Minggu, 16 September 2018

MEMPERINGATI SANTA PERAWAN MARIA BERDUKACITA












Sabtu, 15 September 2018 

1 KORINTUS 15:1-11 
MAZMUR 31:2-6,15-16,20 
LUKAS 2:33-35 
YOHANES 19:25-27 

Yohanes 19:25-26 
Dan dekat salib Yesus berdiri ibuNya dan saudara ibuNya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibuNya dan murid yang dikasihiNya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibuNya: "Ibu, inilah, anakmu!"  

Gereja Katolik hari ini memperingati Santa Perawan Maria Berdukacita. 

Injil Yohanes hari ini mengisahkan Yesus menyerahkan ibunya kepada murid-muridnya. 

Yohanes 19:27 
Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. 

Dimana Yusuf, ayahnya Yesus? 
Diduga beliau sudah meninggal dunia sehingga Yesus menyerahkan Maria ibuNya kepada murid-muridnya yang pada saat itu hanya Yohanes, mendampingi ibuNya. 

Betapa memilukan situasi saat itu jika kita sejenak membayangkannya. 
Maria menyaksikan anaknya (=Yesus) menderita penganiayaan dan saat itu tergantung di kayu salib. 

Bagaimana perasaan seorang ibu mendengar anaknya memanggil dalam keadaan memgenaskan (Yoh 19:26). 

Apa yang dialami Maria, ibu Yesus sesuai dengan nubuat (Nabi) Simeon. 

Lukas 2:34-35 
Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang. 

Gereja Katolik dalam Konsili Efesus (tahun 431) berpandangan bahwa Yesus menyerahkan ibuNya kepada para murid dan muridnya saat itu yaitu Yohanes menerima Maria didalam rumahnya berarti juga Maria adalah Bunda Allah.
(silahkan mendalami Mariologi). 

Kita menghormati Maria karena sikapnya berserah dan mempercayakan hidupnya di dalam rencana Allah. 

Lukas 1:38 
Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia. 

Ketaatan Maria terbukti di saat Yesus mengalami penyaliban. Maria menemani Yesus dan berada di dekat salib Yesus. 

Kita umat kristiani hendaknya mencontoh teladan Maria. Kita hendaknya berserah atau menyerahkan seluruh hidup kita dalam Tangan Tuhan. 

Kita kudu mesti yakin bahwa Tuhan Allah pasti memelihara hidup kita karena IA sangat mengasihi kita. 

Kesusahan dan penderitaan kita alami adalah bagian dari salib yang kita pikul masing-masing sebab Yesuspun memikul salibNya; juga Maria memanggul salibnya lewat berbagai duka yang dialaminya. 

Ada 7 duka Maria : 

Duka-1 (Lukas 2:34-35) 
Nubuatan Nabi Simeon  bahwa sebuah pedang akan menembus hatinya. 

Duka-2 (Matius 2:13-14) 
Maria dan Yusuf menyingkir ke Mesir sebab raja Herodes memerintahkan membunuh anak2 dibawah usia 2 Tahun. 

Duka-3 (Lukas 2:43-46) 
Maria dan Yusuf mencari Yesus selama 3 hari yang hilang dari rombongan. 

Dukacita-4 
Maria mendampingi Yesus yang jatuh untuk kedua-kalinya saat memanggul salib menuju Kalvari. 

Dukacita-5 (Yohanes 19:25-27) 
Maria menyaksikan derita Yesus sejak pukulan paku yang pertama hingga tusukan tombak ke lambung Yesus. 

Dukacita-6 (Matius 27:58-61) 
Maria menangis menerima tubuh Yesus sudah meninggal diturunkan dari Salib. 

Dukacita-7 (Yohanes 19:38-42) 
Yesus dimakamkan dan di saat batu menutup kubur Yesus, sebuah pedang kedukaan menembus hati Maria. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com