Jumat, 08 November 2019

PERUMPAMAAN BENDAHARA TIDAK JUJUR


Jumat, 8 November 2019

ROMA 15:14-21 
MAZMUR 98:1-4 
LUKAS 16:1-8 

Lukas 16:1-2 
Yesus berkata kepada murid-muridNya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara

Perumpamaan ini menarik dipelajari dan menimbulkan pertanyaan kepada Yesus: mengapa tuannya memuji bendahara ini padahal tidak jujur mengelola keuangan? 

Lukas 16:8 
Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang. 

Siapakah yang dimaksud anak-anak dunia dan anak-anak terang? Benarkah anak-anak dunia lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang? 

Wow... banyak yang ditanyakan rupanya; anak-anak terang adalah orang yang telah menerima dan percaya kepada Yesus Sang Terang (Yohanes 1:1-10) sehingga diberi kuasa menjadi anak Allah (Yohanes 1:12). 

Atau lebih spesifik dapat dikatakan anak-anak terang adalah mereka yang hidup di dalam kebenaran Allah sedangkan anak-anak dunia adalah orang yang hidup di dalam kebenaran dunia. 

Sesungguhnya bendahara ini bukan menggelapkan uang (=korupsi) tetapi ia telah memboroskan uang milik tuannya berarti ia ceroboh menjalankan tugasnya dan ia harus bertanggung-jawab. 

Apa yang ia lakukan? 
Ternyata ia membuat surat hutang pada seorang yang berhutang kepada tuannya: 

Pertama 
Berhutang seratus tempayan minyak. 
Bendahara ini membuat surat hutang lainnya sebesar limapuluh tempayan 

Kedua 
Berhutang seratus pikul gandum. 
Bendahara ini membuat surat hutang lainnya sebesar delapan puluh pikul 

Dari literatur rohani dapat kita ketahui, pada masa itu hutang minyak akan dikenakan bunga 100% dan hutang atas gandum dikenakan bunga 20%. 

Perhatikan baik-baik, bendahara ini hanya memotong bunga atas pinjaman dan pokok pinjaman dibuatkan surat hutang. 

Hal ini sesuai dengan hukum Taurat yang melarang beban bunga atas pinjaman dari saudaramu atau sebangsamu. 

Ulangan 23:19-20 
"Janganlah engkau membungakan kepada saudaramu, baik uang maupun bahan makanan atau apapun yang dapat dibungakan. Dari orang asing boleh engkau memungut bunga, tetapi dari saudaramu janganlah engkau memungut bunga — supaya Tuhan, Allahmu, memberkati engkau dalam segala usahamu di negeri yang engkau masuki untuk mendudukinya." 

Dengan memotong bunga pinjaman maka bendahara ini berharap orang berhutang pada tuannya akan berterima-kasih pada dirinya sehingga ditampung atau ditolong oleh mereka. 

Lukas 16:3-4 
Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. 

Itu sebabnya tuannya memuji kecerdikan bendahara ini (Lukas 16:8a) karena bunga atas pinjaman, tidak boleh dilakukan maka tindakan bendahara ini benar sesuai hukum Taurat. 

Orang yang berhutang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya diperbolehkan tidak membayar bunga. 

Imamat 25:35-37 
Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga tidak sanggup bertahan di antaramu, maka engkau harus menyokong dia sebagai orang asing dan pendatang, supaya ia dapat hidup di antaramu. Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba dari padanya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu dapat hidup di antaramu. Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu janganlah kauberikan dengan meminta riba. 

Jadi seharusnya perumpamaan ini adalah perumpamaan bendahara tidak setia dan bukan bendahara tidak jujur sebab ia tidak mengambil uang untuk dirinya tetapi salah mengurus dan mengelola keuangan milik tuannya. 

Pelajaran apa yang bisa kita pelajari dari perumpamaan ini

Perumpamaan ini mengajarkan pada kita agar membereskan segala sesuatu yang perlu diperbaiki sebelum tiba saat kita harus mempertanggung-jawabkannya. 

Apa yang harus kita perbaiki atau harus kita bereskan? tentu saja hubungan kita dengan Allah. 

Kita harus mempertanggung-jawabkan hidup kita selama di dunia ini di hadapan Allah yaitu perbuatan kita ! 

Roma 14:12 
Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah. 

Allah memberikan berbagai karunia untuk memperlengkapi kita (baca 1 Korintus 12) dan kita diberi kuasa Allah (Kisah 1:8) di saat pelayanan. 

Allah juga memberikan kita otoritas untuk mengelola keuangan atas harta kekayaan dunia yang ada pada kita. 

Ulangan 8:17 
Maka Janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. 

Jika kita salah mengurus mengelola harta kekayaan yang Allah titipkan kepada kita maka segeralah perbaiki kesalahan itu sebelum kita meninggalkan dunia ini untuk diminta pertanggung-jawaban di hadapan Allah. 

Jangan berdalih banyak alasan untuk menutupi kesalahan dan dosa kita tetapi lebih baik akui dan mohon ampun, lalu perbaiki hidup kita agar sesuai dengan kehendak Allah dan menjalani hidup di dalam kebenaran Allah. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com