Sabtu, 29 September 2018

SEGALA SESUATU ADA WAKTUNYA













Jumat, 28 September 2018 

PENGKOTBAH 3:1-11 
MAZMUR 144:1-4 
LUKAS 9:18-22 

Lukas 9:20-21 
Yesus bertanya kepada mereka: "Menurut kamu, siapakah Aku ini?" Jawab Petrus: "Mesias dari Allah." Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapapun. 

Injil Lukas hari ini berbicara tentang Yesus bertanya kepada murid-muridNya :
menurut kamu, siapakah aku ini? dan melarang mereka supaya jangan memberitahu bahwa Yesus adalah Mesias dari Allah. 

Sekilas timbul pertanyaan kenapa ya Yesus melarang muridNya mengatakan tentang diriNya adalah Mesias. 

Jika dikaitkan dengan bacaan pertama:  
Pengkhotbah 3:1 dan 3:11 
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. 

Berarti sebelum digenapi Firman Allah bahwa Yesus harus wafat kemudian bangkit dan naik ke Surga maka belum dapat disebut Yesus adalah Mesias. 

1 Korintus 15:17 
Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. 

Suatu pelajaran bagi kita bahwa segala sesuatu ada waktunya. Ada proses yang harus dijalankan sebelum sampai ke tujuan. 
Proses itu bisa berbentuk : 
* waktu menunggu 
* kesabaran 
* ketekunan 
* pencobaan 
* masalah lain, dsbnya 

Seringkali kita menginginkan sesuatu terjadi instant; ingin saat ini berhasil tanpa mau tahu gimana prosesnya, yang penting yang aku mau terpenuhi.  

Ada yang mengeluh tidak ada perubahan di dalam dirinya setelah sekian lama dia bertobat dan rajin ke gereja; ikuti misa harian, berdoa, dan baca renungan pagi. 

Orang cenderung tidak sabar menantikan perubahan pada dirinya setelah bertobat. 
pohon saja baru berbuah setelah sekian tahun bertumbuh dan terkadang terkena hama atau parasit yang menghambat pohon itu berbuah. 

Yang namanya bertobat itu adalah meninggalkan sikap hidup yang lama yang bersandar pada prinsip duniawi dengan menerima prinsip kebenaran yang sesuai kehendak Tuhan. 

Biasanya tahap awal pertobatan itu baru sekedar perasaan menyesal dan mungkin saja cemas, khawatir akan resiko yang akan terjadi akibat perbuatan dosanya tersebut. 

Mau melepaskan kebiasaan cara hidup lama itu butuh tekad yang kuat sebab jika tidak bulat niat mau berubah, yach balik lagi kebiasaan lama. 

istilahnya TOMAT = baru saja TObat eh kuMAT lagi... hiii, hiiii. 
TST sajalah = Tahu Sama Tahu. 
kita pasti pernah mengalami TOMAT. 

MAKNA RENUNGAN HARI INI 

Perubahan itu suatu proses.
Seperti yang dikatakan kitab pengkhotbah itu realita bahwa segala sesuatu akan tiba waktunya menjadi nyata dan berhasil mewujudkan impian dan tujuannya. 

Yang sulit adalah memahami dibalik penderitaan, akan ada manfaatnya yang akan kita dapatkan; bisa saja berupa berkat Anugerah Tuhan dicurahkan ketika kita bisa melewati penderitaan itu dengan bersikap menerima derita tanpa banyak protes, tidak komplain. 

Kita sebagai manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. 

Jika kita mau merenungkan semua yang telah terjadi dalam hidup yang kita sudah lalui, ternyata ada hikmah dan ada suatu pengalaman iman yang berharga bagi kita untuk meniti perjalanan hidup selanjutnya sehingga semakin mawas diri dengan mau berserah kepada Tuhan. 

Semoga kita tetap tabah dan menerima apapun yang terjadi namun terpenting adalah kita sudah mengerjakan tugas dan kewajiban kita dengan sebaik-baiknya yang tidak bertentangan firman Tuhan. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com