Minggu, 09 September 2018

SANTA PERAWAN MARIA


















Sabtu, 8 September 2018 

MIKHA 5:1-4a 
MAZMUR 13:6 
MATIUS 1:1-23 

Matius 1:18 
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibuNya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. 

Injil Matius hari ini mengisahkan tentang penggenapan janji Allah disampaikan nabi Mikha. (baca Mikha 5:1-3) dikatakan bahwa : akan lahir dari perempuan Yehuda seorang yang akan memerintah Israel dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan Tuhan yakni Yesus sebagai Imanuel (Allah beserta kita). 

Matius 1:22-23 
Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" — yang berarti: Allah menyertai kita. 

APA YANG KITA PELAJARI DARI MARIA (=BUNDA MARIA) 

Hari ini gereja katolik ditetapkan sebagai Pesta kelahiran Santa Perawan Maria. 

Tentang Maria (=Bunda Maria) di Injil Matius, tidak dituliskan pribadi Maria sebab Injil Matius lebih menekankan pada tradisi Yahudi menomor-duakan wanita. 
Agar mendapatkan informasi lengkap, renungan hari ini mengenai Maria maka kita melihat dari Injil Lukas. 

Maria adalah pribadi rendah hati yang mau percaya pada janji Allah yang disampaikan Malaikat bahwa ia akan melahirkan anaknya ternyata adalah Anak Allah Maha Tinggi (Luk 1:31-33). 

Maria selalu "menyimpan dalam hati" setiap peristiwa yang berhubungan dengan Yesus. 
Kepercayaan Maria sungguh amat mengagumkan padahal saat itu berita yang ia terima sungguh membuatnya terkejut namun ia mau percaya pada perkataan Malaikat dan Maria. 

Lukas 1:37 
Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil 

APA YANG KITA PELAJARI DARI YUSUF (=St. YOSEPH) 

Dikatakan bahwa Yusuf seorang yang tulus hati mau menerima Maria yang mengandung dari Roh Kudus, walau saat itu status mereka sebagai tunangan (belum nikah). 

Dalam Injil Matius, ditulis tentang Yusuf seorang yang taat (selain ia tulus hati) meski semula ia mau menceraikan Maria (ayat 19) tetapi ia memilih taat seperti dikatakan Malaikat dalam mimpinya. 

Selanjutnya dalam peristiwa lainnya,  berkali-kali Yusuf bermimpi sebelum melakukan apa yang diperintahkan Malaikat. Yusuf mentaatinya meski perintah itu didapatnya melalui mimpi. 

Peranan Yusuf hanya sampai pasal 2 yaitu setelah Herodes mati, Malaikat menampakan diri dalam mimpi bahwa Yusuf diminta keluar dari Mesir dan kembali ke Nazareth. 

Setelah itu Yusuf tidak diceritakan lagi kecuali di Injil Lukas masih ada Yusuf ketika Yesus berumur 12 tahun. 

BAGAIMANA DENGAN KITA? 

Setiap di akhir misa, pastor/romo selalu mengingatkan bhw kita diutus. seberapa dalam makna perutusan itu sebagai sebuah PERINTAH TUHAN yang disampaikan melalui pastor yang harus kita laksanakan.

Bukankah makna kalimatnya serupa dengan perkataan Malaikat ketika menyampaikan perintah Allah dan Yusuf siap melaksanakannya. 

Matius 1:24
Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. 

Begitu juga Maria mengatakan siap melakukan perintah Allah. 
Lukas 1:38
Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." 

Sedangkan sebagian kita menanggapi perintah Yesus melalui pastor/romo dan dari Injil,  dengan tidak serius bahkan bersikap tak peduli alias masa bodoh! 

Referensi perintah pengutusan ada di 
Matius 28:18-21, Markus 16:15-18, dan Yohanes 14:12 sedangkan Lukas tidak secara tegas menuliskan perintah Yesus dalam Injil Lukas namun ia menuliskan perintah Yesus pada Kisah 1:8. 

Agar tugas perutusan dapat dilaksanakan sungguh-sungguh maka hendaknya kita bersikap seperti pada perumpamaan talenta, yaitu sikap orang yang diberi 5 talenta atau paling tidak seperti orang diberi 2 talenta yang memberdayakan talenta yang diterimanya dan hendaknya kita tidak bersikap seperti orang yang diberi 1 talenta, tidak mengupayakan talentanya. 

Demikian juga tugas perutusan yang merupakan perintah Yesus kepada para Rasul dan kemudian diteruskan melalui Tradisi dan Magisterium hingga sampai pada kita umatNya dan melakukannya. 

Maria "selalu memberi" dalam kebersamaan bersama Yesus sejak masih kanak-kanak hingga Yesus berkarya dan sampai setelah Yesus bangkit dimana Maria bersama-sama dengan murid-murid Yesus. 

Realita yang kita lihat, banyak orang datang ke Maria (Bunda Maria) dengan buaanyaak permohonan minta ini itu agar bunda Maria sampaikan kepada Yesus. 

Bukankah seharusnya kita belajar dari Bunda Maria (dan Yusuf,suaminya) adalah sikapnya:  

1. rendah hati dan tulus hati 

Maria menerima dirinya mengandung meski belum menikah dan siap hadapi tekanan dari orang lain, begitu juga Yususf mau menerima Maria meski sudah mengandung. 

2. percaya tanpa banyak analisa 

Saat itu Maria begitu percaya padahal suara yang dia dengar dan Yusuf juga percaya pada mimpinya, belum tentu dapat dipercayai jika mereka analisa kemungkinan lainnya. 

3. Melaksanakan yang dikatakan Allah 
4. ketaatannya 

Hendaknya sikap kita bukan meminta-minta saja tetapi tidak mau belajar meneladani ke 4 sikap diatas. 

Hal ini terlihat banyak lingkungan dimana umat yang hadir sedikit tetapi doa rosario atau novena banyak umat yang datang. 

Ini menjadi salah satu tugas perutusan kita agar memberi penjelasan kepada umat lingkungan mau belajar dari Bunda Maria yang mau melakukan apa yang Allah kehendaki. 

MAKNA RENUNGAN HARI INI 

Kita belajar dari Yusuf dan Maria yang percaya kepada Allah dan segera melakukan yang dikehendaki Allah. 

Iman percaya membentuk sikap ketaatan. Ini point penting memiliki iman sebesar biji sesawi yaitu : percaya meski belum tahu apa yang akan terjadi. 

Namun dampaknya sangat luar biasa; sesuatu hal yang seperti tidak mungkin tetapi karena iman percaya hal tersebut terjadi. 

Yusuf dan Maria telah lakukan sehingga mereka mengalami mukjijat terjadi. 
Maria dan Yusuf,suaminya adalah teladan bagi kita yang melaksanakan perintah Allah melalui mimpi (=wahyu pribadi)  dan mendengar langsung dari Malaikat atau melakukan pewartaan tanpa menunda. 

Membaca, merenungkan, melakukan firman Tuhan melalui kitab suci adalah hal utama yang harus dilakukan sebagai cerminan sikap mentaati perintah Allah, seperti yang ditunjukkan Maria/Yusuf. 

Juga berdoa senantiasa adalah hal utama lainnya harus kita lakukan agar supaya relasi kita dengan Tuhan semakin dekat sehingga kita peka pada perkataan Tuhan yang mau IA sampaikan melalui kita. 

Semoga sepanjang hari ini, kita telah melaksanakan perintah Tuhan melalui sikap hidup dan perbuatan kita sesuai dengan kehendak Tuhan yaitu ada aliran kasih mengalir kepada orang disekitar kita, seperti kasih Yesus yang telah kita terima dan mengalaminya. Amin. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com