dan memberi dampak sukacita bagi orang lain. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com