Rabu, 24 Juni 2020

BERSANDAR KEPADA TUHAN







SELASA,  23 JUNI 2020

2 RAJA 19:9b-11,14-21,31-36 

Hizkia berdoa memohon Tuhan menolong negerinya dari serangan raja Asyur dan Tuhan melalui Yesaya menyampaikan pesan kepada Raja Hizkia bahwa doanya telah didengar Tuhan. 

MAZMUR 48:2-4,10-11 

Seperti namaMu, ya Allah, demikianlah kemasyhuranMu sampai ke ujung bumi; tangan kananMu penuh dengan keadilan. Biarlah gunung Sion bersukacita; biarlah anak-anak perempuan Yehuda bersorak-sorak oleh karena penghukumanMu! 

MATIUS 7:6,12-14 

Melalui pintu yang sesak dan sempit akan menuju kepada kehidupan dan perbuatlah kebaikan kepada orang lain. 

RENUNGAN 

Dalam bacaan pertama dikisahkan raja Hizkia berdoa kepada Tuhan memohon perlindungan Tuhan atas masalah bangsa Israel yang diserang oleh raja Asyur. 

Kita belajar dari Hizkia, walau ia seorang raja namun bersandar kepada Tuhan dan hendaknya kita mencari solusi terbaik adalah mengandalkan Tuhan. 

Amsal 3:5 
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. 

Tidak mudah memilih mengandalkan Tuhan sebab biasanya ada begitu banyak solusi ditawarkan dunia sehingga kita lebih memilih solusi dunia mengatasi masalah kita. 

Bukan hanya persoalan masalah saja tapi dalam hal kesenangan, kita ditawarkan juga pilihan dari kesenangan duniawi. 

Kita terbiasa memilih kebiasaan umum yang banyak diikuti orang menjadi pilihan yang kita lakukan di dalam segala hal. 

Termasuk memilih hal-hal rohani ataukah hal-hal jasmani dan biasanya cenderung mengutamakan hal-hal jasmani atau hal duniawi daripada hal rohani. 

Yesus mengingatkan kita agar memilih pintu yang sempit dari pada pintu yang luas artinya mengutamakan melalui pintu yang sempit menuju kehidupan abadi dari pada pintu yang lebar menuju kehidupan sementara yakni kehidupan di dunia ini. 

Matius 7:13-14 
Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya. 

Untuk menuju kepada kehidupan abadi, kita mesti menguduskan/menyucikan diri kita di hadapan Tuhan. 

Mungkinkah kita mampu mengkuduskan atau menyucikan diri kita dari kotoran dunia dan menjerumuskan kita berbuat dosa? jawabannya tentu bisa bila kita bersandar kepada Tuhan. 

Kolose 1:21-22 
Kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhiNya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikanNya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematianNya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapanNya. 

Tuhan yang mendorong kita melakukan perbuatan baik agar semakin hari berlalu kita semakin banyak berbuat baik. 

Seringkali kita cenderung menuntut orang lain berbuat baik terlebih dahulu kepada kita dan setelah itu baru kita membalas kebaikan orang lain. 

Matius 7:12 
Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. 

Padahal seharusnya kita banyak berbuat baik kepada orang lain tanpa menuntut balasan dari orang tersebut sebab Tuhan yang membalas kebaikan kita. 

Amsal 19:17 
Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu. 

Karena kita bersandar dan mengandalkan Tuhan maka kita membalas kebaikan Tuhan dengan berbuat kebaikan kepada orang lain. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com